59: Dreaming Girl

Nagisa bangun dari tidurnya.


Kepalanya masih terasa sakit, apalagi setelah mimpi itu. ia melihat dirinya sewaktu kecil dengan Kento.


mimpi apa itu?


Nagisa: "Kento..." gumam Nagisa.


perlahan, ia mulai mengingat apa yang terjadi sebelum ia pingsan.


Nagisa: "..Astaga.." 


Nagisa buru-buru menyambar jaketnya dan bergegas melompat keluar jendela. kemudian, ia dengan cepat pergi ke Mansion Rigel.


ia terus berlari, mengabaikan hujan yang perlahan turun membasahi rambutnya.


Ditengah jalan, ia bertemu dengan banyak sekali makhluk aneh berjubah hitam yang berjalan berlawanan arah dengannya.


Nagisa kemudian berhenti begitu ia melihat seekor ular putih yang ia kenali dihadapannya.


Nagisa: "itu kan.. ularnya Layl.."


ular putih itu kemudian mulai melata kearah kiri, seakan menunjukkan Nagisa sebuah jalan. Nagisa mengikuti ular putih itu.


ia sampai disebuah gang sempit gelap.


Saking gelapnya, Nagisa bahkan tidak bisa melihat ujung gang itu.


Nagisa: "kau mau menunjukanku apa?" tanya Nagisa pada ular itu. ular putih itu hanya melata kedepan, Nagisa berjalan mengikutinya.


ia berjalan masuk kedalam gang sempit yang gelap dan becek itu. semakin ia masuk, sebuah suara cambuk semakin terdengar.


ia terus berjalan kedepan, dan suara cambuk itu semakin keras. ia melihat ada sosok Layl disana, dengan sosok wanita berambut putih tinggi disana. Wanita itu sedang mencambuki Layl.


wanita itu terlihat familiar dimata Nagisa. tapi Nagisa tak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena tertutup dengan jubah hitam yang dipakainya.


*PLAK*


??????: "Dasar gadis bodoh tidak berguna.. kenapa kau tidak langsung bunuh saja gadis itu!?"


Layl: "Maaf, Nona............" rintih Layl sambil menangis.


??????: "Maaf katamu? tidak ada maaf lagi untukmu, ambil bros para Zodiak untukku.. atau kau yang akan kubunuh!" serunya.


Layl: "Maaf.. maaf... nona......."


*PLAK*


Wanita itu terus mencambuki Layl. tubuh Layl penuh dengan luka cambukan dimana-mana. Dan suara Layl merintih kesakitan semakin kencang.


Nagisa: "dia harus ditolong..." gumam Nagisa, bros birunya mulai bersinar.


Kemudian, Poro mulai berbicara dari dalam bros birunya.


Poro: "Nagisa, cepat lari! Wanita itu adalah Echidna, Poro! kalau ia tahu kau disini, kau akan mati, Poro!" katanya.


Nagisa: "Tapi.. Layl.." 


Nagisa menatap ular putih Layl. ia lantas mengabaikan perintah Poro dan menggenggam erat brosnya.


Nagisa: "....Aquarius" bisiknya. seketika sebuah cahaya biru listrik terang muncul menutupi tubuhnya, ia berubah wujud menjadi Aquarius dengan cepat.


Lalu, Echidna merasakan auranya yang begitu kuat.


Echidna: "Huh..?" Echidna menghentikan cambuknya.


Nagisa: "Oi, lepaskan Layl" perintah Nagisa, ia keluar dari balik tempat persembunyiannya.


Echidna tersenyum menyeringai dibalik jubah hitamnya.


Echidna: "Luar biasa, belum ada zodiak yang berani datang langsung padaku dengan tujuan suci sebelumnya..." kata Echidna.


Layl: "Nagisa.."


Echidna: "sekarang, berikan aku brosmu dan akan kulepaskan temanmu ini" kata Echidna.


Nagisa: "perlu kau ketahui, aku tidak akan pernah membiarkanmu merebut brosku..


dan aku juga tidak akan membiarkanmu menyentuh Layl lebih jauh lagi" kata Nagisa, kedua mata birunya bersinar didalam kegelapan.


Echidna: "hmm..? baiklah.. kalau begitu.."


seketika, dari dalam kegelapan muncul banyak sekali ular hitam bermata merah yang besar-besar. 


Echidna: "aku akan mengambilnya darimu dengan paksa" katanya.


ular-ular itu langsung melompat dan menyerang Nagisa. namun Nagisa menggunakan pedang dan sihirnya untuk membunuh ular-ular itu.


tapi tetap saja, mereka terlalu banyak untuk dihabisi seorang diri oleh Nagisa.


Echidna: "kenapa tidak menyerah saja? kau tahu.. satu gigitan dari ularku.. maka kau akan mati" jelas Echidna, ular hitamnya yang besar melilit dilehernya.


Namun Nagisa masih bersikeras membunuh mereka semua.


Nagisa: "kalau begitu.."


Nagisa melompat kearah Echidna dengan mengangkat pedangnya.


Nagisa: "...Aku akan langsung menghabisimu saja!" serunya. namun kemudian, ular hitam pada leher Echidna mulai menyerangnya.


Nagisa: !!!!!!!!!


*SRAT*


Sebelum Nagisa terkena gigitan ular itu, Layl melompat kearahnya dan mendorong Nagisa agar menjauh.


sehingga ia yang terkena gigitan ular itu.


...............................


Sementara itu di Mansion, keadaan masih sama.


Lou: "Hei! kami sudah menceritakan segalanya! sekarang katakan dimana Layl?!" seru Lou.


Rigel: "kau tahu? aku juga akan memberitahukanmu dimana gadis itu jika aku memang tahu dimana dia sekarang" balas Rigel, ia berjalan mendekati Lou.


Rigel: "dan.. darimana kami bisa percaya kalau kalian adalah anak-anak yang sedang mencari Layl.. bukan anak-anak buahnya Echidna?" tanya Rigel.


Lou menggeram.


...................................


*BRAK*


Tiba-tiba Nagisa datang dan mendobrak pintu mansion dengan Layl yang tidak sadarkan diri dipunggungnya.


Nagisa: "Rigel-sama! tolong selamatkan Layl!" serunya. semua orang lantas terkejut.


Lou: "Layl!?"


Rigel langsung berlari kearah Nagisa.


Rigel: "apa yang terjadi!?"


Nagisa: "aku akan jelaskan nanti, tolong Layl dulu!" serunya panik.


Rigel: "Virgo!" 


Retsu: "Baik, Ketua!" seru Retsu. Nagisa bergegas membawa Layl ke sebuah kamar kosong.


..................................


Retsu usai menyembuhkan Layl, tapi ia masih tidak sadarkan diri. racun pada ular hitam itu menyebar dengan cepat dalam tubuhnya.


Nagisa: "bagaimana dengan Layl? dia baik-baik saja, kan?"


Retsu menggeleng.


Retsu: "aku ragu. racun itu menyebar dengan cepat dalam tubuhnya, aku tidak tahu jenis racun apa itu.. tapi aku rasa, itu jenis racun ular yang sangat berbahaya."


kedua bola mata Rigel membesar.


Rigel: "racun.. ular, katamu?"


Retsu: "iya, ketua"


Rigel berjalan kearah Nagisa dan memegang kedua bahunya.


Rigel: "Nagisa, dimana kau menemukan Layl? ceritakan semuanya padaku" kata Rigel, kedua bola matanya terlihat serius.


Nagisa: "sebenarnya.. itu... saat aku sedang bergegas kesini.. aku bertemu dengan ularnya Layl dan.. ia menunjukkan aku sebuah jalan, atau lebih tepatnya ia membawaku ke sebuah gang sempit yang gelap.. disana aku melihat Layl sedang.. dicambuki oleh wanita tinggi berjubah dan berambut putih.


aku berusaha menolong Layl, tapi aku malah yang ditolong oleh Layl. ketika ular hitam wanita itu hendak menggigitku, Layl justru datang dan melindungiku sehingga..."


Rigel: "cukup"


Nagisa berhenti bicara.


Rigel: "Aku sudah menduga ini, ia pasti sosok dibalik semuanya. ia kembali"


Nagisa: "apa maksudmu?"


Rigel: "Echidna.. ia adalah gadis yang kau lawan itu adalah musuh terbesar para zodiak selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad yang lalu.






dan sekarang, ia sudah kembali"

Comment