49: Needles

...
Keesokan harinya, seperti biasa. Rikou sedang berada didapur menyiapkan sarapan, dan Nagisa belum bangun juga sejak tadi.
.....
Rikou: "Nagisa, sarapan nih!"
....
Tidak ada jawaban
....
Rikou: "Aih, anak itu. Semalam main kemana sih? Daritadi tidak bangun-bangun..."
....
Rikou: "Nagisa, ini ada sarapan kesukaanmu nih! Ayo bangun!"
.....
Masih tidak ada jawaban
.....
Rikou: "Aih.. Nagisa"
Rikou naik kelantai atas menuju ke kamar Nagisa
Rikou: "Nagisa, sarapan dulu nih!"
...
*tok tok tok*
Rikou mengetuk-ngetuk pintu kamar Nagisa. Namun tidak ada jawaban.
....
Yang bisa ia dengar hanyalah suara Nagisa yang sedang batuk.
....
Rikou: "Nagisa, kau sakit ya? Nagisa..?"
....
*Kriieeeet*
Rikou perlahan membuka pintu.
Ia begitu terkejut, Nagisa berada diatas ranjangnya terbangun sambil batuk-batuk.
Hanya saja, Nagisa terus mengeluarkan darah dari mulutnya sambil terbatuk-batuk.
....
Darah dimana-mana, membasahi seprai dan selimut ranjang Nagisa
.....
Rikou: "NAGISA!!"
...
Rikou berlari menghampiri Nagisa dan membantunya berdiri. Ia kemudian membawa Nagisa ke kamar mandi.
Nagisa tidak bisa berhenti terus memuntahkan darah. Seluruh pakaiannya basah oleh darahnya.
.....
Nagisa: "...Ah...hah.....hah...hah.."
....
Rikou: "Nagisa"
....
*Srat*
Rikou memeluk Nagisa. Nagisa begitu lemas, ia pun juga tidak paham dengan apa yang terjadi.
.....
Rikou: "Nagisa.. ada apa denganmu..?"
Rikou: "Kenapa.. kenapa kau begini?"
....
Rikou: "Apa kau sakit..? Hei, jawab aku!" Teriak Rikou, matanya berkaca-kaca menahan tangis.
....
Nagisa hanya terdiam.
....
Nagisa: "Kakak.. aku baik-baik saja.. aku tidak sakit"
Rikou: "Kau bohong.. kalau kau tidak sakit kenapa kau seperti ini?!"
......
Batin Nagisa: "Aku juga tidak tahu, kak. Aku... benar-benar tidak mengerti"
Batin Nagisa: "Tapi.. aku rasa.. ini adalah bagian dari kegilaanku.."
.....
Nagisa: "Aku bersungguh-sungguh, aku baik-baik saja"
Nagisa: "Kakak tidak perlu khawatir..."
....
Rikou: "Nagisa, nanti kita pergi kedokter ya. Aku tidak mau tahu, kau harus menuruti kata-kataku!"
.


.....
Nagisa: "Baik.. kak"
....
Rikou melepaskan pelukannya
....
Rikou: "Cepatlah mandi sana, kita harus ke dokter. Sekarang"
....
Rikou pergi meninggalkan Nagisa dikamar mandi seorang diri.
.....
Nagisa: ....
Nagisa melihat ketelapak tangannya, disana terdapat genangan darah yang keluar pada saat ia batuk.
Didalam darah itu, terdapat banyak sekali jarum-jarum kecil
.......
Nagisa: "Apakah ini.. bagian dari kegilaanku juga?"
......
*Di Klinik
.....
Dokter: "Jadi.. nak Rikou, berdasarkan dari hasil pemeriksaanku Nagisa sama sekali tidak sakit"
Rikou: "E-Eh? Benarkah?"
Dokter: "Ya, itu benar"
....
Rikou: "Tapi, ia terus menerus memuntahkan darah! Itu benar kan, Nagisa"
Nagisa: "...Y-Ya"
Dokter: "Ya..... soal itu.. aku juga tidak tahu. Tapi, dapat dipastikan bahwa Nagisa sama sekali tidak sakit.."
....
Dokter: "Tapi, untuk pencegahan aku akan memberimu obat ini"
Dokter: "Semoga cepat sembuh"
....
*Sepulang dari Klinik..
....
Rikou: "Nagisa"
Nagisa: "Hmm?"
Rikou: "Kau pikir.. kenapa semua ini bisa terjadi?"
Nagisa: "Yah.. tidak tahu..."
....
Rikou terlihat cemas. Walaupun sudah tahu bahwa hasilnya Nagisa sama sekali tidak sakit
.....
Rikou: "Aku khawatir sekali, tahu"
Rikou: "Aku kira.. sesuatu yang buruk telah terjadi padamu"
.....


Tiba-tiba langkah kaki mereka berhenti begitu melihat Keith berdiri didepan rumah Nagisa. Awalnya, Keith tidak sadar.  Namun kemudian, ia menoleh kearah Rikou dan Nagisa.


Keith: "Ah, kalian rupanya. pantas saja sejak tadi aku memanggil Nagisa tidak ada orang. ternyata dia disini"


Rikou: "M-Maaf... kau siapa, ya?" 


Keith: "Eh... benar juga ya, kau pasti kakaknya Nagisa ya, aku Keith teman satu klubnya Nagisa. salam kenal" Keith mengulurkan tangannya


Rikou: "Aku Erikou, kakaknya Nagisa. senang bertemu denganmu" Rikou menjabat tangan Keith.
Keith: "Eh, Nagi. Ayo kita pergi sekarang, Rigel menunggu kita lho"
Nagisa: "Ah, iya ya..."
Rikou: "Maaf, pergi kemana ya?" Rikou menggenggam tangan Nagisa seolah menolaknya pergi.
....
Nagisa: "Ah, ada.. tugas dari Klub, dari Rigel-sama"
Nagisa: "Aku harus segera--"
Rikou: "Segera apa?"
....
Rikou mengubah nada bicaranya
......
Nagisa: "Kakak... aku--"
Rikou: "Kau tidak sadar apa yang telah terjadi?"
Rikou: "Kau sakit, Nagisa! Kau harus tetap tinggal denganku dirumah!"
Nagisa: "Tapi--"
Rikou: "Tapi apa? Apa kau lebih mementingkan klub bodohmu daripada dirimu sendiri?"
....
Klub... bodoh..?
....
Nagisa: "Apa maksudmu...?"
Rikou: "Kau tidak boleh pergi kemanapun, Nagisa. Kau. Harus. Tinggal"
.....
Nagisa melihat wajah Rikou menjadi aneh seolah error seperti komputer. Wajah Nagisa memucat, sementara itu Keith terdiam dibelakangnya.
.....
Rikou: "Ada apa dengan wajah itu, Nagisa? Apa kau lebih mementingkan klub itu daripada nyawamu? Dari pada aku?"
......
Rikou: "Setelah apa yang terjadi padamu dimasa lalu.. aku tidak pernah merasa aman untuk melepasmu"
Rikou: "Aku ingin kau tetap tinggal, aku ingin kau melihat senyumanmu, Nagisa."
....
Rikou: "Papa dan mama sudah pergi, saat-saat kita sedih juga sudah berakhir. Kita bahagia sekarang, jangan... jangan hancurkan itu, tolong"
......
Nagisa melihat wajah kakaknya yang mengerikan, ia merasakan aura penyihir darinya.
.....
Nagisa: "Menjauh dariku"
...
*SRAT*
Nagisa melepaskan tangan Rikou
....
Rikou: "Nagisa--"
Nagisa: "Tidak"
....
Nagisa: "Aku.. tidak akan membiarkanmu menghentikanku"
....
Nada bicara Nagisa juga ikut berubah. Matanya menggelap seperti ikan mati
.....
Nagisa: "Kenapa, kakak? Kenapa kau mengatakan semua itu?"
Nagisa: "Klub Astrologi juga adalah tempatku berbahagia, satu-satunya tempat disekolah dimana aku merasa aman... kau juga.. jangan merusaknya untukku.."
....
Keith bisa melihat dan merasakan aura mengerikan dari tubuh Nagisa.
.....
Keith: ....
....
Nagisa: "Keith, ayo"
Keith: "B-Baik"
.....
Keith berjalan bersama Nagisa meninggalkan Rikou
.....
Rikou: "...Nagisa..."

Comment