52: Layl

『Warning: episode ini *mungkin* mengandung beberapa kekerasan. Untuk yang tidak suka atau masih dibawah umur, harap tidak dibaca ya :)』
...
[Kejadian ini.. terjadi sebelum aku bertemu dengan Rigel]
.....
[Juga.. kejadian dimana aku... pertama kalinya menemukan kebahagiaan.. namun hilang begitu saja bagai ditiup angin]
....
[Kemana lagi.. aku harus pergi sekarang...?]
......
Seorang gadis kecil berambut putih agak ikal berdiri ditengah keramaian. Orang-orang yang berlalu lalang terus saja melihatnya. Tentu saja, karena wajah gadis itu yang amat menyeramkan, tubuhnya yang kurus tidak terawat, dan pakaiannya yang lusuh dan kumal.
.....
[Sudah 10 hari.. semenjak aku meninggalkan rumah..]
......
[Ayah sudah tidak menyayangiku lagi. Ia selalu menaikkan suaranya setiap kali aku ingin bicara padanya]
.....
[Sebenarnya.. aku ini penakut.]
.....
Seorang anak laki-laki mendorong gadis itu hingga jatuh. Bersama dengan dua orang anak laki-laki yang bersamanya, mereka nampak melihat gadis itu dengan jijik.
.....
Anak A: "Pergi saja kau, Penyihir!"
Anak B: "Kau menjijikan, pergi darisini!"
Anak C: "Mati saja sana!"
.....
Bersamaan, mereka saling bersahutan. Mereka juga melemparkan gadis itu dengan batu, hingga kepala gadis itu berdarah.
Namun, entah kenapa gadis itu hanya terdiam membeku, ia tidak dapat melawan mereka. Ia hanya berusaha untuk melindungi kepalanya.
.....
[Itu benar. Aku memang Penyihir]
.....
[Aku terlahir dari seorang Ayah yang merupakan seorang Beast Spirit, namun berwujud manusia. Sementara Ibuku tidak diketahui identitasnya dan sudah meninggal tidak lama seusai melahirkanku]
......
[Seseorang pernah bercerita padaku, dulu Ayah baik. Tapi semenjak Ibu meninggal, Ayah jauh lebih berbeda dari biasanya.]
.....
[Kalau dulu, Ayah suka membantu orang-orang, sekarang Ayah suka membunuh orang-orang]
......
[Hal inilah.. yang pada akhirnya.. membuatku dibenci]
......
Anak A: "Kau sama saja dengan Ayahmu itu kan?!"
Anak A: "Kau pasti kau membunuh kami juga kan?!"
......
[Semua orang membenciku. Semua orang takut padaku]
.....
[Aku.. tidak tahu harus bagaimana lagi]
......
????????: "Hei, hentikan!!"
....
Seorang anak laki-laki berhenti didepan gadis itu dan menghalangi tiga anak laki-laki itu untuk melemparkan batu padanya.
Seolah, ia berusaha untuk melindungi gadis itu
.....
Gadis itu terdiam, tidak dapat berbicara sama sekali. Ia tidak mengenali anak laki-laki berambut putih dan memakai hoodie merah itu
.....
????????: "Tak apa.. aku akan melindungimu!"
....
Anak A: "Oh, siapa ini? Ksatria kesiangan?"
Anak B: "Jangan-jangan kau juga penyihir ya? Ayo beri dia pelajaran!!"
.....
Anak-anak itu tanpa henti terus melemparkan batu pada anak laki-laki yang melindungi gadis itu. Ia terluka sangat parah.
Dan entah kenapa, melihatnya terluka membuat hati gadis itu tidak tahan dan pada akhirnya bersuara.
.....
??????: "Hentikan.. sudah cukup..."
....
Gadis itu berdiri kemudian berjalan kedepan membelakangi anak laki-laki berambut putih itu. Dan seketika muncul aura mengerikan dari tubuhnya. Ketiga anak-anak itu dapat melihat jelas aura dari tubuhnya. Tidak hanya itu, sebuah lambang ophiucus dilehernya bercahaya.
....
Anak C: "Apa-apaan itu...."
Anak B: "Dia.. menyeramkan... aku rasa kita harus berhenti"
Anak A: "Berhenti? Berhenti kenapa? Gadis ini cuma menakut-nakuti kita, iya kan? Hahahaha"
....
Salah satu dari mereka menghampiri gadis itu
....
Anak A: "Hei, hentikan permainan tipu daya ini penyihir. Aku yakin kau tidak akan mampu menyerang kami, iyakan?"
....
Gadis itu hanya terdiam.


Anak A: "Oh, mau mencoba untuk menakut-nakutiku, ya? Hmm..?"
....
Tiba-tiba saja, gadis itu membuka lebar mulutnya.
Tanpa berpikir panjang, anak itu melihat kedalam mulut gadis itu dan..


Ribuan ular putih keluar dari mulut gadis itu, masuk kedalam mulut anak itu
Ular-ular itu menyerbu ketiga anak itu, akan tetapi anak yang berusaha menolong gadis itu tidak diserang. Salah satu dari mereka yang mendekati gadis itu diserbu banyak sekali ular putih yang menyerangnya secara bertubi-tubi.
Anak-anak itu berteriak, namun tidak ada yang datang. Mereka berusaha lari, dua dari mereka lolos tapi yang pertama kali mendekati gadis itu tidak. Ia mati dengan sangat mengenaskan. Tubuhnya habis dimakan ular putih yang kemudian menghilang begitu saja.
....
????????: "W-Wah.. tadi itu.. kacau sekali.. kau tidak apa-apa?"
....
Anak laki-laki berambut putih itu mendekati gadis itu.
Gadis itu hanya terdiam, membelakanginya.
....
????????: "....H-Hei..."
Anak laki-laki itu memegang pundak gadis itu. Ia mendengar suara tangisannya yang kecil, nafas tersendat-sendat, seolah menahan tangis.
.....
??????: "Kau sudah lihat.. kan..? Kau tidak... takut...?"
......
Gadis itu menangis sambil menutupi wajahnya. Meskipun yang ia telah lakukan terbilang mengerikan, dari suara tangisannya itu anak laki-laki itu tahu bahwa ia cuma seorang gadis biasa yang kesepian.
.....
????????: "Kau tidak perlu takut. Aku juga.. Holy Spirit sepertimu"
.....
??????: "Kau juga...?" Kata gadis itu dengan suaranya yang kecil dan agak serak.
....
????????: "Ya, aku Louis. Kau bisa memanggilku Lou. Aku dan teman-temanku sama seperimu, kami juga Holy Spirit"
??????: "Teman-temanmu..? Itu artinya.. ada orang-orang sepertiku juga dikota ini?"
Lou: "Iya betul. Oh ya, siapa namamu?"
??????: "....Layl"
Lou: "Layl? Nama yang bagus"
Layl: "...Y-Yang benar?" Kata Layl dengan wajah tersipu
Lou: "Uhum" Lou menganggukan kepalanya. Layl hanya tersenyum malu
Layl: "Terima kasih..."
Lou: "Ya, sama-sama. Umm.. apa kau punya rumah? Atau adakah.. orang tuamu?"
Layl: "Aku.. sudah kabur dari rumahku, aku tidak tahu apa aku bisa kembali atau tidak"
Lou: "Kau bisa tinggal denganku dan teman-temanku!"
Layl: "Eh? Y-Yang benar?" Layl kaget.
....
Lou menganggukan kepalanya.
Lou: "Iya, aku serius! Aku dan teman-temanku tinggal disuatu rumah yang terabaikan.. tapi cukup besar sih"
Lou: "Yah, meski agak jelek tapi kami tidak tinggal sendirian kok. Jadi.. ya pasti menyenangkan, bukan?"
Lou tersenyum nyengir. Layl hanya merunduk, dan wajahnya murung seolah tidak suka.
.....
Lou: "Kau.. tidak mau ya?"
Layl: "Tidak. Aku mau, kok. Lagipula, aku tidak bisa tinggal sendirian terus bukan?"
Lou tersenyum senang.
Lou: "Baiklah, akan kukenalkan kau pada teman-temanku!"
....
Lou menarik tangan Layl dan membawanya pergi bertemu dengan teman-temannya.
.....
[Pada saat itu, aku tak menyangka. Ternyata, ada saja orang-orang yang mau berteman denganku]
......
[Meski begitu.. ternyata..]
.....
[.....aku.. salah]
......

Comment