EPILOG


Baekhyun tidak bisa berhenti berdecak saat seorang namja yang berstatus sebagai tunangannya itu terlambat 'untuk kesekian kali' pada pertemuan mereka sore ini. waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, itu berarti baekhyun sudah duduk didepan sebuah toko perlengkapan pernikahan selama kurang lebih 1 jam, ditambah ponsel chanyeol yang tidak aktif semakin membuat baekhyun mengeluarkan sumpah serapahnya pada dobbi itu.


Dan kini terlihat seorang namja yang berpakaian cukup berantakan muncul didepan baekhyun , nafas namja itu terputus-putus dan baekhyun sedikit mengkhawatirkan itu. belum lagi baju yang kotor entah noda apa yang menghiasi jas mahal tersebut semakin membuat baekhyun khawatir.


"apa rapat dengan perusahaan kang membuatmu sampai mandi lumpur?"


Chanyeol mendongak setelah nafas nya mulai teratur, dengan cepat ia membuka jas nya dan hanya memakai kemeja silver miliknya . "aku tadi terjatuh –" chanyeol memperlihatkan luka goresan disekitar punggung tangannya. "-aku terburu-buru karna ponselku lowbat , a-aku takut kau marah padaku jadi aku langsung berlari kesini karna jalanan seoul pasti padat karna ini jam pulang kantor"


Baekhyun tersenyum lembut, ia cukup tersentuh dengan hal manis yang lagi-lagi ditunjukkan chanyeol untuknya. Dan dengan cepat ia meraih tangan chanyeol yang sedikit mengeluarkan darah , dikecupnya pelan punggung tangan itu dan chanyeol yang melihatnya hanya mengusap rambut baekhyun gemas.


"kajja , kasihan perancang busana kita , pasti ia sudah menunggu lama"


Baekhyun mengangguk, "kajja"


.


.


"hyung, bagaimana bisa restaurantmu selaris ini hanya karna ramen?" lirih sehun seraya meneguk cepat ice coffee yang baru saja dibawakan oleh kris. Sementara kris yang mendengar itu hanya terkekeh pelan.


Setelah mendengar kris yang dipenjara, tao memutuskan untuk meninggalkan namja malang itu, terlebih sang ayah yang sempat depresi membuat kris kehilangan semangatnya. Tapi ketika baekhyun berkata bahwa chanyeol akan merawat ayahnya kris sedikit lega, apalagi hanya berselang 2 bulan, sang ayah sudah bisa berbicara dan kesembuhannya mencapai 70% membuat kris benar-benar lega.


Kebebasan kris dari buih membawa dampak besar bagi kesembuhan ayahnya. Dan disinilah mereka, berbahagia disatu atap restaurant sederhana. Dan jika kalian Tanya bagaimana nasib hyorin, dia sudah bahagia menjadi status istri sah kris. Entah mengapa cinta tumbuh secara tiba-tiba karna mereka sering tertawa ketika makan siang tahanan tiba . dan kini semua menjadi baik-baik saja, semoga.


"apa chanyeol dan baekhyun belum selesai dengan urusan mereka? –" hyorin mendecak dan luhan yang mendengar itu hanya terkikik . kyungsoo bahkan tidak menggubris hyorin dan lebih memilih focus dengan daging asapnya mengingat ia sudah cukup jengah dengan keluhan hyorin. "-acara kita akan mulai sebentar lagi, bahkan kris sudah menutup restaurant ini"


Kai menghela nafas saat ia sudah menyelesaikan pekerjaannya yakni membersihkan sayur-sayuran yang dibeli kris tadi siang . sejenak ia menepuk kuat bahu kris, "aku salut dengan kesabaranmu dengan sikap hyorin. Kau patut mendapat penghargaan hyung"


Kris terkekeh, "tentu aku harus sabar –" namja itu melangkah mendekati sang istri yang sibuk dengan daging asapnya dan menarik pinggang hyorin mendekat, membuat hyorin sedikit tersipu disana. "-istriku sedang mengandung , jadi apa salahnya bersabar 'kan?"


Kyungsoo hampir terbakar karna daging yang tengah ia balik terjatuh begitu saja, luhan bahkan sangking terkejutnya mengabaikan daging didepannya hingga gosong , kai terlihat menjatuhkan semua sayuran yang sudah ia cuci dan sehun, namja albino itu terlihat terbatuk-batuk karna tersedak ice batu di coffee nya. Sementara kris yang melihat itu hanya tertawa dengan kencangnya.


Tapi sebelum mereka semua protes dengan ucapan tiba-tiba dari kris , bel pintu tanda orang datang berbunyi, menampakkan dua orang namja dimana yang lebih tinggi tengah kesusahan membawa berbagai macam belanjaan sementara yang lebih pendek terlihat sangat santai sambil menikmati ice cream strawberry nya.


"apa kami terlambat?"


Kyungsoo menggeleng , "belum dan hampir"


Baekhyun tertawa pelan disana sementara chanyeol –yang dibantu sehun- membereskan beberapa baju baru baekhyun yang baru saja dibeli oleh namja manis itu.


Tak terasa waktu sudah mulai berjalan cepat. Mereka semua saat ini tengah duduk seraya mengobrol apa saja sambil ditemani kue kering buatan kyungsoo dan luhan , jangan Tanya kenapa baekhyun tidak iku ambil andil dalam urusan dapur, terakhir kali mereka masak bersama baekhyun, dapur direstaurant kris hampir hangus. Ck, masa-masa yang memalukan.


"daebak, biskuitmu sangat renyah dan juga pudding ini, sungguh lembut. Kenapa kau tidak mencoba menjadi juru masak direstaurant ini? jadi makanan disini tidak hanya pedas tetapi juga manis"


Luhan menggelengkan kepala berulang kali saat mendapati kekasihnya berkomentar sok bijak 'lagi'. Sehun memang seperti itu, ia bahkan sudah menduduki status sebagai perdana mentri atau tempat curhatan pribadi direktur utama perusahaan park, yaitu ayah dari chanyeol.


"akan aku pikirkan"


Kai menghela nafas mendengar ucapan kyungsoo, dan dengan cepat ia berbalik, menatap kyungsoo dengan memelas. "tapi kyungie, kalau kau seharian penuh berada disini, lantas yang menemaniku dirumah siapa?" kyungsoo membuang muka, dan mendecak sebal.


"yak kkamjong, kau bahkan menghadiri rapat direksi disetiap harinya dan membiarkan kyungsoo sendirian diapartemenmu jadi apa salahnya jika ia bekerja disini?"


Kai menatap tajam kris yang berbicara seperti itu. tapi memang ada benarnya juga, ia hanya berada dirumah pada hari minggu, dan hari-hari lainnya ia selalu sibuk dengan urusan perusahaan. Tapi terlepas dari itu semua, chanyeol dan baekhyun hanya terdiam sambil sibuk dengan urusan mereka masing-masing, yakni chanyeol yang memotongkan daging untuk baekhyun dan baekhyun yang menyuapi chanyeol.


"akankah kita menjadi nyamuk disini?"


Dan ucapan sehun membuat tawa renyah chanyeol dan baekhyun mendominasi ruangan.


******


Pinggir pantai jeju menjadi pilihan tepat chanyeol untuk merayakan peristiwa penting didalam hidupnya , yakni pengucapan janji suci pernikahan bersama sang pujaan hati tentunya. Namja tinggi itu bahkan terus saja mondar –mandir diatas altar seraya melafalkan ucapan dan menghilangkan rasa gugup. Mereka memang tidak memakai seorang pendeta dan lebih memilih untuk membaca sendiri janji mereka didepan para kerabat. Karna menurut mereka, membaca sendiri janji suci akan terkesan lebih serius dan romantic tentunya.


"astaga park chanyeol, pernikahanmu akan dilaksanakan 30 menit lagi dan kau masih disini? –" tuan park menarik anak nya , membuat chanyeol melompat kebawah dan turun dengan tidak elitnya dari atas altar. "-ikut ayahmu menyambut tamu, cepat"


.


.


Baekhyun terus saja menggertakan gigi putih nya seraya memilin ujung tuxedo putih yang ia kenakan hingga sedikit kusut. Ini memang sudah menjadi kebiasaan seorang byun baekhyun, memilin baju hingga kusut disaat gugup . pintu terbuka perlahan, menampakkan sesosok namja tinggi yang sebentar lagi akan menjadi suami sah nya. Itu park chanyeol. Dan seharusnya chanyeol tidak boleh datang ketempatnya ini karna tuan park melarang keras mereka bertemu dari dua hari lalu.


"kau gila chanyeol –" baekhyun mendorong chanyeol yang tengah mendekat itu. "-bagaimana jika ayah tau? Kau bisa digantung dialtar chanyeol, dan kita bukannya melangsungkan pernikahan melainkan merayakan kematianmu. Dan bagai- mph!"


Chanyeol melepas tautan singkat itu. entah mengapa baekhyun sering banyak bicara akhir-akhir ini, membuat chanyeol sering menciumnya dengan iming-iming memberhentikan ucapan kekasihnya itu. oh, kesempatan dalam kesempitan memanglah indah.


"aku gugup, sungguh aku sangat gugup –" chanyeol menunduk, membuat baekhyun merasa tak enak hati disana. Dan dengan cepat ia menarik wajah chanyeol, membuat mata mereka bertemu dalam satu titik.


"aku ada disini , jadi jangan gugup. Paham?"


Chanyeol mengangguk, "temui aku diatas altar" lirih chanyeol singkat sebelum berlari keluar meninggalkan baekhyun yang duduk sambil terus memegang pipi nya yang sangat memerah karna ucapan chanyeol barusan.


Baekhyun kembali tersadar saat pintu besar bewarna putih keemasan didepannya kembali terbuka, kali ini menampakkan sesosok yeoja cantik yang tengah berbadan dua. Baekhyun mengulas senyumnya begitu juga hyorin yang kini duduk disampingnya. Pandangan mereka melembut tak kala hyorin yang memegang tangan baekhyun lembut.


"kau sangat cantik baek, -" hyorin terkikik, "pantas saja si chanyeol idiot itu sangat tergila-gila padamu. Aku melihatnya mengendap-ngendap hanya karna ingin masuk kesini, ck kau sungguh beruntung"


Baekhyun menggeleng, "jika tidak ada kau, mungkin aku tidak akan seyakin ini untuk menikahi park chanyeol –" hyorin hanya tersenyum tak mengerti disana, baekhyun balas tersenyum. Hyorin memang melupakan masa lalu kelamnya saat depresi berat kala itu, membuatnya tidak mengingat apapun yang terjadi saat peristiwa besar itu terjadi. "-sudahlah lupakan . oh iya, bagaimana anakmu? Apa dia telah menunjukkan perkembangan?"


Hyorin tertawa renyah disana. "tentu belum baekkie, dia masih berumur 1 minggu"


Baekhyun hanya mengangguk tak paham, bagaimana pun ia masih pemula dan juga ia tidak begitu mengerti dalam urusan seperti ini.


Wajah yoora membuat mereka berdua menoleh. Kakak perpempuan chanyeol itu menunjuk arloji ditangannya dan baekhyun kini mulai kembali memilin baju nya seraya menggigit bibir bawahnya pelan.


"sudah tiba waktunya baek, ayo keluar"


******


Bunga-bunga kecil dilemparkan didepan baekhyun sebagai pengiring namja manis itu kehadapan namja tampan didepannya. Chanyeol sangat terlihat tampan dengan setelan jas hitam silver itu, dan baekhyun sangat terlihat manis disana dengan tuxedo putih dengan corak sedikit silver.


Chanyeol mengangguk begitu ia menggenggam tangan baekhyun yang gemetar disana. Namja tampan itu memberikan mimic wajah seakan ia tengah berkata bahwa semua akan baik-baik saja, dan baekhyun tersenyum lembut dan dengan ajaibnya, hati baekhyun tenang perlahan.


Chanyeol menunduk, mensejajarkan dirinya dengan baekhyun yang duduk dikursi roda sambil terisak kecil. Dengan lembut namja tampan itu meraih tangan baekhyun ."saya park chanyeol. Akan selalu mencintai byun baekhyun dan selalu menemaninya dalam suka maupun duka . serta akan bertanggung jawab penuh atas dirinya , akan selalu bersamanya hingga maut memisahkan kami"


chanyeol mendongak, menatap baekhyun dengan dalam. "saya byun baekhyun. akan selalu mencintai park chanyeol dan selalu menemaninya dalam suka maupun duka. Serta akan menjadi istri yang berbakti kepada dirinya, serta akan selalu bersamanya hingga maut memisahkan kami"


Selesai sudah. Janji suci telah terucap dengan sangat fasih serta tulus. Dan kini, chanyeol menarik baekhyun untuk berdiri. Baekhyun dengan sigap menarik leher chanyeol dan menaruh telapak kakinya diatas telapak kaki chanyeol. Seolah seperti déjà vu, dan pipi baekhyun merona kuat .


"terimakasih karna sudah membuatku menjadi seperti ini park chanyeol, -" baekhyun tersenyum lembut. "-aku mencintaimu"


Chanyeol terkekeh "aku juga mencintaimu park baekhyun" lirih chanyeol sebelum meraih bibir mungil itu lembut.


.


.


I chose you not because of what you have, not too physical . I chose you because I'm comfortable and I'm happy


- Chanyeol & baekhyun diary's


.


.


-END OF EPILOG-


ini dia epilog yang aku janji kan wkwk mian kalo cuma sedikit karna memang ukurannya segini kali ya? wkwk 


oh iya JANGAN LUPA BACA FANFIC BARU AKUUUU *capslock jebolz wkwk candaa, ayo baca ff baru aku yaww genre nya school life + komedi receh. dan untuk kamu-kamu yang lagi suka baca ff misterius, silahkan mampir dicotard delusion . disitu kalian akan merinding !! *gajuga sih haha


okeh, thanks for reading


lup yu


-na m-

Comment