Love Ties. Haiba Lev

#Perancis
#Sore
#Sebuah cafe dekat menara Eiffel
#Lorong ke toilet



Dug..


Dug..


Dug..


Brakk!!


Ceklik


Lev sangat terburu-buru lari ke toilet. Setelah berhasil sampai, ia langsung mengunci pintu dan mencari sebuah nomor di ponselnya. Ia yang masih tersengal pun berusaha mengatur nafas seraya menunggu si penerima telfon mengangkat panggilannya.


Tut.. Tut..


"Halo..."


"ALISAAA!!!" teriak Lev panik


"Lev! Jangan berteriak gitu dong ! Haah... aku sangat terkejut. Ada apa?" Alisa


"GOMEN! TAPI NEE-SAN! INI SUNGGUH GAWAT.... POKOKNYA GAWAT!" Lev, panik


"Lev! Tenangkan dirimu dulu baru bicara." Alisa


"Haaaah.... Fyuuuuuh.... Jadi begini... NEE-SAAN! (name)-chan ada di kota ini, dia belum pulang, padahal kukira dia sudah pulang, aku gatau kenapa dia belum pulang, dan lagi, aku tadi papasan dengannya di jalan, aku mau menghindar tapi tidak bisa, akhirnya aku menyapanya, lalu dia mengajakku mampir ke cafe terdekat, dan aku gabisa nolak... HUWAA! Nee-saaan... AKU HARUS BAGAIMANA?!" Lev. bercerita tanpa jeda, dan memberi penjelasan secepat kilat + panik


"Ha?! jadi (name)-chan belum pulang ke Jepang?" Alisa panik.


"Iya bagaimana ini?! kalau kulakukan di Jepang keburu (name) tau... Nanti ngga surprise lagi..." Lev


"Haah.. ehm.. bentar-bentar... gimana ya... hmm... Cincinnya kau bawa?" Alisa


"Iya tentu saja. Aku baru aja beli tadi. Aku pilih yang paling bagus dan paling mahal, makanya aku lama gak balik-balik ke hotel." Lev


"Haah... Kau ini kebiasaan. Para fotografer daritadi sudah mencarimu juga. Kalau sudah begini tidak ada pilihan lain. Ya sudah sekarang saja. Aku akan mengatakan kalau kau ada urusan penting pada para fotografer." Alisa.


"Tapi... nanti jadinya nggak romantis dong... Aku kan maunya yang romantis dan meriah.." Lev


"Ya mau gimana lagi? Udah sana, aku udah dipanggil manajer kita buat siap-siap pemotretan. Oh iya, kalau udah nanti cepet balik ke hotel. Bawa (name) sekalian juga ngga apa-apa. Kita makan malam bertiga. Ah.. satu lagi, удачи (udachi/ good luck)" Alisa


"O..okedeh.. " Lev


-------------


*


*


*


*


*


*


*


*


*


-------------
#Di cafe
#Deret meja outdoor


(name) dengan tenang menikmati minuman yang dipesannya. Ia juga asyik scroll berita-berita di ponselnya seraya menunggu Lev kembali dari toilet. Tak lama kemudian, Lev datang. Ia terlihat menahan nafas agar tidak terlalu ngos-ngosan. Lev pun berusaha terlihat tenang dan tersenyum lebar.


"Tadi habis lari ya? Kenapa?" (name). Lev kaget.


"Ah.. ha ha ha.. i.. iya... soalnya aku ngeliat kenalan fotografer yang menyebalkan di lorong tadi. Aku berusaha menghindarinya! he he.. " Lev (alesan aja)


"Sou ka.." (name). Lev cuma senyum, seraya kembali mengatur nafas.


"Oh iya Lev, kau kan tadi belum pesan apapun dan langsung lari ke toilet, Nah.. mau pesan apa? mau kukasih rekomendasi?" (name)


"Wah.. ha ha..  iya juga ya. Hmm.. aku nurut (name)-chan aja deh." Lev


(name) tersenyum dan memanggil waitress. Ia pun memesankan minuman dan makanan untuk Lev. Setelah itu keduanya saling mengobrol. Obrolan mereka bervariasi, mulai dari topik ringan hingga nostalgia saat SMA. Setelah waitress mengantarkan pesanan Lev, keduanya pun mengganti topik obrolan mengenai kuliner Perancis.


Hingga sekitar 15 menit kemudian...


"Oh iya Lev, kudengar agensi pemotretan tempatmu bekerja tengah berkolaborasi dengan desainer ternama dari Perancis ya?" (name)


"Wah.. beritanya sudah cepat menyebar ya? ha ha ha.. iya.. begitulah." Lev


"Lev dan Alisa-san juga jadi modelnya kan?" (name)


"Uhm.. benar. Kami juga terpilih. Tapi.. proses pemotretannya baru dimulai kemarin sih.. soalnya ada banyak trouble..." Lev


"Wah.. Sugoi... Lev pasti jadi sangat keren. Seperti foto yang sudah di publish di e-magazine itu." (name). Lev seketika ngeblush dan berusaha menenangkan diri.


"Ah.. ha ha.. ha.. aku senang sekali kalau... kalau (name)-chan juga.. sering melihat fotoku itu.." Lev tambah merona.


(name) hanya tersenyum menanggapi kalimat Lev itu. Ia lalu kembali menikmati minuman dan makanan pesanannya. Sejenak suasana di antar keduanya hening. Lev, pun terus menatap wajah (name). Ia lalu mengeratkan kepalan tangannya, dan bersiap.


"Haah.. ehm.. (name)-chan.." Lev.


"Iyaa?" (name), menatap mata Lev.


".." Lev


("Kenapa tiba-tiba rasanya aku kaya ngga bisa ngomong?!") Lev, inner scream.


"Ada apa Lev?" (name)


"Ah.. haa... i.. itu.. ehm.. Ah! Aku punya satu pertanyaan! Apa.. kau suka seorang.. model..." Lev, ngeblush.


"Euhm.. mereka kan kebanyakan good-looking, lalu selalu nampak sangat serasi ketika memakai baju karya para desainer. Oh.. mereka juga sangat keren saat di atas catwalk. Mana mungkin aku tidak tertarik.  memangnya kenapa?" (name)


"Euhm.. tidak apa. Cuma nanya" Lev senyum lega.


"Ehm.. (name)-chan. Sebenarnya.. aku ingin mengatakan sesuatu. Maaf jika.. ini terlalu mendadak untukmu. K.. kalau keberatan juga.. mending ngga usah dipikirkan! Jadi.. Etto!" Lev


"Katakan saja. Tidak mendadak kok, kan juga hari ini kita kebetulan bertemu." (name)


"Ehmm.. baik.. baiklah.. Jadi.. e.. ekhm.. ekhem.. " Lev.  (mengatur nafas lagi, menyiapkan mental dan menyiapkan kotak kecil dari saku bajunya)


"Aku.. aku.. sudah lama menyukai (name)-chan.. dan.. aku.. ingin (name)-chan jadi.. istriku. Apakah.. (name)-chan bersedia?" Lev. (Menyodorkan cincin, hard blush, deg-degan, tangannya sedikit gemetaran.)


"Lev..." (name). membeku.


"Bagaimana?" Lev. Menatap wajah (name).


(name) masih tak bisa berkata-kata. Dan.. air matanya langsung terjatuh. Lev, seketika panik. Ia takut  (name) akan merasa sangat terganggu karena confess nya yang sangat mendadak. Ya.. soalnya yang terjadi hari ini, semua diluar perkiraan Lev dan juga Alisa.


Tapi..


"Arigatou Lev.. Uhm.. aku bersedia." (name). Senyum.


"YATTA!" Lev,


-----------


*


*


*


*


*


*


*


*


*


*


*


-


-----------


#1 Bulan kemudian
#Dubai
#Burj Khalifa lantai 105
#Pagi


Lev duduk santai di sebuah kursi mewah di dekat jendela kamar hotel. Ia asyik melihat ke arah suasana luar seraya menikmati secangkir kopi dan beberapa biskuit. Ya.. moodnya sangat bagus hari ini. Lev kemudian mengalihkan pandangannya ke arah tempat tidur. Di sana, ada (name) yang masih sangat terlelap.


Lev kembali tersenyum, ia sangat senang setelah berhasil mengubah marga (name) dari Kageyama menjadi Haiba. Ia bahkan merasa sangat bangga pada diri sendiri karena bisa mengadakan pesta pernikahan yang super duper meriah di Rusia, dan membawa (name) ke Dubai untuk honeymoon. Yah... meski acara lamarannya biasa-bisa aja.


Tapi, meski begitu Lev tetap senang. Apalagi, saat Lev mengingat malamnya bersama (name) di hari sebelumnya. Rasanya, Lev seperti tak butuh apapun lagi.


Lev masih sangat betah memandangi wajah (name). Hingga, satu menit kemudian tubuh (name) menggeliat pelan. (name) terbangun.


"Uwah.. (name)-chaan.. Ohayouu.." Lev, senyum lebar, mendekat ke tempat tidur dan cium pipi (name)


"Ohayou.. Lev.." (name) senyum, setengah mengantuk


"Hi hi hi.. (name)-chan.. masih pagi begini aja kau sangat cantik. Tapi aku lebih suka (name)-chan saat malam si.." Lev.


(name) hanya tersenyum dan duduk di kasur. Ia pun membenahi piyamanya yang setengah lepas. Sementara Lev, masih asyik menatap (name).


"Kau bangun jam berapa? Lalu, apa yang sejak tadi kau lakukan?" (name)


"Hi hi.. aku bangun sangat pagi hari ini. Jam 3, kau tahu kenapa? karena aku ingin lihat sunrise." Lev, senyum bangga


"Apa? ha ha ha.. bukannya itu kepagian? kita juga baru bisa tidur jam hampir jam 12 malam.. memang kau tidak pusing." (name)


"Ha ha ha.. Tidak tu. Aku malah sangat segar bugar dan bersemangat. Oh (name)-chan mau kopi?" Lev, menyodorkan kopi.


(name) tersenyum dan menerima kopi dari Lev.


"Nee nee.. kau mau lihat pemandangan di luar jendela sana ? bagus banget loh.. kaya di atas langit. Kereeen banget" Lev.


"Sou..ka?" (name)


"Uhm Uhm.. sini kugendong"


Lev lalu mengangkat (name) ala bridal style dan membawanya ke sofa dekat jendela. Lev lalu duduk di sofa dan meletakkan (name) di pangkuannya. Tentu saja Lev juga masih setia melingkarkan tangannya di tubuh (name)


"Uwaa.. Hontou da.." (name)


"Iyakaaan.. he he he.. aku senang sekali kalau (name)-chan suka" Lev.


"..." (name)


"Lev.. Aku.. ingin tanya sesuatu." (name) membenahi posisi duduknya agar menghadap Lev. Lev seketika berbinar.


"Uhm.. Katakan apa yang (name)-chan inginkan. Aku pasti akan memberi apa yang kau mau. Pengen tas branded kah? baju branded? atau.." Lev.


"Ah.. bukan bukan.. Aku mau menanyakan hal lain. Jadi.. kenapa untuk honeymoon kita perlu jauh-jauh ke Dubai?" (name). Menatap intens mata Lev.


("Mana mahal mahal lagi... Mungkin biaya ke sini untuk sehari aja, setara sama uang sakuku selama 4 tahun di Perancis.") batin (name)


"Iyaah... soalnya... kan.. acara lamaranku waktu itu sama sekali ngga asik, seru, dan ngga ada spesial-spesialnya. Jadi sebagai gantinya, aku merencanakan pesta pernikahan dan honeymoon yang terbaik dan termeriah" Lev. Tiba-tiba agak murung.


"Apa.. (name)-chan tidak suka Dubai? haruskah kita pindah lokasi honeymoon ke negara lain? Ke Perancis? Spanyol? Hawaii? Swiss? Kanada?  atau..." Lev, mulai panik dan sedih.


"Tidak tidak.. bukan itu maksudku. Aku sangat senang karena Lev membawaku ke Dubai. Suasana di sini pun sangat menyenangkan. Jadi kita tidak perlu pindah." (name)


"Haah.. okedeh kalo (name)-chan tetep suka. Hi hi" Lev


("Pliss lah... di sini tu biaya sewanya mahal banget. Masa mau langsung pindah ke negara lain cuma buat honeymoon. Dia ngga sayang sama uangnya yang kebuang gitu aja?! Haah.. dasar orang kaya") batin (name)


"Tapi.. Lev.. bukannya semua ini terlalu berlebihan ya.." (name), sweatdrop


"Uhm.. Berlebihan ya? aku sama sekali ngga kepikiran soal itu. Malahan, niatnya aku mau bikin lebih meriah lagi, tapi Nee-san melarang soalnya waktunya terlalu mepet. Jadi ya.. cuma segini aja deh yang bisa kuberikan. Pesta pernikahan di Rusia, dan Honeymoon di Dubai" Lev


("Aku tidak memahami pola pikir orang kaya..") pikir (name). Sweatdrop.


Lev lalu kembali bercerita banyak hal pada (name). (name) pun hanya menyimak dan tersenyum. Seketika, sebuah kenangan terlintas di benak (name). Sejak (name) pertama kali menginjakkan kaki ke camp latihan di Tokyo, saat itulah ia mulai dekat dengan Lev. Si "calon Ace masa depan dari tim Nekoma", begitulah kata Lev melabeli dirinya sendiri. Di awali dengan (name) yang mengajari Lev cara receive yang baik dan benar, hingga berlanjut saat Lev meminta nomor ponselnya.


Topik pembicaraan mereka berdua saat itu, tidak jauh-jauh dari voli. Mulai dari Lev yang minta saran soal caranya receive, block, spike bahkan hingga membahas soal para atlet idola dari Lev. Selain itu, saat senggang, Lev selalu mengirim pesan bahkan menelfon (name) untuk membincangkan berbagai hal ringan. Bahkan, pernah 3 kali, Lev menelfon saat jam latihan tim Nekoma. Tentu saja, setelah dua patah kata, terdengar teriakan penuh amarah dari Kuroo yang mengomeli Lev karena kabur dari sesi latihan.


"Kalau ingat saat-saat itu, rasanya menggelikan.." batin (name). Terkekeh sejenak.


(name) lalu menatap Lev yang masih asyik bercerita panjang lebar. Ia tersenyum dan mendekat untuk mencium Lev. Lev kaget tapi kemudian tersenyum.


"Kenapa? Tak biasa sekali karena (name)-chan menciumku lebih dulu. Biasanya kan aku duluan yang cium." Lev


(name) menggeleng.


"Aku hanya ingin berterima kasih untuk semuanya. Aishiteru, Lev" (name)


"Hi hi.. uhm.. Aishiteru (name)-chan" Lev. cium bibir (name).


---------THE END---------

Comment