39: Nagisa's Past (4)

*Krieeet*
Pintu ruang guru terbuka, seorang wanita paruh baya masuk kedalamnya
...
???????: "Maaf, apa benar Nagisa Hitoki ada disini?"
Nagisa: "Ya, saya sendiri. Ada apa?"
???????: "Kau dipanggil untuk segera ke ruang BK. Bu Shria memanggilmu"
Nagisa: *Deg*
...
[Ruang... BK...?]
.....
Nagisa pergi ke ruang BK, disana sudah ada tiga orang anak. Yaitu Inako, Yoka, dan Nemuri
...
Bu Shria: "Hitoki.. Nagisa, 'kan? Murid kelas 7-1?"
Nagisa: "Ya, benar"
Bu Shria: "Silahkan duduk, ada yang ingin saya bicarakan"
.....
*Greekk*
Nagisa duduk dikursi didepan Bu Shria
...
Bu Shria: "Jadi, saya dapat laporan bahwa kamu hari senin kemarin, kamu memukul Inako, apa benar begitu kejadiannya?"
Nagisa: "......Benar"
Inako: "Heh..."
..
Inako tersenyum menyeringai, wajahnya masih lebam karena pukulan Nagisa
.....
Bu Shria: "Nagisa, kalau saya boleh tanya.. apa masalahmu dengan Inako?"
Nagisa: "Inako mengganggu saya sewaktu istirahat, bu. Tidak hanya itu, waktu pertama kali kita bertemu ia sengaja melukai saya dengan beling yang ia tempel ditelapak tangannya"
...
Bu Shria: "Oh? Begitu? Apa kau punya bukti yang valid? Karena saya punya dua saksi yang dapat membuktikan kesalahanmu itu"
Yoka: "Tidak benar, Bu Shri! Nagisa berbohong"
Nemuri: "Kami tidak melakukan hal seperti itu, Bu"
....
Bu Shria: "Bagaimana, Nagisa? Masih ada tindak bela diri?"
Nagisa: ....
Bu Shria: "Jawab saya, Nagisa. Kalau kamu memang berani"
Batin Inako: "Hehe, termakan omongannya sendiri"
...
Bu Shria: "Apa maumu? Apa kamu benar-benar mengalaminya, atau kamu hanya mengada-ngada?"
Nagisa: .....
...
Nagisa menatap tajam Bu Shria
...
Batin Nagisa: "Ucapannya.. benar-benar mendorongku untuk menjadi psikopat"
Batin Nagisa: "Jika saja, aku tidak termakan janji kakak waktu itu aku sudah hancurkan satu ruangan ini..."
.....
Nagisa: "Hah....."
Nagisa: "Ibu mau percaya atau tidaknya, itu terserah pada keyakinan ibu sendiri. Ibu percaya saya, gapapa. Ibu gak percaya sama saya juga gapapa"
Nagisa: "Saya gak butuh belaan dari orang yang tidak percaya pada saya, bu"
....
*Grekk*
Nagisa bangkit dari kursinya
...
Nagisa: "Bu, untuk sekali lagi. Saya akan bilang, saya tidak mengada-ngada atau mengarang cerita yang saya alami"
Nagisa: "Karena saya tahu, berapa kali pun saya mencoba orang seperti ibu tidak mungkin mau mendengarkan saya"
Bu Shria: "Nagisa, kamu---"
....
Nagisa: "Masalah ini, saya serahkan pada ibu untuk masalah percaya gak percayanya"
.....
Nagisa mengepalkan kedua tangannya
....
Nagisa: "Selamat sore"
....
*Brak*
Nagisa keluar dari ruang BK sambil membanting pintu
......
Inako: "Bu Shria, ibu bisa menyelesaikan masalah ini kan?"
Bu Shria: "Tenang, Inako. Masalah ini pasti selesai"
....
Batin Bu Shria: "Ternyata..... Nagisa lebih cerdik dari yang kukira. Ucapannya benar-benar pedas dan tepat"
Bu Shria: "Hmph  ....."
.....
Nagisa kembali ke kelasnya
....
Nagisa: ....
...
*CRAT*
...
Nagisa: "--GAHH!!"
...
*BRUK*
Annie: "Nagisa!"
...
Nagisa menginjak paku dan tumbang
...
Annie: "Nagisa, kakimu berdarah! Ada paku!"
Nagisa: "....Ch.. bocah cecunguk sialan..."
....
Annie: "Nagisa, hati-hati! Sini kuantar ke UKS!"
...
Sementara itu, Shira hanya terdiam dibelakang
....
*Di ruang UKS
...
Dokter: "Wahh, ternyata kakimu tertusuk cukup dalam"
Nagisa: "Apa aku akan baik-baik saja?"
Dokter: "Ya, tapi kakimu akan membengkak dalam waktu yang cukup lama"
Nagisa: "Begitu ya..."
Annie: "Nagisa, maaf.. aku tidak tahu di dekat mejamu ada paku..."
Nagisa: "Tidak apa-apa, Annie"
.....
Dokter: "Nah, untuk antisipasi kalau kakimu bengkak atau sulit bergerak... ini, tongkat bantu berjalan dariku"
Nagisa: ......
...
Dokter memberikan Nagisa sebuah tongkat untuk membantunya berjalan. Seketika ia ingat, ia pernah menggunakan ini dimasa lalu.
.....
Batin Nagisa: "Seperti... masa lalu, ya..?"
......
Nagisa: "Terima kasih, dok"
Dokter: "Sama-sama. Lain kali hati-hati, ya?"
.
.
.
.
.
.
*Sepulang sekolah
...
Rikou: "Nagisa!? Kenapa kau menggunakan alat bantu jalan?!"
Nagisa: "Gapapa kok, kak. Aku hanya tidak sengaja menginjak paku tadi"
Rikou: "APAAAAAAAAAA!?"
Nagisa: "Kak, jangan teriak-teriak dong. Udah  malem"
......
...
Rikou: "Apa?! Kau cerita ke Bu Shria dan gurumu tapi mereka juga tidak percaya dan justru membela si Pembuli?!"
Nagisa: "Ya, seperti itulah"
Rikou: "Aih, ini parah banget. Bu Shria dari dulu gak pernah berubah, selalu saja pandang bulu"
....
Rikou: "Lihat sekarang, gara-gara si Pembuli yang tidak jadi tertangkap basah itu sekarang kakimu jadi korbannya!"
Nagisa: "Aku.. tidak apa-apa kok, kak"
Rikou: "Tidak, Nagisa! Ini bukan tidak apa-apa! Ini namanya sudah keterlaluan! Lihat saja, besok kakak akan menemui Bu Shria. Besok kakak akan menjemputmu!"
Nagisa: "Ya.. makasih deh, kak"
.....
Nagisa: "Kou bagaimana?"
Rikou: "Gak baik, sudah sebulan dia tidak bicara"
Rikou: "Aku khawatir, ia nampak selalu saja sedih"
Nagisa: "Aku akan menemui Kou"
.....
*Drap*
Kou turun kelantai bawah
...
Rikou "Eh? Kousei? Belum tidur?"
Rikou: ...?
Nagisa: ..
....
Kou berjalan kearah Nagisa dan memeluknya
...
*Srat*
Nagisa: "Ah!"
Rikou: ?!
Kou: "Kakak..."
Nagisa: "Kou.. kau bicara ...?"
.....
Nagisa: "Haha..."
Nagisa memeluk Kou
...
[Rasanya... hariku yang buruk terasa menghilang begitu saja begitu aku memeluk Kou]
...
[Tapi... masalah belum selesai]
......
.
.
.
.
.
Keesokan harinya, sepulang sekolah Nagisa membereskan barang-barangnya diloker
...
*Srak*
....
Sebuah kertas jatuh dari dalam loker
..
Nagisa: ?
..
Nagisa membuka kertas itu
..
"WOI ANAK CUPU, KALAU KAU MEMANG BERANI SEPERTI YANG KAU KATAKAN WAKTU ITU TEMUI KAMI DIBELAKANG SEKOLAH SEKARANG JUGA."
.....
Nagisa: "Si cecunguk sialan ini.. mau ngapain dia?"
....
Nagisa pergi ke belakang sekolah untuk menemui Inako
....
*Set*
...
Inako: "Wah-wah, berani juga kau.."
Nagisa: "Aku sudah datang, mau apa kalian?"
Inako: "Yah, lihat saja dulu"
..
*Cetak*
Inako menjentikkan jarinya, kemudian dari belakang Nagisa dua orang gadis menahan kedua tangannya. Tongkat bantu berjalan Nagisa jatuh
........
*SRAT*
Nagisa: "Ah?! Apa yang--!"
Yoka: "Kami sudah menahannya, bos"
Nemuri: "Lakukan apa yang ia pantas dapatkan"
....
Inako: "Nah, Nagisa.. ada kata terakhir sebelum aku hancurkan?"
Nagisa: .....
.....
Inako: "Tidak ada ya?"
Inako: "Guys, jangan lepaskan dia"
Yoka & Nemuri: "Baik"
Nagisa: ......!!!
...
*BUK*
Inako memukul Nagisa hingga wajahnya lebam
....
Inako terus memukuli Nagisa hingga wajahnya babak belur
....
*BUK*
.....
[Ah, deja vu ya..?]
.....
[Rasanya seperti duniaku yang kuimpikan tidak pernah berubah bahkan sekeras apapun aku mencoba untuk mengubahnya]
.....
[Mungkin, inilah jalannya takdir]
....
[Tubuhku yang rapuh, tak mampu menopang beban-beban yang telah lama bersamaku sejak aku lahir]
.....
[Apa.... aku ini.. benar-benar lemah?]
....
*Flashback*
Rikou: "Kau lebih kuat daripada yang kau kira"
.....
Nagisa: ....
..
*Tes*
Darah menetes dari wajah Nagisa yang lebam dan membengkak
....
Inako: "Bagaimana Nagisa? Apa kau merasakannya?"
...
Inako: "Lihat dirimu di cermin Nagisa, kau hanya gadis biasa yang cupu, tidak berguna, dan lemah"
Inako: "Apa kau akan memanggil orang tuamu untuk mengadu? Hah? Apa kau selemah itu?"
....
Nagisa: "........Aku.... tidak lemah... aku.... lebih kuat daripada yang kau kira......"
......
Inako: "Apa--"
...
Nagisa melepaskan tangannya dari Yoka dan Nemuri kemudian memukul Inako dan menghajar mereka bertiga habis-habisan
....
[Benar, aku tidak lemah]
....
[Tapi.. justru kekuatanku yang membuatku lemah]
.....
[Aku tak bisa, mengendalikannya sama sekali]
...
Inako: "Nagisa--!! Hentikan!! Aku mohon--"
..
*BUK*
....
Tangan Nagisa dipenuhi dengan darah, dari wajah Inako dan teman-temannya
....
Nagisa: "Untuk terakhir kalinya dihidupku, aku akan bilang pada kalian yang melakukan hal ini padaku..."
Nagisa: "Kenapa? Kenapa kalian melakukan hal ini?"
Nagisa: "Apa kalian ingin memaksaku untuk menjadi monster?"
.....
Inako: *Hiks* "Maaf... maafkan kami, Nagisa.. k-kami h-hanya bercanda saja"
Nagisa: "Bercanda? Apa kalian pikir yang kalian lakukan hanya bercanda?"
....
Nemuri: "M-Maafkan kami!"
Yoka: "L-Lepaskan kami!"
.....
Inako, Nemuri, dan Yoka terluka parah akibat dihajar habis-habisan oleh Nagisa
....
Nagisa: "Kenapa..? Kenapa aku harus memaafkan kalian...?"
...
Rikou: "Nagisa, sudah cukup"
...
Nagisa: ....!!
...
Rikou: "Hentikan"
Nagisa: "Rikou...neesan?"
...
Nagisa menoleh kebelakang dan melihat Rikou
.....
Rikou berjalan kearah Nagisa
..
*PLAK*
Rikou menampar Nagisa
...
Nagisa: ?!
Rikou: "Apa yang kau lakukan?! Kau memukuli mereka? Mau jadi apa kau, pahlawan kesiangan?"
Nagisa: "Kurasa saat ini kakak tidak bisa hanya menyalahkanku saja"
Rikou: ?
Nagisa: "Apakah kakak tidak melihat luka diwajahku ini?"
Nagisa: "Mereka adalah orang-orang yang telah lama membuliku!"
....
Rikou: "Nagisa, benarkah itu?"
Inako: "Benar, itu semua benar!"
.....
Inako berusaha untuk bangkit dengan wajahnya yang babak belur dan kedua kakinya yang sakit
....
Inako: "Aku dan teman-temanku telah lama membuli Nagisa ...... sekarang.. kami sudah mendapat balasan yang setimpal atas perbuatan kami......."
...
*SRAT*
Inako berlutut, didepan Rikou
...
Inako: "Aku mohon.... maafkan kesalahanku..."
Inako: "Aku.. aku janji tidak akan mengganggu Nagisa lagi! Aku akan mengaku pada semua orang, aku janji! Tapi tolong maafkan kami, kami.. kami akan keluar dari sekolah ini dan tidak mengacau hidup Nagisa lagi!"
....
Inako: "Aku janji... aku janji...aku janji...."
Rikou: ...
...
*Sat*
Rikou berjalan mundur
....
Rikou: "Baiklah, tapi tepatilah janjimu itu"
Inako: "Baik! Baik akan segera aku tepati! Aku janji!"
....
[Kami pun pergi ke Ruang BK dan mengakui segala hal yang terjadi padaku dan menjelaskan semuanya pada guruku dan Bu Shria]
......
[Tapi, nampaknya Bu Shria tidak semudah itu memaafkan kami. Apalagi, selain guru BK dia juga adalah kepala sekolah]
......
[Namun, entah kenapa setelah dibujuk oleh beberapa guru.. ia langsung berubah pikiran]
......
Bu Shria: "Jadi... kau mengakui bahwa kau dan kedua temanmu ini membuli Nagisa?"
Inako: "Benar, Bu Shria. Saya sudah minta maaf pada Nagisa terang-terangan, jadi tolong.... maafkan kesalahan kami"
....
Bu Shria: "Maaf, Inako. Tapi kasus Bullying ini bukan hal yang mudah untuk diatasi"
Bu Shria: "Kasus ini bahkan lebih kompleks daripada kasus-kasus Bullying yang pernah aku jumpai disekolah ini"
....
Bu Shria: "Jadi, kalau aku lihat maka kalian berempat terpaksa aku keluarkan dari sekolah ini"
....
Nagisa: !!
Rikou: "Apa-apaan?! Bu Shria, tidakkah kau sadar bahwa Nagisa adalah korban dari semua ini?! Kenapa kau malah--"
Bu Shria: "Nagisa memang korban bullying dalam kasus ini tapi, Nagisa juga melakukan tindak bullying pada mereka kan?"
Bu Shria: "Jadi, ini sudah adil. Kalian berempat akan aku keluarkan--"
Rikou: "KAU SALAH!"
.....
Rikou: "Kau salah, Bu Shria. Nagisa tidak melakukan ini semata-mata karena keinginannya"
Rikou: "Kau tahu? Kata pepatah pernah mengatakan, "mata dibalas mata" bukankah begitu?"
Rikou: "Jika seandainya Nagisa tidak melakukan tindak bela diri saat itu, aku yakin ia sudah mati"
......
Rikou: "Katakan padaku, apakah kau akan diam saja jika hal itu terjadi padamu?"
Bu Shria: "Jika aku jadi Nagisa, maka aku akan mencari pertolongan"
Rikou: "APAKAH KAU MELIHAT SAKSI MATA YANG MELIHAT KEJADIAN ITU SAAT KEJADIAN ITU TERJADI?!"
Rikou: "Jika seandainya ada seseorang yang melihatnya, ia pasti sudah menolong Nagisa. Manusia macam apa yang malah menolak untuk menolong?!"
........
Nagisa: "Rikou.. sudahlah, kau tidak perlu melakukan hal ini..."
Nagisa: "Kita sudah kalah..."
Rikou: "Aku mohon.... tolong jangan keluarkan Nagisa dari sekolah ini... kami sudah tidak punya harapan..."
Rikou: "Jika kau mau.. aku rela bersujud dihadapanmu demi menyelamatkan adikku Nagisa"
Rikou: "Apapun, asal ia tidak dikeluarkan"
......
Inako: "Bu, saya saja yang keluar dari sekolah ini. Biarkan Nagisa, Yoka, dan Nemuri tetap disini"
Bu Shria: "Kau yakin tak apa?"
Inako: "Aku yakin"
......
Bu Shria: "Baiklah, Nagisa, Yoka, dan Nemuri tidak akan keluar dari sekolah ini"
Bu Shria: "Tapi, anggap saja ini kesempatan terakhirmu. Jika kasus ini sampai terulang lagi maka aku tidak akan segan-segan mengeluarkan kalian dari sekolah ini"
.....
Rikou: "Terima kasih, Bu Shria"
.....
[Akhirnya, aku tidak jadi dikeluarkan dari sekolah]
.....
[Meskipun kejadian ini, masih terus berada didalam pikiranku]
....
[Kurasa, hal inilah yang kelak akan mengubah hidupku]
.......

Comment