Rain

05:00 AM


Baekhyun kini tengah duduk diantara tumpukan kanvas putih serta berbagai macam pewarna di dekat tumpukan kuas besar dan kuas kecil. Bibir mungil yang mengerucut lucu serta wajah fokus telah membuat nya terlihat menggemaskan.


Ketika ia melihat cahaya mulai terang. seketika langsung ia bergegas memposisikan kamera powershoot miliknya.


KLIK


Satu foto matahari yang baru menampakan wajahnya telah ia dapat dengan sangat baik . Segera ia ambil satu lembar kanvas besar dan sebuah kuas yang telah terdapat warna jingga dibulu nya. tangan nya mulai bergerak lembut, menghasilkan goresan indah yang mulai terlihat.


Tok tok tok


Baekhyun mendongak kejendela didepan nya begitu ada yang mengusik acara melukisnya. Dia adalah chanyeol. Namja tampan itu sepertinya sehabis jogging, terbukti saat ini ia mengenakan baju trainning .


"Kau sedang apa baek?"


"A-aku sedang melukis tapi belum sempurna -" baekhyun menunjukkan hasil karya nya "-tumben kau datang pagi-pagi seperti ini chan, ada apa?"


Chanyeol nampak mengeluarkan sesuatu dari balik badan nya . Samar-samar baekhyun mencium aroma coffee yang menyengat. Dan benar saja, chanyeol kini menyuguhkan 1 cup coffee dan satu bungkus pie strawberry kearah nya.


"Ini untukmu baek, aku tau kau belum makan bukan?"


Baekhyun tersenyum. Ia meletakkan kanvas nya dan mulai mengambil pie dan coffee dari chanyeol itu. "Terimakasih"


mata chanyeol memicing, tak kala ia melihat baekhyun yang ingin melukis matahari yang tengah ingin terbit. Sebuah pertanyaan muncul diantara saraf motorik nya,
"Kenapa ingin melukis matahari terbit baek? Kenapa kau tidak melukis yang lain?"


Baekhyun tersenyum, ia menarik roda dikursi roda nya guna mendekat kearah chanyeol yang diambang jendela itu.
"Aku ingin melihat nya-" baekhyun menatap langit "ketika aku ketakutan karna hujan diluar sana, aku bisa melihat matahari terbit didekat ku, jadi aku tidak akan ketakutan lagi"


Chanyeol tertegun.


Selain didiagnosa memiliki tekanan mental, ternyata baekhyun juga takut kepada hujan, sejenis paranoid mungkin.


"Hmm baek, apa kau mau pergi bersama ku nanti malam?"


"Kemana?"


"Ke cafe paman ku, tidak jauh dari sini-" chanyeol menjauh dari jendela "aku akan menjemputmu nanti malam" Gumam nya menjauh sambil melambaikan tangan.


Baekhyun menunduk, ia khawatir chanyeol melihat rona merah dipipi nya tadi. Bagaimana tidak, ia baru saja diajak kencan . Dan itu ajakan secara langsung, bukan lewat pesan ataupun telfon. Huh baek, kau sangat beruntung.


Tapi ada satu kekhawatiran lain di hati baekhyun. Sebuah masalah yang jika terjadi akan membuat kencan mereka batal .


"Tuhan. Aku harap , Hujan yang jahat tidak mengacaukan kebahagiaan ku, lagi."


****


'Annyeong ahjussi, aku chanyeol. Nanti aku ingin mampir kesana bersama temanku, bisakah ahjussi menyiapkan meja kami? Ditempat biasa , di paling ujung dekat jendela'


Ahjussi kim terkekeh pelan begitu ia selesai membaca pesan singkat dari keponakan angkat nya itu.


'Jam berapa kau datang?'


Tak perlu menunggu lama, sebuah pesan balasan masuk dan membuat ponsel ahjussi kim berdering 'sekitar jam 7 malam'


Ahjussi kim nampak mencari-cari salah satu pegawai sekaligus anaknya dengan raut khawatir. "Kemana pergi nya dia?" Gumam nya sambil melepas apron guna mencari sang anak.


kyungsoo. Anak sulung dari ahjussi kim kini tengah duduk dibangku reot dibawah pohon besar belakang cafe nya. Ia tidak mendengar jika sang ayah memanggil karna ditelinga nya terpasang earphone. Hingga akhirnya ia menoleh akibat tepukan keras sang ayah dibelakang kepalanya.


"Ada apa appa~ kenapa kau memukul ku?"


Ahjussi kim hanya menghela nafas "tolong bantu appa mu ini, sebentar lagi chanyeol akan datang bersama pacarnya jadi kita harus mempersiapkan keadaan cafe dengan sangat romantis"


"C-chanyeol? -" kyungsoo nampak melepas earphone nya, ia menatap mata ayahnya dengan lesu "chanyeol sudah punya pacar?"


"Iya, sudah ayo cepat masuk dan bantu appa"


Langkah kaki ahjussi kim mulai menjauh Sementara kyungsoo masih terduduk lemas ditempatnya. Entah apa yang ia rasakan , namun mendengar bahwa chanyeol sudah ada yang memiliki membuat hati nya tersayat.


"Kenapa rasanya sakit?"


******


Chanyeol merentangkan tangan nya yang terasa keram setelah ia bergulat dengan berbagai macam kasus penyakit kejiwaan.


Ditundukkan nya kepala penat itu keatas meja. Hingga suara ketukan pintu membuat nya dengan terpaksa harus membangkitkan kepala penat itu lagi .


"Bagaimana pasien mu? Apa mereka puas?"


Menyadari bahwa yang datang adalah teman nya yaitu sehun, chanyeol kembali menundukkan kepala dimejanya. "Entahlah, yang jelas mereka tersenyum saat aku tanya" Gumam namja itu malas.


"kau lelah? Mau aku traktir coffee?"


Seketika chanyeol terbangun, bukan karna ia akan di traktir oleh sehun. Melainkan ia ingat kalau ia ada janji dengan baekhyun yaitu ingin minum coffee bersama di caffee ahjussi kim.


"JAM BERAPA INI?!"


"Jam 05:00 , memang ada apa chan?"


Chanyeol tidak menggubris perkataan sehun dan langsung melesat pergi keluar dengan jaket dan kunci mobil . Sehun yang melihat itu terkekeh pelan 'pasti ia terlambat untuk menemui baekhyun'


*****


05:45 KST


Chanyeol masuk kedalam rumah nya dengan tergesa, ia membanting tas nya dan langsung pergi kekamar mandi guna membersihkan badan.
Setelah beberapa menit , namja tampan itu selesai dengan ritual mandinya.


Ia melangkah cepat menuju lemari pakaian. Keningnya nampak berkerut begitu ia memilih apa yang akan ia pakai nanti. Hingga, suatu yang berkilau mencuri perhatian mata nya.


Itu adalah foto soo in.


Chanyeol datang dengan tergesa menuju taman belakang sekolahnya, ia bahkan meruntuki dirinya sepanjang jalan akibat melupakan kencan pertama nya ini.


Langkah kaki nya memelan perlahan begitu ia sudah dekat dengan titik pertemuan. Namja tampan itu merapikan hoodie tebal nya yang dihinggapi ribuan Benda putih yang dingin, dan tak lupa ia mengeluarkan bunga mawar yang ia selipkan didalam hoddie tebal nya itu.


Chanyeol tersenyum puas begitu menyadari dirinya telah rapih dan juga tampan. Ia melangkah menuju soo in dengan langkah kaki yang percaya diri tentunya.


"Apa aku terlambat?"


Soo in menggeleng "tidak, aku yang terlalu cepat datang" gumam nya yang disertai sebuah tawaan hampa.


Chanyeol menggaruk tengkuk nya yang tak gatal sambil terduduk . Namja ini sesekali menoleh ke segala arah agar mendapat bahan obrolan.


"Hmm- " chanyeol nampak berfikir "apa aku cocok dengan baju ini?"


Soo in mulai menatap chanyeol dari ujung kaki hingga kepala nya. "Menurut ku, kau cocok dengan baju itu. Terlihat manis"


Chanyeol tersenyum , raut wajah bahagia kian kentara di wajah tampan nya "terimakasih, kau juga cantik"


Bayangan delusi chanyeol akan masa lalu nya itu dibuyarkan oleh suara pesan masuk dari ponselnya. Ia berjalan gontai kearah ponselnya yang berada diatas ranjang nya.


'Chanyeol ini aku baekhyun, aku sudah didepan rumahku , apa hari ini jadi atau tidak?'


Chanyeol melempar ponselnya asal, ia meruntuki dirinya yang baru ingat akan janji itu. Dan beberapa menit kemudian, namja tinggi itu siap untuk menemui baekhyun'nya' .


****


07:15 KST


Baekhyun menghela nafas berat. Ia menoleh ke ponselnya lagi, dan tetap tidak ada pesan masuk disana. Kembali ditaruhnya benda kotak kecil itu, dan mulai menggeser roda untuk kembali masuk kedalam rumah,


"BYUN BAEKHYUN!"


Baekhyun menoleh dan mendapati chanyeol tengah berlari kearahnya dengan syal yang belum terpasang dengan benar dan tangan kanan yang membawa payung. Ia terlihat begitu antusias mengingat laju lari chanyeol cukup cepat.


"Maaf-" gumam nya sambil merapikan rambut dan juga syal hitam dileher jenjangnya dan mengatur nafas nya yang tersenggal "-maaf karna membuatmu menunggu terlalu lama"


Baekhyun hanya tersenyum kecil lalu mengangguk lemah "tidak apa-" tangan mungil nya tergunggah untuk membantu chanyeol merapihkan syal nya "-kau terlihat lelah, apa kita batalkan saja?"


Chanyeol terdiam. Dan terasa perlahan rintikan hujan mulai membasahi jalanan disekitar mereka. Baekhyun, menatap sedih langit yang tengah mendung saat ini. Sementara chanyeol dengan raut wajah polosnya ia membuka payung berwarna transparan dan memegang nya diatas kepala baekhyun.


"Sudah terlanjur jadi ayo kita berangkat"


"Tapi kau akan basah kalau tidak pakai payung chan-" baekhyun merunduk sambil meremas ujung syal merah nya"-dan aku tidak ingin kau sakit" gumam nya pelan.


Chanyeol yang mendengar itu lantas tertawa keras. "Tenang saja byun-" chanyeol mendekat kearah baekhyun dan berujar pelan "aku tidak mau baekhyun'ku' terkena rintikan hujan yang jahat"


*******


Sehun berdiri dipinggir halte guna menunggu bus malam yang lewat untuk mengantarnya pulang . Ia menggosok pelan tangan nya guna menghilangkan hawa dingin yang memblundah.


brukk


Sehun terkejut ketika ada yang menabraknya dari belakang. ia menoleh dan mendapati seorang namja manis berwajah seperti rusa tengah tersungkur sambil membersihkan tanah yang menempel dibunga yang sedang ia bawa.


"Ahh maaf, aku tidak melihat mu tadi"


Namja manis itu hanya tersenyum "tidak apa, aku yang salah tadi karna terlalu terburu-buru" gumam nya sambil membungkuk dan melangkah menjauh.


Sehun masih terpaku ditempat nya. Masih belum merasa sadar akan kejadian beberapa detik lalu yang membuat dirinya terdiam dengan degupan jantung yang tak normal. Ia terkekeh , lalu melangkah menuju bus yang sudah datang didepan nya.


Namun tak kah kalian lihat. Sehun membawa sebuah kelopak bunga mawar ditangan kanan nya. Itu adalah salah satu kelopak bunga yang terjatuh tadi, sehun mengambil nya dan menyimpan nya disaku celana.


"Astaga, sepertinya aku jatuh cinta"


*****


Baekhyun dan chanyeol kini sedang duduk ditepi bangku taman kompleks mereka. Ditengah hujan dengan keadaan baekhyun yang dipayungi oleh chanyeol. Memang terlihat sangat romantis mengingat baekhyun tersenyum ditengah hujan yang jahat.


"kau sungguh tidak apa-apa?-" chanyeol menyentuh dahi baekhyun "dahimu dingin, lebih baik kita pulang sebelum kau sakit byun"


Baekhyun menoleh kearah chanyeol. Ia tersenyum pelan "tidak apa, aku ingin menikmati hujan" lirih nya .


Chanyeol hanya mengangguk lemah, sebenarnya ia sudah sangat khawatir dengan baekhyun. Terbukti betapa pucat bibir mungil itu. Huh, sunggih keras kepala.


Beberapa menit kemudian chanyeol melepas mantel nya, ia menyelimuti baekhyun menggunakan mantel nya. Namja manis itu sempat menolak, namun apa daya , tatapan chanyeol membuat nya mau tidak mau harus memakai mantel itu.


"Kau tau sesuatu chan?"


"Apa?"


Baekhyun mendongak, menatap langit yang masih menumpahkan perlahan cairan bening nya. "Sepertinya, aku mulai menyukai hujan"
.
.
.
.


-to be countinue-


Adakah yang masih nunggu fanfic ga jelas ini? Ommo , maaf ya readers aku lagi disibukkan dengan berbagai tugas sekolah jadi agak lama ngelanjutin nyaa.


Thanks.


-nam na mi-

Comment