45: Star Gazer

....
Kemudian, kapal sihir itu perlahan mundur dan kemudian berlayar menjauh
.....
Nagisa: ........
....
*Flashback*
Rigel: "Kita tidak boleh gegabah dulu, kita harus bisa mencaritahu apa alasan ia membutuhkan bantuan kita. Ya?"
.....
Batin Nagisa: "Apakah Layl ingin membicarakan soal masalah ini, ya?"
....
Nagisa: "Bentar.. Poro dimana?!"
...
Poro muncul lagi
...
Poro: "Hahh... tadi itu hampir saja.."
Nagisa: "Kenapa, Poro?"
Poro: "Gadis itu bukan manusia, Poro!"
Nagisa: "Eh? Apa maksudmu?"
Poro: "Gadis itu adalah Spirit..! Dia bukan manusia, dia adalah Holy Spirit. Spirit yang berwujud manusia, Poro!"
Nagisa: "Holy.. Spirit?"
Poro: "Iya!"
Nagisa: "Lalu kenapa kau takut dengannya?"
Poro: "Auranya menyeramkan sekali, dia adalah Ophichius! Salah satu jenis Holy Spirit yang berbahaya!"
...
Poro: "Nagisa, jika kau mau hidup.. kusarankan agar kau tidak datang besok kerumahnya!"
Nagisa: .....
....
Batin Nagisa: "...Apa iya..?"
....
Sore harinya, Nagisa bersiap-siap untuk berkumpul seperti biasanya. Hanya saja, hari ini lebih awal.
.....
Nagisa bergegas kelantai bawah dan memakai sepatu
..
Rikou: "Wah-wah, kau kemana nih?"
Nagisa: "Ketua klubku mengadakan penelitian bintang malam ini. Aku boleh ikut kan?"
Rikou: "Boleh saja, asal pulangnya jangan malam-malam"
Nagisa: "Lalu? Pulangnya pagi, gitu?"
Rikou: "Dasar, aku bilang pulangnya jangan terlalu larut!"
Nagisa: "Heee.. iya-ya, aku tahu kok. Aku kan, bukan bayi"
.....
Nagisa: "Aku berangkat!"
...
*BRAK*
Nagisa membanting pintu dan pergi ketempat biasa ia dan teman-temannya berkumpul
....
Rikou: "Anak itu.. semangat sekali, apa sih yang membuatnya betah di Klub Astrologi?"
....
Nagisa berlari menuju keatas bukit tempat dimana teman-temannya berkumpul
...
Nagisa: "Teman-teman, maaf aku sedikit terlambat"
Cecil: "Tidak apa, Nagisa. Kita juga baru sampai kok"
Keith: "Iya, Rigel juga belum sampai"
Nagisa: "Eh.. tidak biasanya ia telat.. ada apa?"
Keith mengangkat bahunya
Keith: "Gak tau, dia gak bilang sama sekali di grup"
Nagisa: "Ah.. begitu"
....
Nagisa melirik Rian yang sedang terdiam sambil menatap langit malam
....
Nagisa: "Rian!"
Rian: "Oh hei, Nagisa"
Nagisa: "Kenapa tadi tidak masuk?"
Rian: "Ah.. aku sedang ada urusan penting.. aku tidak sempat izin pada ketua"
Rian: "Maaf ya, aku tidak dapat menemanimu tadi....."
Nagisa: "Uh, tidak masalah"
.....
Wajah Rian terlihat sedih bercampur gelisah
.
.
.
.
Nagisa: "Rian.. kau tidak seperti ini biasanya, kenapa?"
Rian: "Aku.. tidak apa-apa, hanya sedikt.. capek.. mungkin"
Nagisa: "Kenapa tidak cerita? Kita kan, teman"
Rian: "Entahlah, Nagisa.. aku tidak tahu.. aku tidak enak hati saat ini.. maafkan aku.."
Nagisa: "Tapi kau membuatku khawatir, kenapa kau--"
Kento: "Nagisa, hentikan. Biarkan Rian sendirian untuk saat ini"
....
Rian menoleh kearah Kento dengan tatapan tajam
...
Kento: ".....Setidaknya sampai ia membaik"
Nagisa: ....?
Batin Nagisa: "Apa Kento-kun tahu masalahnya Rian?"


Rigel: "Hai, teman-teman! Maaf aku baru datang"
...
Rigel berjalan kearah para anggota. Ia memakai sebuah gaun berwarna putih dengan rumbai-rumbai dan pita dan memakai sebuah kardigan berwarna merah muda.
...
Keith: "Lama amat, abis ngapain? Lalu.. bajumu itu.. kayak abis pulang dari liburan"
Rigel: "Ah, maafkan aku.. aku ada les piano hari ini. Jadi.. agak sedikit telat.."
Rigel: "Aku habis dari tempat les, habis itu langsung kesini"
...
Kanna: "Rigel-san, kau terlalu memaksakan dirimu. Kenapa ikut les piano segala sih? Emangnya kau tidak capek, apa?"
Rigel: "Ehehe.. kalau soal capek sih, iya.. tapi mau bagaimana lagi ya..?"
...
Rigel: "Kedua orang tuaku sebenarnya, sangat ingin aku bisa menjadi seorang pianis.. bukan gadis bodoh yang hanya bisa memikirkan tentang bintang.. dan ramalan"
Rigel: "Yah, aku.. tidak mau mengecewakan mereka. Jadi... yasudahlah, biar capek pun aku ikhlas kalau itu untuk orang tuaku"
.....
Rigel: "Aku tidak mau menjadi anak tidak berguna dimata mereka.."
...
*Puk*
Keith menepuk pundak Rigel
...
Keith: "Dasar, mentang-mentang Ketua... kau pikir kita akan diam saja jika melihat ketua kami putus asa saja, gitu?"
Rigel: "Eh.. Aries..?"
Keith: "Bagaimanapun juga, kau orang yang menyatukan kami semua disini. Kami bukan apa-apa tanpa dirimu, jadi kalau ada apa-apa kau bisa cerita pada kami"
...
Keith: "Hitung-hitung sekalian untuk pendekatan diri, gitu. Kau kan yang paling kaku di KA"
Rigel: ....
...
Rigel tersenyum lega
...
Rigel: "Iya, aku beruntung deh.. punya teman-teman yang peduli seperti kalian"
.....
Nagisa ikut tersenyum senang, namun masih ada sesuatu yang mengganjal dihatinya
...
Batin Nagisa: "Andai saja Rian mengerti....."
.....
Rigel: "Baik, semuanya sudah berkumpul kan? Baiklah, hari ini kita mulai penelitian tentang bintangnya ya!"
Semua anggota: "Ayooo!!"
....
Serena: "Ketu, kayaknya kita punya masalah"
Rigel: "Eh? Masalah apa?"
Serena: "Kita gapunya teleskop, gimana mau meneliti bintang?"
Rigel: "Ahahaha, kau benar. Tapi kita bisa melihatnya dengan mata telanjang kok"
Serena: "Bagaimana?! Langitnya gelap gini"
Rigel: "Tunggu saja dulu"
.....
Tak lama kemudian awan-awan yang menutupi angkasa mulai menghilang dan bintang-bintang dilangit bertaburan dan berkelap-kelip dengan begitu jelas
......
Nagisa: "Waahh......."
.....
.
.
.
.
.
.
Rigel: "Baiklah, kita mulai yang pertama ya. Apa saja bintang yang paling jauh?"
Keith: "Betelgeuse?"
Kanna: "Arcturus?"
Masada: "Rigel?"
......
Rigel: "Benar, mereka merupakan salah satu bintang yang jauh. Tapi.. apakah ada yang paling sepesifik diantaranya?"
Rian: ".....Deneb"
Rigel: "Ah? Kau mengatakan sesuatu, Pisces?"
Rian: "Deneb"
...
Rigel: "Ya, benar. Deneb atau Alpha Cygni merupakan salah satu jenis bintang yang paling jauh, jaraknya dari bumi adalah sekitar 1.420 hingga 7.000 tahun cahaya. Akan tetapi, jarak Deneb sering berubah-ubah sehingga sulit untuk menentukan jarak sebenarnya"
...
*Tc: Adalah satuanpanjang yang didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun melewati ruang hampa udara
....
Keiko: "Berarti.. jarak dari bumi ke Deneb itu.. sekitar 9,4 triliun kilometer.. benar?"
Rigel: "Benar, benar sekali"
....
Rigel: "Walaupun merupakan salah satu bintang terjauh dari Bima Sakti, deneb merupakan bintang paling terang sehingga kita masih bisa melihatnya walau dalam jarak yang jauh"
.....
Rigel: "Nah, kau lihat bintang yang disana itu?"
.....
Rigel menunjuk kearah bintang kecil yang ada di langit
....
Rigel: "Nah, itulah deneb"
Keith: "Bagaimana kau benar-benar yakin kalau itu deneb? Ada banyak ribuan bintang di langit ini!"
Rigel: "Tentu saja aku tahu, itu kan, bagian dari sihirku juga. Aku bisa mengetahui nama-nama bintang-bintang dilangit dengan mata telanjang"
....
Rigel tertawa kecil.
.....
Batin Nagisa: "Sihir...? Ah, benar juga.. Rigel-sama selama ini tidak pernah menunjukan pada kami sihir zodiaknya"
.......
Batin Nagisa: "Kalau aku dan para anggota adalah zodiak, lalu Rigel-sama.. apa?"
.....
Layl: "Bicara soal deneb, mengingatkanku pada seseorang dianggota kita"
....
Nagisa: "Kau bicara padaku?"
Layl: "Tentu saja aku bicara padamu"
Nagisa: "...Yang kau maksud itu.. Rian, bukan?"
Nagisa: "Apa karena nama keluarganya adalah "Deneb"?"
Layl: "Sebenarnya tidak hanya itu, aku hanya merasa.. Rian adalah anggota paling jauh daripada anggota lainnya"
....
Nagisa: "Maksudmu...?"
Layl: "Hei, Nagisa"
Layl: "Apakah kau pernah melihat Rian sesekali berbaur dengan teman-teman se-anggota klub?"
.....
Nagisa: .....
Batin Nagisa: "Kalau dipikir-pikir.. iya juga sih.."
....

Comment