separate


Chanyeol menapis tangan hyorin dengan sedikit kasar dan segera masuk kedalam mobil suruhan ayahnya dengan cepat. Sementara hyorin yang melihat kelakuan chanyeol yang berubah 180 derajat kepadanya seolah membuat yeoja cantik itu tersayat . tangan nya yang melambai lemah kearah mobil chanyeol yang mulai melaju bahkan tidak digubris sama sekali oleh namja yang kini adalah tunangannya. Ia melangkah pelan, memasukki mobil nya dengan lunglai.


Apa kau membenciku chan? –batinnya.


.


.


Kris menghela nafas lega begitu ia melihat baekhyun yang sudah tertidur tenang diatas kasurnya setelah menangis dengan waktu yang cukup lama, terbukti dari mata nya yang sembab dan pipi nya yang memerah. Suara bel apartemen membuat kris berdalih , ia dengan cepat melangkah keluar guna memastikan siapa yang datang.


BUGH


Chanyeol jatuh tersungkur setelah ia tiba-tiba menerima serangan dari hyung nya ini. chanyeol mendongak, melihat aura kris yang sepertinya tengah tidak bersahabat. Chanyeol mendelik, jika kris melihat berita itu berarti baekhyun.. segera saja chanyeol berdiri, tapi kris tetap menahannya.


"jangan temui baekhyun dulu –" kris kembali mendorong dada chanyeol, membuat namja tinggi itu melangkah mundur "-ia cukup terkejut dengan kejadian makan malam itu."


Chanyeol menatap tajam kris, "aku harus menjelaskan semuanya kepada baekhyun" ia kembali melangkah masuk, tapi tangan kris seolah refleks menahannya. Chanyeol geram, dengan cepat ia mendorong kuat kris membuat namja yang tadinya bertengger diambang pintu terjungkal kebelakang. Melihat adanya peluang, chanyeol segera berlari masuk.


Tapi langkah kaki chanyeol dan nafas memburunya seolah terhenti begitu ia melihat baekhyun yang tengah meringkuk diatas ranjang . ia mendekat, mengusap pipi memerah itu dan mata nya memicing saat ia menemukan bekas air mata disudut mata puppy baekhyun.


"kau habis menangis baek? –" usapan tangan chanyeol terhenti begitu baekhyun melenguh kecil, senyuman chanyeol bahkan sempat mengembang begitu ia melihat raut menggemaskan baekhyun ketika ia tengah menggeliat mungil. "apa aku membangunkanmu?"


Baekhyun terduduk dan langsung melangkah mundur menjauhi chanyeol . chanyeol membeku, baekhyun kini takut padanya dan itu membuat chanyeol ingin menangis. "a-aku akan menjelaskan semuanya, -" ia menoleh, menatap kris yang tengah memperhatikan mereka diambang pintu "bisa hyung tinggalkan kami berdua? Aku perlu bicara pribadi dengan baekhyun"


Kris mendecak, "kau berhutang penjelasan padaku chan," lirihnya sebelum berjalan pergi.


Chanyeol duduk ditepian ranjang , ia mendekat namun baekhyun kembali menjauh. Dan dengan sekali tarik, baekhyun langsung terengkuh didalam pelukannya. Chanyeol bernafas lega karna baekhyun tidak meronta, tapi hati nya mencelos begitu badan baekhyun bergetar, ia menangis. Dan lagi-lagi baekhyun menangis karenanya.


"maaf, maaf , maaf –" chanyeol terus mengusap punggung baekhyun dan mencium pucuk kepala kekasihnya dan sesekali bergumam kata maaf. "-itu semua hanya pura-pura baek, aku tidak akan benar-benar menikahi hyorin. Semua yang aku lakukan untuk menyelamatkan perusahaanku yang diujung tanduk. aku mohon mengertilah baek"


Baekhyun mendongak, tersenyum kearah chanyeol kemudian kembali memeluk erat namja mungilnya. "aku akan mengerti, dan mianhe lagi-lagi aku bersikap kekanakan"


Chanyeol mengeratkan pelukannya, "terimakasih, aku mencintaimu"


Dan mereka menutup malam dingin itu dengan kecupan manis.


*******


Chanyeol mengerjapkan kedua matanya, perlahan ia bangun seraya mengusap mata nya yang masih lelah mengingat ia hanya tertidur 2 jam karna harus menenangkan baekhyun dan juga menyelesaikan pekerjaan nya yang tertunda akibat makan malam sialan itu. chanyeol tersentak saat mendengar suara gelas yang terjatuh dari arah dapur dan disusul teriakan baekhyun setelahnya. Dengan secepat kilat chanyeol segera melesak kearah dapur ,


"BAEK KAU TIDAK APA-APA?!"


Baekhyun terdiam saat ini. ia menatap chanyeol yang saat ini menatapnya tajam. Tangan baekhyun mulai gemetar gugup, chanyeol memang sangat melarang baekhyun untuk kedapur karna baekhyun tidak terlalu pandai dalam hal memasak. Dan chanyeol pasti marah padanya karna melanggar peraturan itu .


"aku tidak apa-apa chan, tadi hanya gelas yang jatuh, aku terkejut jadi aku berteriak . mianhe–" baekhyun menunduk, meremas kuat apron yang ia kenakan begitu chanyeol berjalan cepat kearahnya . namun baekhyun segera mendongak begitu chanyeol kini malah memeluk nya erat sambil mengecup kedua tangannya.


"aku memaafkanmu, tapi jangan ulangi lagi . a-aku –" baekhyun menutup matanya begitu tangan chanyeol mengusap lembut pipi gembulnya. Ia membuka mata kemudian tersenyum setelahnya. "aku hanya mengkhawatirkanmu baek, jangan ulangi lagi"


Baekhyun mengangguk.


"setelah ini aku ada janji dengan hyorin –" chanyeol mengecup 'lagi' bibir ranum kekasihnya seraya mengusap kepala baekhyun "-kau tunggulah dirumah"


Hendak chanyeol beranjak pergi tapi sepasang tangan halus menggenggam erat lengannya. Ia menoleh, mendapati baekhyun yang tengah menatapnya sendu. "b-bisa aku ikut denganmu?"


.


.


Baekhyun terus saja menatap yeoja didepannya dengan cukup tajam , obbisidian kelam miliknya bahkan tak kunjung berkedip begitu hyorin terlihat 'tidak senang' dengan kedatangannya diacara kencan ia dengan chanyeol. Baekhyun mendecih, raut wajah hyorin terlihat sangat menerima kedatangannya tapi sebuah tatapan tidak bisa berbohong bukan?


Hyorin mendekat kearah chanyeol yang berada disamping yeoja laknat tersebut. Sementara chanyeol yang sibuk dengan ekspresso nya hanya terdiam begitu lengan hyorin kini telah bergelantungan dilengannya. "kau jangan terlalu banyak meminum coffee itu banyak mengandung cafein, di café ini terdapat beberapa teh yang enak. Kau mau aku memesankannya?"


Baekhyun hampir saja menampar yeoja yang kini terlihat sedang mencari perhatian chanyeol. "tau kah kau hyorin-ssi? Kandungan cafein di teh jauh lebih banyak 40% dibanding kandungan cafein pada coffee. Jadi, sekarang mana yang jauh lebih berbahaya?" hyorin bungkam, dan baekhyun tersenyum menyeringai disana.


Sementara chanyeol hanya terkekeh pelan melihat kelakuan kekasihnya yang terkesan sedikit kejam itu. tapi chanyeol menyukainya, ketika kekasihnya itu cemburu ia terlihat jauh lebih seksi. "bisa aku tinggalkan kalian berdua dulu? Sepertinya aku mendapatkan telfon" chanyeol berdiri, mengusap surai baekhyun singkat kemudian melesak pergi keluar café.


Hyorin meminum coffee nya pelan, kemudian menatap baekhyun yang saat ini tengah menikmati strawberry chesse cake nya dengan santai. "apa maksud mu ikut kedalam jadwalku baekhyun-ssi? Bukankah itu terlihat kekanakan dan juga tidak beretika?"


Baekhyun mengusap mulutnya. "jadi kau mau membicarakan etika denganku? Tidakkah itu sangat beresiko untukmu, Perempuan yang tidak tau etika? –" baekhyun menyeringai sementara hyorin tak bergeming, mereka diam sejenak guna mempersiapkan beberapa kata untuk dilontarkan.


Hyorin tertawa pelan, "tidak ada guna nya beradu argument denganmu baekhyun-ssi, jadi aku langsung ke intinya saja –" hyorin mendekat kearah baekhyun yang menatapnya tajam, tangan yeoja itu perlahan menyusuri pipi baekhyun dengan sedikit gesekkan kuku tajamnya. "jauhi chanyeol jika kau tidak ingin terluka, byun baekhyun"


Baekhyun hanya menyeringai membuat hyorin beringsut mundur , "aku hanya memperingatkanmu –" tangan baekhyun mengambil garpu di cake nya, ia dengan cepat menusukkan garpu tersebut ke cake nya dengan gerakan mengoyak. "kau tidak tau siapa aku jadi, jangan coba-coba untuk memberikanku sebuah ancaman"


Hyorin terdiam.


"kau kira aku selemah itu? ck , aku bahkan siap membunuhmu sekarang juga hyorin-ssi –" baekhyun kini mengarahkan garpu nya kea rah tangan hyorin yang mulai gemetar. "karna dimasa lalu, aku sudah terbiasa dengan yang namanya. Pembunuhan" baekhyun kembali tertawa begitu hyorin kini mulai pucat. Ia menoleh dan mendapati chanyeol yang memberi aba-aba kepadanya untuk pergi dari café tersebut. Dan dengan cepat ia melesak pergi keluar, menemui chanyeol dan meninggalkan hyorin yang masih membeku.


Hyorin mengambil garpu yang tadi digunakan baekhyun untuk mengancamnya, dengan perlahan ia menusukkan garpu tersebut kearah tangannya yang mulus, menimbulkan beberapa goresan disana. Kemudian ia segera mengambil ponselnya, mencari sebuah nama yang akan menjauhkan baekhyun dari chanyeol.


"hallo appa, bisa kau temui aku 2 jam lagi?" lirih hyorin dengan sedikit meringis.


*******


Baekhyun hampir saja tersedak begitu ia membaca pesan yang dikirim kepadanya. Chanyeol menoleh begitu baekhyun kini terlihat terkejut begitu melihat ponselnya. Ia mematikkan televisi yang menyala didepannya, dan menatap baekhyun . "Ada apa baek? Apa terjadi sesuatu?"


Baekhyun menggeleng "ayahmu –" baekhyun menunjukkan pesan nya kepada chanyeol. "ayahmu ingin bertemu dengan ku" lirihnya pelan. Chanyeol hanya tersenyum , itu artinya appa nya akan menjelaskan semua nya pada baekhyun dan itu akan sangat membantunya.


"temui saja , tapi aku tidak bisa mengantarmu. Aku ada pertemuan dengan sehun malam ini"


Baekhyun hanya mengangguk, "tidak apa, aku bisa sendiri"


.


.


Dengan pelan dan gugup ia berjalan mendekat kearah tuan park yang saat ini tengah menatap jendela kearah luar. Baekhyun menoleh kesamping , beberapa maid Nampak menunduk patuh kearahnya dan baekhyun hanya membalasnya dengan senyuman canggung. Suasana dimanshion super mewah ini memang belum bisa diterima dengan baekhyun yang cenderung hidup dengan sederhana. Jadi baekhyun hanya mampu memilin baju bewarna biru laut miliknya sambil terus berdoa.


"kau sudah datang? –" tuan park terlihat tersenyum kearahnya, dengan cepat ia menyuruh maid untuk mendorong kursi roda baekhyun kea rah tempat jamuan. "-silahkan dinikmati baekhyun-ssi."


Baekhyun hanya mengangguk, "terimakasih" lirihnya sebelum menyentuh potongan-potongan daging didepannya yang ia makan dengan gugup karna tuan park sejak tadi tidak menyentuh makanan nya melainkan menatap matanya tajam.


"kau sudah mendengar berita nya bukan? –" tuan park mengambil gelas berisi wine yang dihidangkan disampingnya. Ia meminum sedikit cairan alcohol itu sebelum kembali berbicara. "chanyeol pasti sudah menjelaskan nya padamu mengenai masalah ini."


Baekhyun mengangguk canggung, "benar, dia bilang ini hanya untuk membantu perusahaan anda tuan jadi saya tidak bisa membantah"


Tuan park tersenyum disana, ia mendekat "aku harap kau bisa membantuku juga dalam masalah ini"


Baekhyun menghentikan acara makannya, ia menoleh dan seketika beringsut takut begitu tuan park terlihat menatapnya tajam sekarang ini. "m-maksud tuan?"


Tuan park berdiri, "aku ingin kau meninggalkan chanyeol" lirihnya sebelum pergi meninggalkan baekhyun yang saat ini tengah terdiam seolah membeku dengan kalimat pendek yang begitu tajam. Ia menunduk, tidak mampu menyembunyikan air matanya yang perlahan menetes keluar. Dan dengan cepat ia mengambil ponselnya ,


"c-chanyeol , b-bisa kita bertemu?" lirihnya disela-sela tangisannya.


Tuan park sebenarnya belum beranjak dari sana, ia masih bertengger didepan pintu sambil menatap baekhyun yang saat ini terlihat gemetar yang menandakan bahwa namja manis itu tengah menangis. ia sungguh tidak tega melihat kekasih anak nya yang Nampak terlihat sangat terpukul. Ia bahkan tidak bisa membayangkan betapa marah nya chanyeol nanti begitu ia tau yang sebenarnya.


Tapi tuan park tidak bisa berkutik. Perusahaannya yang sudah berada diujung tanduk membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa. Ia hanya bisa terdiam sambil menyaksikan betapa sedihnya baekhyun yang dipisahkan dengan chanyeol .


"park sajangnim"


Tuan park menoleh saat sekertaris nya kini tengah berdiri didepannya . dengan cepat ia merapihkan jas nya yang sempat berantakan tadi. "ada apa?"


"anda mendapat undangan pertemuan pribadi dengan tuan Wu Yi Fan"


*******


Mendengar baekhyun yang menangis diujung telfon sana membuat chanyeol langsung berlari keluar ruang rapat , tidak memperdulikan akan presentasi yang tengah ia jelaskan serta tidak memperdulikan betapa marah nya sehun saat ia keluar ruang rapat. Pikirannya dipenuhi oleh sang kekasih yang entah kenapa bisa menangis sesegukan. dan ketika baekhyun berkata bahwa ia berada dimanshion nya itu menandakan bahwa sang appa telah berkata yang macam-macam kepada baekhyun .


Beberapa menit terlewati untuk sampai kekediaman nya itu. dan disana ia segera berlari masuk dan tidak menggubris beberapa penjaga yang disuruh sang appa untuk tidak membolehkan chanyeol masuk. Dan beberapa menit kemudian chanyeol masuk dengan mudahnya karna para penjaga itu sudah terkapar telak dengan beberapa lebam diwajah mereka.


"BYUN BAEKHYUN !"


Baekhyun menoleh dan segera tersentak saat chanyeol langsung memeluk tubuhnya erat . baekhyun menghela nafas lega, dengan cepat ia juga membalas pelukan chanyeol. Tangan baekhyun gemetar hebat dan itu artinya ia tengah ketakutan sekarang. "ayahmu chan , dia bilang aku harus menjauh darimu –" baekhyun semakin mengeratkan pelukannya dan chanyeol merasa bahwa jas nya basah "-aku tidak mau, aku tidak mau pergi lagi darimu"


"sussstt tenanglah, jangan khawatir baek. –" chanyeol melepaskan pelukannya, mengusap pipi baekhyun guna menenangkan kekasihnya itu. "kris hyung dan juga sehun akan membantu kita baek, percayalah padaku"


"t-tapi ucapan ayahmu terdengar sangat serius chan, a-aku takut"


Chanyeol memeluk erat baekhyun seraya mengecup kepala baekhyun dengan pelan. "aku tidak akan pernah menyerah baek , bahkan jika aku harus bertekuk lutut didepan tuan kim akan aku lakukan. –" chanyeol kembali melepas pelukannya, menarik tengkuk baekhyun dan mengecup bibir baekhyun sambil terisak.


"-karna aku mencintaimu"


.


.


Tuan park sedikit heran saat kris yang tak lain adalah CEO baru diperusahaan sahabatnya itu menyerahkan sebuah kontrak kepemilikkan. Mata tuan park membelalak, ia bahkan tak sanggup berkedip begitu ia membaca isi kontrak ini. ia mendongak dan mendapati kris yang tersenyum kearahnya.


"jangan bercanda kris, urusan perusahaan bukan bahan yang lucu untuk dijadikan sebuah lelucon"


kris mengambil bulpoin nya, ia meraih kontrak tersebut kemudian menandatangani nya dengan sangat mudah. Membuat tuan park semakin tidak percaya dengan kejadian didepannya. "sekarang perusahaanku sudah resmi milik park corporation –" kris menepuk bahu pamannya seraya mengangguk, "ini adalah permintaan ayahku sendiri paman, jadi kau harus mengemban bisnismu dengan baik . lagipula masalah diperusahaanmu tercipta karna aku bukan? Jadi biarlah aku yang menyelesaikan nya juga"


tuan park memeluk kris erat, "terimakasih"


kris hanya tersenyum membalasnya. "aku melakukan ini semua untuk chanyeol"


.


.


dan juga untuk mu byun baekhyun.


.


.


-to be continue-


Kris disini akan menjadi pahlawan kawann wkwk eitss tapi konflik nya sama hyorin belum kelarr masih puanjangg wkwk jadi keep waiting ya genks


Maap kalo ada typo karna aku ga sempet ngedit, ini juga mata udah merem melek gara2 seharian didepan laptop nyelesain proposal osis karna si ketua osis yang berjiwa psiko (?) itu udah cerewet nyuruh aku nyelesain proposalnya cepet2 *lah jadi curhat bhakz wkkkw


Dan untuk cotard delusion harap bersabar ya, aku lagi mikirin adegan pembunuhan yang zadist sama cukup mencekam wkwk . oh iya satu lagi, aku mau bikin fanfic baru bergenre school life + fantasy. Coming soon men so waiting yezz.


Thanks for reading,


Lup u


-na mi-


?777?^l��σ/

Comment