03: Weird

...
Batin Nagisa: "Kok aku gak percaya, ya..? Entah kenapa.. ada sesuatu yang salah disini"
.....
*Cetek*
Shira menutup penanya.
Shira: "Udah, kamu sudah yakin mau pilih Klub Astrologi?"
Nagisa: "Sekali aku bilang "ya", aku tidak akan menariknya lagi"
Nagisa: "Lagipula apakah kau sebegitu pedulinya padaku?"
Shira: "Ehe, tentu saja aku peduli. Aku ini kan, wakil ketua kelas, kamu juga tanggung jawabku, Nagi"
Nagisa: ....
Shira: "Dan.... untuk sekarang mungkin kamu harus lebih hati-hati"
Nagisa: "Maksudmu?"
Shira: "Ya, gapapa. Oh ya, ini kertasnya. Serahkan saja sama ketua klubnya, ya. Klub Astrologi ada di lantai 3, di ruang khusus. Ada tulisannya, kok"
Nagisa: "Ah, iya"
......
Shira berjalan menjauhi Nagisa. Nagisa masih heran tentang gosip yang dibicarakan Shira.
.....
Nagisa: .....
Batin Nagisa: "Aura gadis itu.... tidak enak"
Batin Nagisa: "Setiap bicara denganku... aku merasakan auranya yang aneh... apa aku harus mempercayainya, ya?"
......
Beberapa saat kemudian, bel berdering. Tanda waktu pelajaran sudah dimulai, guru masuk ke kelas dan mulai mengajar seperti biasa. Akan tetapi, masih ada sesuatu yang mengganjal dipikiran Nagisa.
.....
Batin Nagisa: "Apa klub astrologi itu menyenangkan, ya? Aku memang suka tentang zodiak... tapi aku tidak tahu selain hal itu..."
Batin Nagisa: "Ah semoga saja anak-anaknya baik....."
.......
Pelajaran demi pelajaran pun berlalu, tak terasa waktu pulang sudah datang. Nagisa membereskan barang-barangnya dan pulang menuju rumahnya.
......
Nagisa selalu saja pulang sendirian, tidak ada siapapun yang menemaninya. Menurutnya, hal ini sudah biasa. Mengalami kesepian pun juga sudah biasa untuknya.
....
Meskipun begitu, tetap saja tidak bisa dipungkiri bahwa Nagisa sama sekali tidak bahagia.
.....
Rumah Nagisa memang tidak jauh dari sekolahnya, namun kali ini Nagisa berjalan melewati jalan yang berbeda dari jalan menuju rumahnya. Seolah, kakinya menuntunnya kesebuah tempat yang tidak ia ketahui.
....
Tidak hanya itu, pandangan Nagisa pun mulai berubah. Sesuatu yang aneh sedang terjadi, wajah semua orang berubah menjadi tidak karuan, orang-orangan dari gambar anak kecil hidup, rumah-rumah dan gedung-gedung nampak sangat suram dan kuno, bau krayon menyengat dimana-mana. Seolah Nagisa sedang berada di Dunia lain.
....
Nagisa hanya bisa menatap, sambil berkomentar didalam hatinya.
.....
Batin Nagisa: "Apa yang..... terjadi?"
Batin Nagisa: "Semuanya... terlihat aneh... atau ini cuma diriku?"
.....
Ibu A: "Nak? Nak? Kau baik-baik saja?"
.....
Sapa seorang wanita tua paruh baya yang sedang berjalan bersama anaknya. Nagisa menoleh, wanita itu begitu tinggi, wajahnya menyeramkan, matanya hitam dengan pupil berwarna merah, kulit putih pucat, dan wajahnya tersenyum seperti badut era 90'an. Sementara anaknya tidak memiliki mulut, dan matanya terbalik.
.....
Ibu A: "Ada apa, Nak? Kamu terlihat pucat--"
....
*Plak*
Wanita itu berusaha untuk memegang tangan Nagisa namun Nagisa menampar tangannya.
......
Nagisa: "Ah... m-maaf.. aku sedang buru-buru..."
Nagisa: "...P...Permisi...!!"
.....
Kata Nagisa seraya berlari menjauhi ibu dan anak itu.
Padahal, ibu dan anak itu adalah manusia normal. Mereka menatap Nagisa dengan bingung.
...
Ibu A: "Eh...?"

Comment