Love is Blind, you know?

Info: Silakan silakan comment di part ini yang mau request , sertakan pair yang kalian mau (bisa dilihat di summary 'KOIBITO'  list pairingnya) dan bisa ditambah alurnya kalian mau gimana ^^ 


.


.


.


Itachi pendiam, tak banyak berbicara, dingin juga mungkin kata yang cukup tepat untuk mendeskripsikan pria tampan berambut arang ini. Namun siapa sangka, seseorang seperti Itachi bisa jatuh hati kepada Hinata, seorang wanita yang berbanding terbalik dengannya. Dan siapa sangka ternyata....


.


.


.


KOIBITO


.


'tok tok tok'


Seseorang mengetuk pintu kayu bercat hitam yang tertutup rapat itu. Hening sekali pagi ini, sama seperti setiap pagi di hari-hari lalu. "Uchiha-sama?" seseorang dengan sopan memanggil si pemilik kamar yang sepertinya masih betah didalam sana.


"Uchiha-sama, aku membawakan sarapan untukmu," ucapnya lagi.


Wanita berseragam pelayan itu terus berdiri, bahkan bisa sampai berjam-jam, menunggu tuannya membukakan pintu.


Namun ia beruntung kali ini, tak terlalu lama, pintu terbuka, menampakkan sesosok makhluk berwujud pria yang terlihat sudah rapi dengan kemeja hitam yang  ia gulung sesikut, dengan dua kancing teratas yang ia biarkan tak terkancing, juga celana jeans. 


"Terimakasih."


Pria itu berucap singkat, tak ada basa-basi, menerima nampan dari sipelayan lalu kembali menutup pintu.


Dialah Uchiha Itachi. Seorang genius berusia 25 tahun yang berhasil membangkitkan perusahaan sang ayah yang sempat tersandung kasus suap. Sekarang perusahaan itu kembali merajai ekonomi di Jepang.


Namun tak banyak yang tahu tentang pria ini, karena yang berdiri didepan selalu Obito. Kakak sulungnya. Itachi lebih suka bekerja dibalik layar, membuat sesuatu yang memukau namun tak pernah menunjukkan dirinya. Ia lebih banyak bekerja dari pada berbicara.


.


Setelah makan, Itachi membuka laptopnya, memeriksa barang kali ada E-mail atau pekerjaan yang Obito kirimkan untuknya.


"Undangan?" Itachi membuka surat elektronik itu. Ternyata itu adalah sebuah undangan yang dikirim oleh sahabat lamanya, satu-satunya kawan yang ia miliki.


"Wah, Akhirnya kau menikah juga Kisame," gumamnya sambil tersenyum. 


Tersenyum? mungkin hanya tuhan dan dirinya sendiri yang tahu seperti apa senyuman itu, yang pasti senyuman itu akan sangat mempesona, mengingat paras rupawan pemuda Uchiha ini.


'Kau harus datang Itachi, aku tak mau tahu. Jika kau tak datang, kupastikan aku akan melakukan sesuatu yang buruk hahaha'


Gurauan diakhir surat membuatnya ikut tertawa ketika membacanya, Kisame tidak banyak berubah. Pikirnya.


Sebenarnya malas sekali Ia untuk keluar rumah apalagi menghadiri sebuah acara, namun untuk kali ini tak apa. Demi sahabatnya, kawan lamannya.


.


.


Malam itu datang, dimana semua orang-orang kelas atas berkumpul dalam acara pernikahan Kisame dengan seorang model cantik Sunagakure. Pernikahan mewah itu menghadirkan banyak musisi-musisi terkenal yang kebanyakan beraliran musik Jazz atau Classic, namun tak sedikit pula yang mengisi acara dengan lagu-lagu Hard Rock Ballad. 


Itachi melangkahkan kakinya, Ia mengenakan setelan jas berwarna hitam, tak sedikit kaum hawa yang memandanginya, wajar saja, wanita mana yang bisa menolak untuk tidak melihat kearah pria tampan yang berjalan melewatinya?


Dari kejauhan Kisame melihat pria itu, senyuman mempelai pria yang satu ini mengembang, "Sahabatku datang," gumamnya. Ia berpamitan sebentar untuk menyambut Itachi yang baru saja datang.


"Itachi!" serunya.


Itachi menghentikan langkahnya, Ia melihat kearah pria yang menghampirinya dengan setengah berlari.


"Ah, Kisame, senang bertemu denganmu," ucapnya.


Kisame tersenyum, "Aku senang sekali, Sahabatku datang di acara pernikahanku," jawab Kisame. Rasa bahagia diwajahnya tak dapat Ia sembunyikan.


"Kau masih saja seperti patung berjalan Itachi, dan mana pasanganmu?" tanya Kisame.


Itachi hanya diam. Menurutnya pertanyaan ini tidak perlu dijawab.


"Ah, iya, ayo kukenalkan dengan Isteriku," ujar Kisame. Itachi mengangguk dan mengikuti pria bertubuh tinggi besar itu.


.


"Matsuri, kenalkan, ini Itachi. Sahabat yang kuceritakan," ucap Kisame.


"Aku Matsuri, senang berkenalan dengan anda Itachi-san," ucap wanita cantik itu.


"Aku Itachi, selamat atas pernikahannya. Kisame sepertinya aku akan pulang sekarang," ucap Itachi.


Kisame tampak tak senang, "Jangan pulang dulu, aku mengundang penyanyi paling terkenal dijepang saat ini, kau harus melihatnya," ucap Kisame.


Itachi menghela napas, jika Kisame sudah seperti ini, akan susah untuknya pulang kerumah.


.


Tak lama kemudian, seorang wanita cantik menaiki stage, sebuah gaun pendek ketat berwarna Hitam-Silver membalut tubuh mungilnya yang sedikit berisi, terlihat sangat manis dan ideal. Sepatu berhak tinggi dan rambut panjangnya yang ia ikat tinggi menambah kesan menggoda setiap mata yang melihat, belum lagi polesan makeup di wajahnya.


Musik dimulai, wanita itu mulai bernyanyi, melantunkan sebuah lagu cinta yang benar-benar menyentuh hati, lagu bergenre sweet rock berjenis ballad  itu diiringi dengan alunan Guitar Accoustic yang lembut.


"Nah itu dia orangnya Itachi, namanya Hinata. Dia mantan vokalis band yang sedang naik daun itu, kau tahu kan? dia lebih memilih solo karir," ucap Kisame menjelaskan.


Itachi tak merespon Kisame. Secara tiba-tiba seluruh perhatiannya terpusat pada wanita cantik bersuara emas itu. 


"Dia cantik ya..." gumamnya tanpa sadar.


Kisame menyeringai, "Kau suka? usiamu dengannya hanya tepaut 4 tahun," ujar Kisame menggoda sahabatnya.


Itachi tersadar. "Apa maksudmu," ucap Itachi dingin.


"Tidak..." Kisame hanya senyum-senyum sementara Itachi pergi meninggalkan pria itu untuk mengambil segelas wine yang telah tersedia.


.


.


"Hinata!" panggil Kisame setelah wanita itu selesai bernyanyi. Hinata tersenyum lalu menghampiri Kisame yang berdiri disamping stage


"Ada apa Kisame-kun?" tanya wanita itu dengan nada ceria.


"Kau masih single kan?" tanya Kisame to the point.


"Ahahahaha ... kau sudah menikah bukan?" Hinata tertawa merespon ucapan tiba-tiba dari Kisame.


"Bukan, bukan begitu, kau lihat pria yang sedang minum wine itu? tampan kan? dia sahabatku, dia single pula ... yaahh, barangkali kalian nanti cocok?" ucap Kisame.


Mendadak pipi wanita itu merona merah, "Ahh, Kisame-kun, apa aku harus menyapanya pertama?" tanya Hinata ragu.


"Dia pria yang pendiam, jadi mungkin kau yang ceria ini bisa mewarnai harinya," gurau Kisame.


Hinata melihat kearah Itachi, tergores sebuah senyuman diwajah cantiknya. Kisame benar, Itachi memang tampan, bahkan mungkin dia adalah pria paling tampan yang pernah Hinata lihat seumur hidupnya.


"Baiklah..."


.


.


Hinata tidak kehabisan akal, ini jurus pertamanya.


Ia berjalan mendekat kearah meja dimana Itachi berada, "Permisi, bisa kau ambilkan gelas itu untukku tolong?" ucap Hinata, Itachi menoleh dan mendapati wanita cantik dipanggung tadi ada dihadapannya.


"A-Ah, Iya tentu," ucap Itachi sedikit canggung.


Itachi memberikan gelas berkaki itu kepada Hinata, "Aku Hinata, yang tadi bernyanyi disana," ucap Hinata yang lebih dahulu memperkenalkan dirinya.


"Aku, Itachi." jawab pria dihadapannya itu dengan singkat, padat dan jelas.


"Menurutmu, apa suaraku bagus?" tanya Hinata. Itachi mengangguk, "Suaramu Indah," pujinya.


Hinata telihat bahagia dipuji oleh pria ini. "Aku senang mengobrol denganmu," ucap Hinata. lagi.


"Benarkah? aku tidak semenyenangkan yang kau fikirkan," ucap Itachi enteng, meremehkan dirinya sendiri.


Hinata sempat tertegun, pria ini irit sekali berbicara, tidak seperti pria-pria lainnya yang akan begitu 'welcome' kepadanya saat Ia mengajak mereka berbicara.


.


.


.


Hari berlalu, sejak pertemuan diacara pernikahan Kisame, Hinata dan Itachi cukup dekat.  Hari ini adalah jadwal Hinata rekaman, Itachi bersedia mengantarnya, banyak yang menduga bahwa mereka sudah ada didalam sebuah hubungan cinta, namun pada nyatanya mereka hanya berteman.


Tapi mesra.


"Itachi-kun, terimakasih mau menemaniku rekaman," ucap Hinata sambil menenteng tas bermerknya.


Itachi lagi, dan lagi hanya mengangguk lalu duduk santai disofa, asyik membaca bukunya yang tebal. Sebuah buku tentang Filosofi, buku-buku semacam itu adalah makanan sehari-hari untuknya.


Hinata masuk kedalam ruang rekaman dan memulai proses rekaman untuk single terbarunya yang Ia ciptakan sendiri.


Lagu cinta yang melambangkan perasaannya kepada Itachi. Namun apakah Itachi menyadarinya?


Sekali lagi, hanya Tuhan dan Itachi sendiri yang tahu.


Ini sudah menginjak bulan keenam atau yang berati setengah tahun hubungan pertemanan special mereka , entah mengapa Hinata begitu lengket kepada pria pendiam ini, padahal melihat sifat Hinata yang ceria dan bersemangat, sangat berbeda sekali.


Itachi memang pendiam, tapi Romantis. Itulah alasannya.


"Bunga yang kau kirimkan ke apartemenku kemarin indah sekali," ucap Hinata ketika mereka berada didalam mobil, melaju kesebuah restaurant bintang lima untuk makan malam sebelum pulang.


"Puisinya juga aku suka sekali, kau benar-benar puitis, kau membuatku jatu—"


 Hinata tak menuntaskan kalimatnya, Ia tersadar status apa yang mengikat mereka saat ini, hanya sebatas teman. Meski Itachi sering mengiriminya bunga, menuliskan banyak puisi indah, ataupun mengajaknya keluar, bukan berarti Itachi mengatakan cinta. Tidak, tidak pernah.


"Apa?"


Itachi menengok kearah wanita itu, "kau tadi bicara apa? aku tak menyimak," lanjut Itachi.


Hinata hanya menggeleng seraya mengatakan bahwa tadi dia tak mengatakan apapun yang penting. Dalam hati, Hinata merasa lega bercampur sedih. Tentu saja, lega karena Itachi tidak mendengar pengakuannya, namun cukup sedih juga karena hal itu.


Itachi tak peka.


Lalu untuk apa puisi romantis dan bunga itu? apa itu hanya hadiah kepada seorang teman ? tapi kenapa caranya seperti itu? begitukan cara Itachi menghargai teman wanitanya? 


Sudahlah.


"Itachi-kun, kau pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita?" tanya Hinata tiba-tiba.


Itachi hanya mengangguk, mungkin dia lebih memilih untuk fokus mengemudi dari pada masuk kedalam percakapan yang dibuat Hinata.


Hinata tersenyum masam lalu menundukkan kepalanya. Beberapa saat kemudian Hinata merogoh tasnya, lalu mengeluarkan sekotak Cigaratte, mengambilnya sebatang lalu menyulutnya. "Kau tak keberatan kan Itachi-kun?" tanya Hinata. Itachi menggeleng, "Tak apa," jawabnya singkat.


Hinata membuka kaca jendela mobilnya setengah, dengan maksud agar asapnya tidak berkumpul didalam mobil. Tanpa Hinata sadari pria disampingnya mengukir sebuah senyuman.


Manis. Pikir Itachi


"Kau pernah merokok Itachi-kun?" tanya Hinata. 


Pria itu tertawa, "Memang kenapa?" tanya Itachi.


Hinata menggeleng lalu tersenyum, "Tidak aku hanya penasaran saja."


Itachi sekarang menganggukkan kepalanya lalu melihat kearah Hinata, "Aku bukan perokok, tapi bukan berarti tidak pernah, diwaktu-waktu tertentu, semisal sedang penat," jawab Itachi cukup santai.


Jawaban terpanjang yang pernah Hinata dengar. Dan satu hal yang Hinata sukai dari Itachi, 


Tawanya.


Hinata ikut tersenyum dibuatnya, "Kukira pria sepertimu tidak menyentuh benda seperti ini," ucap Hinata sembari memasukkan kembali kotak itu kedalam tasnya. 




Mereka sampai direstaurant itu, Itachi membukakan pintu untuk Hinata lalu menggandengnya masuk kedalam bangunan itu. Benarkan? mereka bertingkah seperti sepasang kekasih, walau nyatanya... ya kau tahu sendiri.


"Aku senang bisa dekat denganmu Itachi-kun," ucap Hinata memulai sebuah percakapan sebuah percakapan. 


"Begitupun denganku, aku senang mengenal wanita sepertimu," jawab Itachi kalem. Saat ini mereka sedang menunggu makanan mereka datang.


"A-anoo, soal laguku yang tadi siang..." Hinata berubah gugup, rona merah diwajahnya semakin nampak, belum lagi pulasan blush-on yang membuat rona itu semakin nampak.


Benar-benar bukan seperti Hinata yang biasanya.


Itachi melirik, "Kau kenapa? tak biasanya." tanyanya.


"T-tidak, a-aku—"


"Lagu yang kau tulis, aku suka, terimakasih. Berkat lagu itu aku tahu perasaanmu," ucap Itachi tiba-tiba.


Hinata sangat terkejut dibuatnya, "Da-dari mana kau tahu?" 


Itachi tertawa sejenak, "Kau fikir lirik itu hanya kode? kau terang-terangan menceritakan perasaanmu padaku dari lagu itu," jawab Itachi.


Hinata tertunduk malu, sekarang mau ditaruh dimana mukanya? aduh...


"Tenang, aku juga mencintaimu Hinata."


Hinata seolah ditarik lagi keatas bumi ketika mendengar kalimat itu terucap dari mulut Itachi.


"Kenapa kau menggantungku selama ini???" ucap Hinata cukup keras. Ups... Hinata tak dapat mengontrol kata-katanya, kalimat barusan terucap begitu saja.


"Ehh?" Itachi nampak tersenyum ketika Hinata secara frontal mengatakan isi hatinya.


"Jadi kau merasa, aku menggantung perasaanmu?" ucap Itachi.


"Tentu saja, kau ini tega sekali, memperlakukanku seperti ini tapi kita terus saja sebatas teman,"  gerutu Hinata sebal.


Perkataan itu lagi-lagi membuat Itachi tertawa. Hari ini Itachi cukup ceria ya?




"Baiklah, kalau memang kau mau aku serius dengan hubungan ini, menikahlah denganku, aku tidak suka kata 'pacaran' seperti anak muda saja," ucap Itachi.


Hinata terdiam seketika, rona merah itu? sudah jelas tidak mau hilang. "Me-menikah?" tanya Hinata.


Itachi mengangguk, "Iya, menikah."


"Bagaimana?"


Suasana hening sejenak, ternyata banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, begitu Hinata mengangguk, semua orang bertepuk tangan. 


"Me-mereka..?" Hinata terkejut sekaligus bingung dengan yang terjadi saat ini.


"Selamat Uchiha-sama, Hyuga-sama," ucap salah seorang pengunjung. Selanjutnya yang lain berdatangan memberikan selamat kepada mereka berdua.


"Apa kau terkejut?" tanya Itachi.


"Iya... Tunggu dulu. Kau menyiapkan semua ini?" tanya Hinata.


Itachi hanya tersenyum.


Siapa yang dapat menyangka bahwa semua ini telah direncanakan? benar-benar cara melamar yang lain dari pada yang lain. Benarkan Hinata?




"Terimakasih Itachi-kun..."


.


.


Suasana didalam gereja terlihat khidmat, tak banyak orang disana, yang hadir hanya orang tua dari kedua mempelai, Kakak dari Hinata dan adik dari Itachi, serta Kisame serta istrinya selebihnya tak ada lagi. Bukan Itachi namanya jika mengadakan sebuah pesta besar-besaran, Hinata harus menerima pernikahannya tidak mewah dan besar seperti yang ia hadiri saat pernikahan Kisame.


"Aku cupid yang hebatkan?" ucap Kisame bangga sesaat setelah  prosesi pernikahan selesai. 


"Harus kuakui," jawab Itachi.


"Akhirnya kau menikah juga, setelah hubungan asmaramu yang rumit itu berakhir, kau bisa bahagia juga ya," ucap Kisame lagi, Ia menepu bahu Itachi dengan sebuah senyuman bangga yang menghiasi wajahnya.


"Setidaknya, hidupku takkan terlalu membosankan lagi," ucap Itachi.




"Terimakasih Hinata..."


.


.


.


OWARI




Note : Kyaaaa maafkan akuuuu selalu dan selalu ngaret dan delay ya updatenya xD tapi syukurlah akhirnya update lagiii yaaay~ *heboh sendiri*


Semoga suka ya Hana-chan, akhirnya requestmu rampung jugaa~ maap kalo gaje dan aneh dan absurd, dan juga alurnya cepet terus gaje gitu aduh maklumin yaaa xD aku memang rada-rada gaje akhir-akhir ini *alasan klasik(?)*


dan ini update lebih awal soalnya dari tadi error terus, takutnya pas malem error jadiii sekarang aja xD


Okee, part selanjutnya adalah..


jengjreng..


SasuHina!!!


What? akhirnya si aku bikin SasuHina, yang pertama kalinyaa * yah dia bangga*


semoga Hana-chan dan kalian semua suka part kali ini yaaa~


jangan lupa Vommentmu kutunggu sekali Minna-san!!


Tetap setia,


lopelope


ndeigetsu(MSU)

Comment