4-Toko Bunga

Kau akan kemari karena hari ini adalah hari sabtu dengan diantar mobil hitam mengkilat khas dengan suara mewahnya. Dengan setelan apa pun kau tetap menawan. Setiap kali kau datang selalu membuat toko ini terasa bersinar. Senyumanmu bahkan dapat terlihat dari balik kaca, kurasa itu memang kebiasaanmu. Bahkan ketika kau melangkah keluar senyumanmu tidak menghilang. Terkadang aku bertanya-tanya apakah setiap hari kau juga seperti itu.


Bel terdengar ketika pintu kau dorong menandakan kita berada dibawah atap yang sama. Sedikit-sedikit kau menyapa dengan tatapan padaku dan aku membasnya dengan senyuman ramah khas untuk setiap pelanggan. Memersilhkanmu untuk melihat-lihat dan memilih bunga mana yang kau ingikan tanpa harus mengganggumu disana. Aku tahu kau sedang berfikir bunga apa yang akan kau pilih untuk hari ini.


Aku selalu menunggu sampai lima belas menit lamanya sambil menatamu dari balik meja kerjaku. Wajah kebingunganmu cukup menawan dan menjadi momen yang sulit untuk kulewatkan. Hingga kulihat kau akan menyerah lalu aku akan melangkahkan kaki menuju arahmu. Menawarkan bantuan padamu adalah hal favoritku. Dan melihat wajah penuh kelegaanmu adalah hal yang selalu kuidamkan.


Kau selalu menanyakan pertanyaan yang sama. Seperti bunga apa yang cocok untuk mewakili perasaan bahagia atau warna apa yang bagus untuk mewakili hari yang cerah. Lalu aku akan menawarkan beberapa bunga dan warna. Bertanya apakah kau ingin dirangkaikan sebuah buket atau hanya dikemas sedehana. Pilihanmu selalu dikemas sederhana, itu mencerminkanmu.


Setelah rangkaian bungamu telah siap dan kau akan mengekoriku untuk membayar hasil kerjaku. Sebagai penutup pertemuan kita aku akan menanyakan hal yang sama selama tiga minggu terakhir. Apakah ini untuk kencan dengan kekasihmu? Dan kau akan menjawab ya dengan senyumanmu yang canggung namun sarat dengan rasa bahagia.

Comment