14. Sudut pandang

Disclaimer : Mobile Suit Gundam 00 adalah milik studio Sunrise dengan Yosuke Kuroda sebagai penulis dan Yun Kouga sebagai ilustrator. Lord El Melloi II case files dibuat oleh Sanda Makoto dan Mineji Sakamoto, bagian dari Fate series dan Nasuverse dengan Kinoko Nasu sebagai pengarang utamanya. Fanfiksi ini sendiri milik saya pribadi, Runni001. Kesamaan karakter, latar, tempat, alur cerita adalah kebetulan semata. Semua karakter dari cerita ini merupakan pinjaman dari kedua franchise tersebut untuk mengisi ilustrasi cerita. Beberapa karakter akan diubah namanya untuk menghindari copyright dan referensi baru akan ditambahkan.


.


.


Selamat membaca!


.


.


 Shuuji memperhatikan kondisinya mulai membaik, bahkan tanpa perawatan dari Nightingale ataupun Asclepius dia bisa merasakan tubuhnya bergerak normal. Malam yang kembali datang menciptakan suasana tenang serta damai setidaknya untuk saat ini.


Menemukan dirinya terbangun tengah malam, ia memutuskan untuk mencari beberapa buah di kulkas sebagai obat tidur mujarab, tentu saja sebelumnya ia sudah mendapat izin dari Jane.


"Buah naga... Pisang... Kiwi... Apel.... Pir.... Jeruk......" ucapnya sambil menghitung buah-buahan yang ada didepannya. Setelah berpikir cukup lama, pria itu mengambil sebuah pisang dan mengupasnya. Kulkas yang berada didapur dan tak jauh dari meja makan, hal ini membuatnya merasa tidak asing, ah... ternyata ia mengingat rekan-rekannya di kantor pusat. Rasa ingin pulang pun semakin besar. 


Namun, di satu sisi ia merasa bingung. Rekannya, Jane Watson seperti tidak ada keinginan untuk kembali dengan tatapan mata yang sekilas ia lihat siang tadi.


 Apa Jane membenci kami?


Atau kamilah orang-orang yang merepotkan Jane?


Pantaskah aku mendapatkan bantuan seperti ini darinya?


Pikiran yang bergemuruh membuat hatinya tak tenang, pandangan matanya mulai kabur dan wajahnya memanas. Sesaat ia berpikir bahwa tubuhnya akan jatuh, Jane datang dan menahan tubuhnya untuk kembali bersandar, tak lupa mengecek suhu tubuh Shuuji dengan termometer yang ia bawa disakunya.


"Badanmu panas, kembalilah ke kasur. Ah tidak, aku akan membawamu kekamar dan menidurkanmu." membawa tubuh pria satu ini tidaklah mudah, karena Shuuji yang suhu tubuhnya tinggi akan rewel, berbanding terbalik dengan kondisi normalnya.


Aku akan membawanya ke kantor pusat besok, Asclepius ada obatnya kalau tidak salah, pikir wanita itu dalam hati.


.


.


Beberapa hari setelahnya...



 "Hm? Memang benar aku dirawat di apartemennya untuk beberapa waktu. Apa ada masalah, Alex?"


"Dia tidak berbuat yang aneh-aneh 'kan terhadapmu?"


"Tohsaka, Ryougi, dan Kokutou juga ada disana. Aku tidak bisa pulih hanya dengan bantuannya sendiri."


"Baguslah kalau begitu."


Apa Alex tidak menyukai Jane?


Lokasi : Ruang kesehatan Counter Force


"Aku sudah siap untuk misi selanjutnya, Nightingale." ucap Jane dalam percakapannya dengan sang kepala perawat. Bukannya mendapat sambutan hangat, kepala wanita itu malah dijitak dengan cukup keras.


"Sa...sakit!"


"Kau masih harus mendapat perawatan, bekas lukamu masih bisa terbuka kapan saja!"


"Eh?!? Tapi aku...."


"Sekarang diam atau sesuatu yang buruk terjadi padamu...."


".....!!!"


Beberapa menit kemudian, Jane ditemukan tergeletak diatas kasur pasien dengan keadaan pulih 100% namun tertidur lelap.


.


.



Sementara itu, Tohsaka Rin tengah memperhatikan Emiya Shirou yang sedang menyiapkan beberapa bahan makanan yang akan digunakan besok didapur utama. Kedua tangannya dengan sigap mengiris dan memisahkan serat-serat yang masih menempel pada daging. Iris matanya tajam seperti biasa, dan terlihat tak ingin diganggu. Sekali lagi, seorang Tohsaka Rin memperhatikan rekannya yang satu ini dengan tatapan bagai seorang audiens, memperhatikan seorang juru masak yang selalu dinanti tiap paginya di Counter Force.


"Apa ada sesuatu yang mengganjal pikiranmu, Tohsaka?" tanya Emiya sambil mengiris potongan jamur enoki yang sebelumnya telah dicuci.


"Tidak ada kok. Memangnya tidak boleh memperhatikan dirimu yang menyiapkan bahan besok?" balasnya dengan senyuman jahil.


"Ah... kau ini. Jika tidak, gunakan kedua tanganmu dan bantu aku."


"Tidak mau, kau terlihat tak ingin diusik saat ini."
"Tapi kini kau menggangguku, jadi ada baiknya kau sekarang membayar kesalahanmu dengan membantuku."


"Oke, oke...."




Bersambung  

Comment