2-Victory

Mungkin tidak rela dengan yang namanya membalas dengan kebaikan atau dengan keramahtamahan. Itu bukan aku, yang hanya perlu sekali untuk menerima sikap. Setiap hari akan menjadi semakin baik tanpa adanya pengganggu yang ku asumsikan adalah kamu. Jangan berharap aku akan menerima uluranmu karena pada dasarnya kau tidak pernah membalas uluranmu. Melihat kebelakang dengan senyuman yang berkata "I'm done"


Tanpa kuberi tahu, semua orang pun pastinya tahu jika hidupku membaik setiap harinya. Menyapa mentari dengan wajah bantal terbaikku dan meminum segelas air putih bersulang atas kemenangan yang kudapatkan setiap harinya.


Aku tidak merasa menyombongkan sesuatu, tapi aku bersyukur atas semua yang kudapat setiap harinya. Jadi berhentilah mencari atensiku karena kamu bukanlah bagian dari duniaku yang sebenarnya. Eksistensimu mungkin ada tapi dengan rasa menyesal aku katakan jika itu hanya seukuran butir pasir.


Tidak pernah lupa dengan satu rasa syukur yang kudapatkan karena dijauhkan darimu melalui keadaan dan pola pikir yang tidak berdampingan. Dan aku tahu kamu menyesal dengan semua tidakan yang kamu tunjukkan.


Bahkan kamu juga melihat keindahan dunia yang kurasakan. Kamu tahu bahwa tanpa adanya kamu kebahagianku bahkan tidak berkurang. Walaupun masih kuakui jika rasa penyesalanku masih ada saat itu. Tapi setelah itu "No more sh*t, let's do something important"


Pada akhirnya kamu menurunkan ego dan menyapaku. Hm, setelah sekian lama. Aku tidak menganggap itu hati yang melunak. Yang kulihat hanyalah, akal sehat yang mengharapkan keuntungan. Itu menurunkan semua nilai yang sejak awal tidak pernah baik. Kamu bahkan gagal pada hal termudah.


Aku tidak pernah mempertimbangkan latar belakang, atau lebih tepatnya apa yang terjadi dimasa lalu. Tetapi jika kamu membawanya dan menempatkannya pada masa sekarang dan masa depan maka tidak akan ada artinya untukku. Semua itu tidak sepatutnya ada diatas mejaku. Pola pikirmu yang terperangkap dan tidak pernah berpikir objektif cukup mengesalkan jujur saja. Aku tidak menyalahkan itu karena ku kira jika kamu memang kurang menggunakan otakmu dan hanya mengandalkan nalurimu.


Aku belajar banyak hal dari itu dan aku semakin bersyukur atas apa yang kumiliki. Lalu aku menempatkanmu pada tempat yang seharusnya. Jauh dari radarku dan jauh dari rasa seganku. Karena kamu pun tidak menginginkan itu.


Aku tidak bermaksud untuk berterimakasih, hanya saja aku akan mengabarkanmu untuk yang terakhir kali bahwa aku begitu bahagia dan baik-baik saja tanpamu. Lalu aku juga tidak perlu menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa memenuhi ekpektasi dan keinginanmu, karena aku percaya tidak semua selera dan standar orang sama.

Comment