65: Trapped.

Sudah tiga hari.


Sudah tiga hari semenjak Nagisa tinggal di Mansion Rigel. 


tiga hari tanpa keluar Mansion.


dan tiga hari tanpa melihat atau menghubungi Rikou.


kini, Rikou sedang kebingungan mencari Nagisa. ia sudah melaporkan ke pihak polisi, namun selama tiga hari itu belum ada hasil apa-apa. kini ia sedang duduk di ruang tamunya seorang diri, menyalakan televisi namun tidak menontonnya sama sekali.


Rikou: ...


Batin Rikou: "apa iya.. Nagisa kabur?"


Batin Rikou: "kenapa? kenapa ia melakukan itu? apakah aku terlalu kasar padanya.. atau--"


Batin Rikou: "tidak.. Nagisa tidak seperti itu, aku yakin itu. tapi kemana gadis itu?" 


karena sibuk melamun, Rikou tidak sadar bahwa Kou sejak tadi memanggil-manggilnya.


Kou: "Rikou! Rikou-neesan!" panggilnya. mendengar suara Kou yang semakin keras itu, Rikou langsung kembali dari alam bawah sadarnya.


Rikou: "Kousei..? ada apa?" tanyanya. Kou menunjuk kearah pintu, Rikou baru sadar selama ini ada seseorang dibalik sana tengah mengetuk-ngetuk pintu rumahnya.


Rikou: "Nagisa?" gumam Rikou, ia langsung melompat dari sofa ruang tamu dan melesat ke depan pintu. namun, yang ia lihat dibalik pintu bukanlah Nagisa.


tapi mamanya.


wanita paruh baya itu menatap Rikou yang kecewa, ia berharap bahwa seseorang dibalik pintu itu adalah adiknya Nagisa atau pihak kepolisian yang membawa kabar baik namun..


Rikou: "mama? a-ayo masuk, diluar sebentar lagi mau hujan" kata Rikou sambil membukakan pintu untuk wanita paruh baya itu.




Rikou mengajak mamanya duduk dan membawakannya teh hangat. Diluar sedang hujan deras, Kou tidur dipangkuan mamanya sementara Rikou hanya terdiam membiarkan ruangan lengang begitu saja.


Rikou: "maaf, mama. aku kakak yang buruk, aku bahkan tidak bisa menjaga seorang adik dengan baik" kata Rikou.


Mori: "tidak, Rikou. kau sudah menjadi kakak yang baik, justru aku lah ibu yang buruk. aku meninggalkan kalian bertiga sendirian demi luka dan kesedihanku seorang diri. aku memukuli Nagisa, dan bahkan membiarkanmu putus sekolah.." kata Mori.


Rikou: "tapi.. aku tidak bisa menjaga Nagisa, bahkan saat ini aku kehilangan gadis itu.."


Mori: "Nagisa pasti baik-baik saja"


Rikou: "bagaimana kau bisa yakin?" tanya Rikou, kedua pipinya mulai basah oleh air mata.


Mori: "kau kakaknya. kau juga adalah orang yang melihatnya tumbuh dari awal ia kecil hingga sekarang. diusia yang masih kecil, ia sudah menghadapi banyak hal dan aku yakin itulah yang membuatnya tumbuh menjadi gadis yang kuat"


Mori: "Nagisa pasti pulang, aku tahu itu. ia tidak pernah membencimu, karena kau adalah orang yang membantunya tumbuh menjadi seorang gadis yang kuat." kata Mori sambil menyeka air mata Rikou.


Rikou: "tapi aku khawatir.."


Mori: "percayalah padaku. pihak kepolisian pasti akan menemukan Nagisa dan ia akan pulang"




....................................


sementara itu di Mansion Rigel, Nagisa sedang duduk didepan pintu kamarnya. semua orang sedang beristirahat.


namun tidak dengan Nagisa, ia sibuk duduk diatas keset sambil mendengarkan suara gemuruh dan rintik hujan yang berjatuhan


dan juga sambil memikirkan Rikou.


tepat disaat itu juga, Poro muncul tepat disamping Nagisa.


Poro: "Nagisaa"


Nagisa: "Eh Poro.. kemana saja kau? kok tumben baru kelihatan sekarang?" tanya Nagisa, sambil terus menatap ke depan.


Poro: "aku lemas sekali, jarang-jarang aku seperti ini. pastinya karena kau jarang menggunakan kekuatanmu dan sering lesu dan stres nih." kata Poro.


Nagisa: "maafkan aku." kata Nagisa dengan suara yang rendah dan pelan.


Nagisa: "aku rasa aku memang terlahir untuk membebani orang lain"


mendengarnya, entah kenapa Poro merasa kasihan. ia mulai mengelus-elus pundak Nagisa.


Poro: "maafkan aku, Poro. aku tidak mau kau sedih terus.." kata Poro.


Nagisa: "tak apa, aku memang begitu kok kenyataannya. aku tidak marah, aku sama sekali tidak merasakan apapun" gumam Nagisa.


Kento: "kau selalu saja merendahkan dirimu sejak dulu, Nagisa" kata Kento.


Nagisa menoleh ke samping, dan melihat Kento duduk disampingnya.


Nagisa: "eh.. Kento, sedang apa? kok gak istirahat?"


Kento: "aku gak bisa istirahat. ditengah hujan begini seharusnya sih aku sudah tidur lelap, tapi entah kenapa kali ini aku tidak bisa" kata Kento sambil mengacak-acak rambut jingganya itu.


kemudian, Spirit Guide Kento muncul tepat disampingnya. 


????: "Ea, gak bisa tidur apa lagi kasmaran?" goda spirit guide dengan surai singa itu.


Kento: "BERISIK KAU, DASAR KORO! AKAN KU KEMBALIKAN KAU KE TEMPAT ASALMU NEH!" pekik Kento, sontak spirit guidenya itu langsung menghilang begitu saja.


Nagisa: "kasmaran? apa itu?" tanya Nagisa sambil tertawa cekikikan.


Kento: "gak tau" jawab Kento sambil menyembunyikan wajahnya yang merah merona itu.


Poro: "anu, Nagisa. aku juga mau pergi neh, jangan lupa terus bahagia ya. aku gak mau lemas terus, Poro"


Nagisa: "eh.. ya sudah" kata Nagisa, lantas Poro juga ikut menghilang. meninggalkan Nagisa berdua dengan Kento.


Kento: "jadi.. kenapa kau duduk diluar sini? kenapa tidak dikamarmu?"


Nagisa: "didalam sana dingin"


Kento: "dingin?"


Nagisa: "iya.. begitulah" jawab Nagisa. Kento melirik bros Nagisa yang perlahan semakin gelap dipenuhi kabut hitam.


Kento: "Nagisa, kau sedih ya?"


Nagisa: "aku khawatir dengan kakakku.. dan adikku" kata Nagisa.


Kento: "jangan khawatir, setelah semua ini berakhir aku yakin kita pasti akan pulang.." kata Kento sambil bersandar di dinding.


Kento: "ngomong-ngomong.. apa kau masih punya permen bintangmu?"


Nagisa: "oh.. iya" kata Nagisa, ia merogoh-rogoh saku jaketnya dan menemukan sekantung permen bintang miliknya itu, kemudian Nagisa mengambil satu permen bintang itu dan memakannya.


untuk sesaat perasaannya mulai membaik.


Nagisa menyodorkan Kento kantung permennya itu.


Nagisa: "mau?" tawarnya.


Kento: "tidak usah, kau lebih membutuhkannya" kata Kento. Nagisa hanya mengangguk pelan.


kemudian, ia bersandar di pundak Kento seraya mengunyah permen bintangnya itu.


Nagisa: "hei, apa menurutmu Rian--"


Kento: "Nagisa, kita setuju untuk tidak membahas ini lagi oke? Rian adalah pemberontak, ia bukan lagi seorang Zodiak" 


Nagisa: "aku tahu, tapi.. ia satu-satunya teman pertamaku"


Kento: "huh.. benarkah?" tanya Kento sambil menarik senyum seolah.. tidak suka.


Nagisa: "hmm, Rian itu adalah satu-satunya teman sekelasku yang mau bicara dan berteman denganku apa adanya semenjak pertama kali masuk ke sekolah."


Kento: "jadi maksudmu teman pertama di sekolah menengah pertamamu itu Rian?"


Nagisa: "tidak ia benar-benar adalah teman pertama yang aku punya. jadi.. aku agak sedih melihatnya ternyata adalah seorang pemberontak, aku benar-benar masih belum percaya. apa menurutmu Rian melakukannya demi suatu alasan? ia tidak mungkin memberontak kita tanpa alasan bukan?" kata Nagisa.


mendengar itu, entah kenapa Kento agak merasa sedikit sedih.


kau.. belum ingat... Nagisa?


Kento: "terserah padamu deh" desah Kento sambil perlahan berdiri.


Nagisa: "mau kemana kau?"


Kento: "sudah larut, kau seharusnya tidur Nagisa. bukan melamun didepan kamar." kata Kento sambil perlahan berjalan menjauh.


Nagisa: "hei, Kento"


Kento berhenti dan menoleh kebelakang.


Kento: "ada apa?"


Nagisa: "terima kasih banyak sudah peduli padaku lebih dari Rian" kata Nagisa sambil tersenyum.


kemudian, Kento kembali berjalan kedepan.


sambil diam-diam tersenyum dibelakang Nagisa.


Kento: "terserah" gumamnya.



Comment