71: Ending.

*BRAK*


Nagisa mendobrak pintu dan buru-buru mengambil sepedanya.


Nagisa: "KAK, MAMA, AKU PERGI DULU YAH, DAHH! MUAHH!" seru Nagisa sambil buru-buru menaiki sepedanya.


Rikou: "SARAPAN DULU WOI!"


Nagisa: "Gak usah! sebentar aja kok!" seru Nagisa dari kejauhan. ia buru-buru menggoes sepedanya, tak peduli dengan apa yang ada dihadapannya. ia tak sabar ingin bertemu teman-teman zodiaknya, terutama mereka yang sedang melaksanakan perpisahan di sekolah saat ini.


para zodiak sudah berjanji akan berkumpul di hari perpisahan untuk berdiskusi untuk yang terakhir kalinya. 


dibawah mekarnya bunga sakura yang berjatuhan, Nagisa menerobos masuk ke dalam sekolah. mencari kerumunan para anggota zodiak. begitu melihat sosok Rigel, ia langsung berteriak dan berlari kearahnya.


Nagisa: "Rigel-sama!" seru Nagisa sambil berlari kearah Rigel.


Rigel: "Nagisa! kau datang, aku kira kau ketiduran" ujar Rigel.


Nagisa: "maaf aku terlambat, aku hampir lupa kita mau diskusi terakhir disini" ujar Nagisa sambil mengacak-acak rambutnya.


Retsu: "tidak kok, kau tidak terlambat. kami sejak tadi sedang menunggumu" ujar Retsu sambil menggenggam erat tangan Ayato disampingnya.




Nagisa: "maaf ya, kalian pasti lama menungguku. oh ya, dimana Kento?" tanya Nagisa.


Kento: "disini" ujar Kento sambil mengangkat tangannya. melihat sosok laki-laki itu, kedua mata Nagisa langsung berbinar-binar.


Nagisa: "Kento! aku kira kau tidak datang"


Kento: "enak saja, kenapa aku tidak datang? ini kan, acara perpisahanku sendiri dan lagi.. kalau aku tidak datang, aku tidak akan melihat.. wajah sahabatku lagi" ujarnya sambil menggaruk leher dan memalingkan pandangannya.


mendengarnya, Nagisa tersenyum lebar.


Nagisa: "kau manis sekali!" ujar Nagisa sambil cekikikan dan mencubit pipi Kento


Nagisa: "Oh ya, kita mau diskusi apa hari ini?" tanya Nagisa. Rigel menatapnya sambil tersenyum lebar, ia sudah menunggu Nagisa menanyakan hal ini sejak tadi.


Rigel: "sebenarnya, kami berbohong Nagisa."


Nagisa: "eh?"


Rigel: "kami sudah diskusi sejak tadi tanpamu"


Nagisa: "eh..? KALIAN DISKUSI TANPAKU!?" pekik Nagisa.


Rigel: "jangan terkejut, habisnya ini kejutan untukmu. makanya kami rahasiakan, tapi kami akan menjelaskan hasil diskusinya spesial untukmu" ujar Rigel. Nagisa cemberut dan menggembungkan pipinya.


Kento: "gak usah kek gitu, jelek. lagipula kan, ketua mau bacakan hasil diskusinya" kata Kento sambil mencubit balik Nagisa.


Nagisa: "tetep saja gak adil!" seru Nagisa. melihatnya, Rigel tersenyum.


Rigel: "hei, Nagisa.. bisakah kau mengulurkan tanganmu padaku?" tanya Rigel, Nagisa menatapnya bingung namun ia tetap mengulurkan tangannya. Rigel meraih sebuah kunci emas dari sakunya dan memberikannya pada Nagisa.




Rigel: "ini milikmu sekarang"


Nagisa: "eh.. apa? b-bukannya ini milikmu?" tanya Nagisa heran. Rigel menggeleng.


Rigel: "sekarang milikmu seutuhnya. kunci ini adalah benda yang diturunkan oleh ketua KA ketika mereka lulus kepada ketua KA yang baru. sekarang, benda ini milikmu Nagisa"


Nagisa: "milikku? m-maksudnya.. a-aku.."


Rigel mengangguk.


Nagisa: "a-aku tidak bisa, Rigel-sama. aku bukan orang yang--"


RIgel: "tentu kau bisa, aku melihat potensi dalam dirimu Nagisa. kau mampu membuat KA menjadi penuh warna dan indah saat kau masuk pertama kali di KA, kau punya semangat yang bagus, dan kau punya keberanian yang luar biasa. semua itu pun sudah cukup untukmu dalam membangun KA yang baru"


Rigel: "dan aku yakin, siapapun Ketua KA kedepannya, KA akan selalu penuh dengan orang-orang pemberani sepertimu Nagisa."


Nagisa: "entahlah.. aku tidak yakin aku--"


Kento: "Rigel sudah memberikannya padamu, apa kau ingin mengecewakannya dan kami Nagisa?" potong Kento. Nagisa terdiam sejenak dan menatap kunci itu, lalu menggenggamnya.


Nagisa: "jika itu apa yang kalian mau dan kalian percaya padaku maka, aku rasa aku akan menerimanya"


begitu mendengar respon itu, mata Rigel langsung berkaca-kaca dan ia langsung memeluk Nagisa erat-erat.


Rigel: "terima kasih banyak, Nagisa.." bisik Rigel, Nagisa memeluk balik Rigel.


tak lama kemudian, mereka mulai melepaskan pelukannya. 




Rigel: "kalau begitu, ini selamat tinggal. semoga kita bisa bertemu kembali, semuanya. terima kasih untuk tahun-tahun terbaik yang telah kalian berikan, terima kasih telah berpartisipasi dan mau bertarung bersama-sama selama tiga tahun ini. semoga setelah ini, kegelapan tak lagi menyelimuti dunia dan awal baru yang manis mulai terlukis"




Rigel: "semuanya, dengan ini aku serahkan jabatanku kepada Nagisa"


seluruh anggota zodiak pun bertepuk tangan, dan sesi pelukan pun dimulai. 


Kento: "aku harap kau menjalankan tugasmu dengan baik, Nagisa"


Nagisa: "semoga saja, aku harap begitu" ujar Nagisa sambil tersenyum.


Nagisa: "oh ya, setelah ini kemana kau akan pergi?"


Kento: "SMA swasta tentunya, dan.. aku yakin ayahku bilang bahwa kami akan pindah lagi keluar kota" kata Kento. mendengar itu, entah kenapa hati Nagisa seolah-olah tenggelam.




Nagisa: "begitukah? jadi.. kita tidak akan ketemu lagi?"


Kento: "tidak juga, kadang takdir bisa main-main. mungkin suatu saat kita bisa bertemu... lagi" Nagisa mengangguk dan tersenyum. dalam kedua matanya terukir jelas kesedihan, dan Kento dapat melihat itu.


Kento: "ehem, Nagisa" Kento berdehem, lalu Nagisa menatap kearahnya. Kento membuka lengannya lebar-lebar.


Kento: "kau yakin tidak mau memelukku?"


Nagisa tersenyum dan berlari kearah Kento lalu memeluknya erat-erat. untuk beberapa saat, hening. Nagisa dan Kento hanya sibuk menikmati pelukan yang mereka bagi. 


begitu selesai, Nagisa melepaskan pelukannya namun tiba-tiba Kento mengelus poni Nagisa dan mencium keningnya.


Nagisa terkejut bukan main, dan wajahnya mulai memerah dan memanas.


Kento: "sampai kita bertemu lagi, Nagisa" bisik Kento sambil tersenyum, Nagisa hanya terdiam dan menikmati saat-saat itu, hingga..


Seluruh KA kecuali Nagi dan Ken: "CIEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE ADA YANG MAU NYUSUL NIH"


Mendengar itu, Nagisa dan Kento terkejut bukan main.


Keith: "oi, pj lha pj gak afdol janjian kaga ngasih pj" goda Keith.


Kento: "E BACOD KALE LAH KAU!1!" pekik Kento, sekarang wajahnya ikut memerah.




sementara Kento sedang memarahi anggota-anggota lain, Nagisa sedang terdiam sejenak. mengingat kejadian yang sudah lama, kini ia merasa senang sekali bisa bertemu dan melihat Kento sekali lagi.




......................


Nagisa tumbang, jatuh dihadapan batu nisan dengan nama yang ia kenal disana. ia terus meraung-raung, memanggil nama Kento terus menerus.


seseorang datang kedepannya dan berusaha menghibur gadis malang itu.


"Nagisa.. sudahlah.. jangan menangis, ada aku disini.."


"Nagisa.. ssh, sudahlah..."


suaranya begitu lembut, namun Nagisa tidak dapat mendengar suaranya yang lembut karena suaranya sendiri.




"woi, hentikan itu. kau membuatku malu saja.."




Nagisa terus menangis semakin kencang, hingga..


*BLAK!1!*


orang dihadapannya itu menampar dengan keras kepala Nagisa.


"AKU MASIH HIDUP, IDIOT!" 


seru suara laki-laki yang ia kenali itu, Nagisa buru-buru mengangkat kepalanya dan terkejut melihat sosok wajah Kento. ia pun berhenti menangis.


Kento: "Kau lihat diriku sekarang?"


Nagisa: "...GYAAAH ADA JURIG!!!!!!!!!!" seru Nagisa terkejut.


*BLAK!1!*


Kento menjitak kepala Nagisa dengan kencang.


Kento: "seenak saja menyebut orang sudah mati, aku masih hidup!" seru Kento sambil memegang erat kedua pundak Nagisa.


Nagisa: "K-Kau.. benar-benar masih hidup? t-tapi bagaimana? kau melawan Echidna seorang diri dengan kekuatan yang seperti itu, kau-- kau pasti.."


Kento: "aku pasti sudah mati seandainya Rigel tidak datang tepat waktu. aku sempat menghubunginya dengan mengirim sinyal lewat bros sebelum aku menyerang Echidna, jadi seandainya jika aku mati.. ia tahu dimana tempat kita berada"


Nagisa: "lalu bagaimana dengan batu besar itu? kenapa ada namamu disana?"


Kento: "yah.. sebenarnya.. aku sudah berniat mau menakut-nakutimu dengan mengukir namamu diatas batu nisan itu, tapi akut tidak menyangka kau akan menangis sampai seperti itu.. jadi--"


Nagisa: "IDIOT! KAU MEMBUATKU PANIK!!!!!" pekik Nagisa sambil memukul-mukul perut kekar Kento yang terlihat jelas. Kento hanya menjulurkan lidahnya kepada Nagisa.


Nagisa: "kau tidak boleh seperti itu, aku tidak mau kau terluka atau sampai meninggal hanya karena melindungiku."


Kento: "bukankah sudah tugasku? sejak dulu, Rigel sudah menyuruhku mengawasimu"


Nagisa: "tetap saja tidak bisa begitu, kau malah membuatku--"


sebelum Nagisa hendak mengatakan apapun lagi, Kento sudah memeluknya erat.


Kento: "kau tak perlu khawatir, jika pun aku mati asalkan kau hidup itu semua sudah cukup untukku. aku tidak merasa terbebani, jika harus mati karena melindungi teman. kau sudah melakukan yang terbaik Nagisa, kau pantas untuk dilindungi."


Nagisa terdiam dan memeluk Kento balik.


Nagisa: "terima kasih, pahlawanku." bisik Nagisa. Kento terkejut mendengar kata-kata itu, namun ia hanya tersenyum dan semakin erat memeluk Nagisa.




...............


malam harinya, setelah acara perpisahan itu Nagisa menaruh kunci emasnya didekat sebuah figura foto dua orang anak kecil. yaitu Nagisa dan Kento.




Nagisa: "sampai kita bertemu lagi... teman" gumam Nagisa. 




setelah itu ia berubah wujud menjadi Aquarius dan melompat keluar jendela untuk pergi melaksanakan misinya.




kedepannya, meski kita tidak bertemu


aku akan selalu ingat petualangan-petualangan yang kau dan aku jalani




terima kasih sudah mengajarkanku pentingnya keberanian, Kento.


aku janji akan tumbuh menjadi gadis yang lebih kuat dari sebelumnya.


terima kasih, pahlawanku.






[End]





Comment