Bab 19

Deretan angka dan huruf yang berbaris tak teratur di tulis dengan rapih oleh Yechan di buku tulis nya.

Melihat lagi jam tangan yang beroprasi secara digital di tangannya. Entah mengapa waktu begitu lambat ketika dia sedang menghadapi pelajaran yang tidak begitu Dia sukai.

Bukan berarti Yechan tidak mampu melakukannya, tapi seperti yang dia katakan sebelum nya. Matematika sangat menguras energi nya.

"Ada apa ?" Tanya Junghoon yang menyadari betapa gelisahnya Yechan semenjak tadi

"Aku bosan, pelajaran ini akan membunuh ku sebentar lagi." Jawab Yechan frustasi

Tentu saja sebuah tawa kecil di berikan Junghoon sebagai respon, tak lupa usapan lembut di kepala Yechan.

"Aku tak percaya ucapan itu keluar dari mulut siswa pintar seperti mu." Ucap Junghoon

"Siswa pintar juga manusia, hyung." Yechan menanggapi

Akhirnya...setelah menunggu hampir setengah abad rasanya. Suara dering bell tanda istirahat makan siang berbunyi juga, tidak ada yang lebih membuat Yechan bahagia saat ini melebihi mendengar suara bell itu.

Tentu dengan sigap semua murid membereskan buku pelajarannya.

"Ingat anak-anak, lusa adalah tenggat waktu untuk mengumpulkan tugas. Bagi yang tidak mengumpulkan saya akan berikan hukuman, bagi skor terbaik saya akan sediakan hadiah !" Seru Pak Taedong menutup jam pelajaran nya

"Wooo...." Suara sorak dari beberapa anak yang antusias akan mendapat hadiah terdengar di segenap penjuru kelas.

"Ayo ke kantin, xen kamu ikut kita kan ?" Tanya Kevin pada Xen yang sudah berada di kelas mereka beberapa hari dan duduk di sebelah Jehyun.

"Tentu" jawab Xen setuju, sejak dulu Xen adalah bagian dari mereka. Tidak heran semua teman-teman nya sangat bahagia ketika melihat dia kembali ke sekolah ini.

"kamu tidak mengajak ku ?" Tanya Hyuk manja pada kevin

"Yaaa...kapan kamu tidak mengikuti nya ? Bahkan tanpa di ajak, kamu bertingkah seperti arwah penasaran yang menuntut balas." Celetuk Junghoon

"Aku tidak bertanya padamu, aku tanya Kevin" balas Hyuk

"Sudahlah, berhenti berdebat. Hyukie...temani aku di kantin ya" ucap Kevin yang pada akhirnya selalu bisa menjinakkan sikap kekanakan Hyuk sekaligus perdebatan yang di timbulkan karna nya.

"Apapun demi Kevin" tanggap Hyuk

Seperti biasa, Junghoon akan memberi respon menyebalkan untuk setiap adegan romansa mereka

"Uwwweeeeekkkkk...aku mual melihat nya" Gerutu Junghoon

"Cih...bilang saja jika iri" balas Hyuk

"Kalau begitu, biar aku temani Sebin Hyung" sela Yechan. Mendengar itu, spontan Hyuk menolehkan kepalanya Ke Yechan dengan cepat.

Ingin protes tidak bisa, meng-iya kan juga tidak sanggup. Junghoon langsung tersenyum puas melihat ekspresi wajah Hyuk yang serba salah.

Tapi siapa sangka, ada yang lebih mebuat semua kaget.

"Tidak bisa. Yechan kamu ikut dengan ku !" Seru Jehyun dingin.

Yechan menatap Jehyun bingung, lalu sejenak mengalihkan pandangannya ke Xen yang berada di samping Jehyun.

"Wae ? Apa masalah mu ?" Tanya Junghoon kesal

Tidak menjawab, Jehyun malah mengeluarkan beberapa buku dan sebuah unit laptop ke atas meja Yechan. Tentu semua orang disana mengerti, Jehyun sedang memberi isyarat tentang tugas pemberian Pak Taedong. Entah hanya sebuah alasan, atau memang ada yang perlu di kerjakan.

"Kita harus membahas tugas yang di berikan pak Taedong." Jawab Jehyun sambil menatap Yechan

"Bukan kah kamu bilang akan mengerjakan sisa nya ?" Tanya Yechan pada Jehyun

"Sedikit perbaikkan akan membuat kita mendapatkan hadiah. Ayo jangan membuang waktu !!" Seru Jehyun

Jehyun menggenggam pergelangan tangan Yechan dan hendak menarik nya untuk mengikuti nya. Namun terhenti sejenak ketika Xen menghentikan langkah Jehyun.

"Ah...sebentar, bisa kah aku ikut dengan tim kalian berdua. Aku belum ada kelompok ?" Tanya Xen, Yechan tak bisa banyak menjawab. Hanya mampu memperhatikan apa yang bisa di lakukan Jehyun untuk menghindari Xen lagi.

Bagi Yechan berada diantara Xen dan Jehyun yang dia sendiri belum tau pasti apa yang terjadi, membuatnya lebih merasa serba salah. Ketimbang terlibat dengan masalah Jehyun dan Jaehan.

"Tidak. Pak Taedong tidak memberatkan mu untuk mengikuti tugas kelompok ini. Karna kamu baru masuk, jika ingin ikut. Ikut lah bersama kelompok aneh itu !" Jawab Jehyun sambil menunjuk Hyuk dengan dagunya.

"Aish...saekkiya.." gumam Hyuk merutuk keras Jehyun ketika mendengar Jehyun mengatakan dirinya aneh.

Xen hanya menunduk, seberapa keras dia berusaha merebut kembali hati Jehyun, rasanya semua usahanya sia-sia. Tapi Xen merasa tidak bisa berhenti, keberadaan Yechan mulai membuatnya cemburu. Namun tetap saja, dia tidak bisa banyak bertindak untuk sementara ini.

Mata Xen terus memandangi langkah Jehyun yang berjalan menjauhinya sambil terus menggandeng Yechan. Semakin menyesakkan karna Yechan tidak terlihat terganggu dengan perlakuan Jehyun.

Sebuah tepukan kecil di pundak nya menyadarkan xen. Senyum teduh khas Junghoon membuatnya merasa lebih baik.

"Tenanglah, Jehyun akan mengerti. Dia akan seperti dulu lagi." Ujar Junghoon

"Tapi Yechan..." Sanggah xen tanpa menyelesaikan ucapannya.

"Yechan apa, Jaehan Hyung tidak akan membiarkan Jehyun mendapatkan nya." Serobot Hyuk

"Eo...apa kamu tidak bisa lihat. Jaehan hyung sangat menyukai Yechan ?" Tanya Kevin

"Tapi...apa kalian tidak bisa lihat, Jehyun juga sama menyukainya." Ucap Xen
.
.
.

Yechan berdiri dan memperhatikan di sekeliling nya. Sedikitnya terpaan angin di wajahnya memaksanya menyingkirkan rambut yang menutupi pandangan.

"Kenapa kamu membawa ku kesini ? Bukan kah kita mau belajar ?"

Jehyun tersenyum, senyum yang sedari tadi tidak bisa di lakukannya.

"Apa salah nya tempat ini ? Kita bisa belajar disini"

Kepala Yechan tertunduk memperhatikan lantai dak sekitar rooftop yang terlihat sangat kotor dan berdebu. Jika dia duduki pasti akan membuatnya terpaksa ke binatu untuk melaundry seragamnya.

"Jehyun-ah Jika ingin membawa ku kesini, setidaknya sediakan kursi dan meja untuk ku !"

"Baiklah, akan ku sediakan. Jika kamu berjanji akan menemaniku saat aku ingin berada disini setiap saat Yechanie."

Teg...

Seperti merasa ada sebuah ketukan di hatinya. Yechan kembali meremat dadanya, melihat sorot mata penuh permohonan dari Jehyun namun dia menyampaikan nya tanpa ada penekanan sama sekali. Bagaimana bisa Jehyun setenang ini, padahal dia begitu mengharapkan sesuatu.

"Kamu suka sekali tempat ini, Jehyun."

"Eo...menjadi lebih baik saat kamu menemukan nya. "

Yechan terus mengusap tengkuknya, dan mencoba menghindari ucapan Jehyun.

"Ehm...mana yang harus kita periksa ? Bukan kah kamu bilang akan menyelesaikan tugas ?"

Senyum Jehyun terlihat lagi, kali ini dia berhasil menatap mata Yechan yang terlihat polos tanpa curiga sedikitpun.

"Aku sudah menyelesaikannya, aku hanya ingin berada disini bersama mu Yechan."

Sedikit merasa kesal, Yechan melesatkan sebuah tinjuan yang tidak terlalu keras di lengan Jehyun. Namun Jehyun menanggapinya dengan tawa ringan

"Sshh... Kenapa kamu begitu menyebalkan. Aku lapar, aku ingin makan dengan teman-teman ku."

Jehyun mengeluarkan sebotol susu pisang dan di sodorkan nya pada Yechan.

"Ambil ini, nanti akan ku traktir ramyeon di toserba. Aku perhatikan kamu suka sekali ramyeom."

Dengan lekas Yechan berusaha mengambil susu pisang itu dari tangan Jehyun. Namun Jehyun menggoda nya dengan menarik tangannya kembali dan menangkap tangan Yechan.

Seperti Jehyun yang biasanya, menggangu Yechan adalah satu hal yang membuatnya bahagia.

Jehyun menarik Yechan hingga mendekat, wajah mereka seperti tak ada jarak yang bisa menghalanginya.
Lancang mata Jehyun menurunkan pandangan nya ke bibir Yechan, membuat Yechan terpejam takut saat menyadarinya.

Dada Yechan berdebar cepat, dan Jehyun bisa merasakannya. Karna seperti halnya Yechan, dada Jehyun pun tidak kalah cepat berdebar nya.

"Lepaskan aku, Jehyun !"

Mata Yechan masih terpejam erat, hangat terasa hembusan nafas Jehyun dipipi nya.

"Kenapa Yechan-ah ? Kamu takut, atau nervous ?"

"Lepaskan aku sebelum aku teriak, Jehyun ! Kamu pikir aku tidak tau, kamu pun sama berdebarnya."

"Teriak lah ! Siapa yang akan mendengar kita ?"

Buuuukkkkk....

Sebuah pukulan mendarat kewajah Jehyun. Membuat Jehyun terpental kebelakang, Yechan membuka mata ketika mendengar suara bising itu.

Betapa kaget nya Yechan ketika melihat Jaehan sudah berdiri di hadapannya sambil menggenggam tangan nya.

Juga Jehyun yang sudah terkapar di lantai rooftoop dengan darah di pelipis bibirnya.

"Apa kau tuli ? Yechan sudah bilang untuk melepaskan nya, kenapa kamu terus memaksanya." Kesal Jaehan

"Haha...selalu mengacau. Apa kamu tidak ada hal yang bisa di kerjakan, selain menguntitku ? Apa aku begitu menarik pikiran mu, huh ? Yaaa...Jaehan, menjauhlah dari urusan-urusan ku." Tanggap Jehyun seraya bangun dan menepuk tangan nya yang di penuhi debu

"Maaf...aku tidak pernah tertarik dengan urusan-urusan mu, Jehyun. Tapi apapun yang bersangkutan dengan Yechan, akan menjadi urusan ku juga." Ucap Jaehan menahan amarahnya

"Memangnya kamu siapa nya Yechan, Jaehan ???" Tanya Jehyun terdengar seperti mengejek

"Lalu kamu pikir kamu siapa, Jehyun ? Jika aku lihat sekali lagi kamu coba menyentuh nya, kamu akan merasakan lebih dari ini !" Seru Jaehan

"Hyung...sudahlah, ayo pergi ! Jangan bertengkar disini. " Seru Yechan memohon agar Jaehan membawanya pergi dan menghindari perkelahian yang lebih besar.

Ternyata dia salah, berada diantara Jaehan dan Jehyun pun tidak menjadikannya lebih baik.

Namun, Jaehan tetap menurutinya. Membawanya pergi dari rooftop dan meninggalkan Jehyun sendiri.

Jaehan menarik tangan Yechan lembut dan membawanya turun dari sana. Namun mata Yechan tidak pernah tega untuk tidak melihat Jehyun yang berdiri mematung sambil sibuk membersihkan darah yang mengalir di pelipis bibirnya sambil mentapnya.

"Mian..." Yechan hanya mampu membisikkan itu tanpa suara.


Comment