6-Long Time No See (Boy's Story)

Kau berjalan anggun dimataku. Setelan pakaian yang sebenarnya biasa saja dan riasan yang tidak kentara cukup menunjukkan bahwa kau memang cantik tanpa hal mewah dan banyak warna. Wajah dingin itu begitu terlihat indah dan mata besarmu terbuka dengan sangat sexy. Langkahmu terdengar pasti, menunjukkan bahwa kau bukan gadis standar. Alpha, begitu aku mendefinisikanmu.


Aku jarang melihatmu tersenyum, tapi itu adalah momen terbaik yang pernah kusimpan didalam otakku. Dahulu rambutmu tergerai panjang dengan warna ombre alami. Kini rambutmu pendek tanpa ombre dan hanya menampilkan coklat gelap yang cantik. Tergerai, dapat ku katakan jika aku kembali jatuh cinta padamu. Konsisten, ketika kau tetap menjaga apa yang ada padamu dan hanya merapikannya.


Ukuran tubuhmu membuatmu tak terlihat dewasa. Hanya pemikiran dan tidakanmu yang semakin berkembang. Mungkin usia hanya sekedar angka jika itu dikaitkan padamu. Bahkan tidak ada yang berubah jika kulihat kembali potretmu sebelumnya. Bahkan warna hitam itu tidak lepas darimu. Yang aku ketahui merupakan warna pilihanmu dalam setiap berpakaian.


Berapa lama waktu yang kuhabiskan tanpamu. Setelah melihatmu aku bahkan merasa waktu tidak pernah bergerak. Aku tahu kau semakin dewasa namun tidak dengan yang terlihat. Bahkan cara tersenyummu terihat sama. Sikap sopan santunmu terasa menyakitkan sekarang. Ketika kau tersenyum dengan pandangan tanpa beban seolah mengatakan "Aku baik, tanpamu" dan itu jelas mendefinisikan kekalahanku dan kesalahanku.


Wajah cantikmu dan auramu semakin menegaskan kemewahan yang ada padamu. Bukan menegaskan tentang materi yang kau miliki tapi sebaik apa yang kau lalui dan yang kau dapatkan tanpaku. Kau jelas tidak melupakanku. Kau bahkan merapalkan namaku dengan sangat baik. Dapat kuakui jika aku tiba-tiba merindukan suaramu ketika menyebutkan namaku.


Urusan ini dengan sendirinya terjadi tanpa ada kehendak dariku dan tentunya juga darimu. Dan ketika masa itu tiba kita berdua telah berada ditempat yang berbeda. Bukan keberuntungan dan bukan kerugian karena kita menempatkannya tanpa mencampurnya. Ketika kau menjadi seseorang yang berbeda kurasa kau hanya menjadi semakin dewasa dan semakin tenang. Bagaimana denganku, dalam situasi ini dan posisiku tentu bukanlah sesuatu yang nyaman. Memandangmu kembali, mendengarmu kembali, dan aku tersakiti. Jatuh cinta padamu untuk kedua kali bukanlah pilihan yang logis untukku.


Setelah urusan kita diruangan ini selesai, mengejarmu adalah spontanitas yang tidak kusesali. Kembali menyerukan namamu yang kembali menghantarkan rasa manis pada lidahku. Berpaling dan menghadapiku kembali meyakinkanku jika kau memang lebih baik tanpaku. Itu kembali menyakitiku, namun aku hanya ingin meyakinkan diriku lebih dari ini.


Matamu, bagian yang selalu sukses membuatku merinding hingga hari ini biarpun setelah jarak waktu kesendirian yang kuciptakan. Kenyataannya, kau kembali dengan sebuah perbedaan dan aku menyesalinya.

Comment