Heart Promise

Sebelum masuk ke cerita Ndei mau bilang ... Hontou ni Gomennasai!!!!! 


1. Karena membuat kalian menunggu akun bulukan ini nggak update-update


2. Tadinya ini mau ItaIzu, tapi karena satu dan lain hal, fic ini dispesialkan ShikaHina (+MadaHina )  dulu.. dan habis itu baru ItaHina ^^ 
Eitss tenang, Ndei ada libur satu bulan kok :v jadi Insyaallah bisa update beberapa disini ^^
dan up Psychopath karena dah banyak yang nagih XD


3. Pengumuman pemenang sedikit hadiah dari Ndei di umumkan di Between sabtu ini, dan itu MURNI ndei kumpulin nama yang memang cocok dengan persyaratan gaje (?) dan di ambil satu secara random di winner picker apa gitu:v


Oke segitu aja~ 


selamat membaca~


.


.


KOIBITO


.


.


Dulu kupikir, tak perlu kata tuk mengungkapkan betapa aku mencintai dirimu Hinata, dibalik diamku, ada rasa sayang yang tak bisa terhitung jumlahnya, ada rasa cemas yang begitu mendalam padamu. Dibalik sikap acuhku ada rasa cinta dan cemburu yang membakar seluruh tubuhku


Tapi aku harus memperjuangkanmu Hinata, tak cukup hanya mencintaimu. Aku ingin memilikimu


.


.


Sudah sebulan lamanya Hinata pindah ke Tokyo, Jepang. Berniat mencari peruntungan di kota megapolitan ini membuatnya cukup kesulitan menyesuaikan diri. Sudah menumpuk surat lamaran kerja yang Ia buat di ujung ruangan, namun hasilnya nihil. Ia belum juga mendapatkan pekerjaan.


"Haah..." 


Hinata membaringkan tubuhnya di sebuah ranjang yang hanya cukup untuk dirinya sendiri. Apartemen kecil di pinggiran kota. Ya, hanya ini yang bisa Hinata bayar. Uang yang Ia bawa pun adalah hasil penjualan kebun milik ayahnya di desa.


Sejenak Ia berpikir, mengenang masa lalunya yang begitu membahagiakan di desa. Tak ada asap kendaraan yang membuatnya sesak, tak ada kemacetan yang membuatnya penat, dan satu yang paling Ia rindukan. Sahabatnya.


"Shikamaru-kun apa kabar ya.."


Setengah tahun lalu Shikamaru pergi lebih dulu ke Tokyo untuk menerima lamaran pekerjaan dari salah satu perusahaan ternama di jepang, yang mana diketahui pemiliknya bernama Uchiha Madara.


Sejak hari dimana Shikamaru pergi meninggalkan desa, tak pernah terdengar kabar lagi dari pria berambut hitam itu. Banyak yang berkata Shikamaru sudah sukses dan lupa pada keluarganya. Namun Hinata membantah semua rumor yang beredar. Ia yakin Shikamaru tidak seperti itu.


Kring...Kring...


Ponsel Hinata berdering, dilihatnya sebuah nomor tak dikenal memanggil/


"Moshi-moshi, Hyuga Hinata disini."


"Jadi benar ini nomormu Hinata.."


"S-Shikamaru-kun!!?"


Baru saja dipikirkan pria itu datang menelepon. Sungguh Hinata merasa Kami-sama sedang berbaik hati padanya saat ini.


"Kudengar kau sedang mencari pekerjaan, apa itu benar?"


"Um.. Tapi sulit sekali, sampai saat ini aku tidak mendapatkan satupun pekerjaan"


"Boss ku mencari seorang sekretaris, kalau tidak salah, dulu kau kuliah  dibidang itu kan?"


"Aah! Iya, aku dulu kuliah di Osaka dan memang ada hubungannya dengan pekerjaan yang kau sebutkan Shikamaru-kun."


"Baiklah, datanglah ke Uchiha Corp besok jam 7, aku akan rekomendasikan kau ke boss ku."


"Arigatou!!"


"Um."


Hinata benar-benar bahagia sekarang, pertama karena Shikamaru menghubunginya setelah sekian lama, dan yang kedua tentu saja karena pada akhirnya Ia mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak. 


Dengan cepat Hinata menyiapkan pakaian untuk bertemu calon atasannya besok. Ia berdo'a semoga ini menjadi jalan untuk mengubah hidupnya dan mewujudkan hasil  dari  pengorbanan kedua orang tuanya menyekolahkan Hinata sampai lulus kuliah.


.


.


Esok paginya gadis bermanik Amethyst itu telah sampai di tempat yang dimaksudkan Shikamaru. Senyumnya mengembang melihat pria berjas hitam itu menunggunya diambang pintu masuk


Hinata berlari menghampirinya. Shikamaru hanya mengangguk, sedikit aneh rasanya bagi Hinata karena dulu pria itu tak dingin seperti ini. Namun Ia tak begitu mencemaskannya karena Shikamaru memang memiliki kepribadian yang tenang. Mungkin inilah yang disebut pendewasaan.


"Shikamaru-kun disini sebagai apa?" tanya Hinata sambil menyamakan langkahnya dengan pria tinggi itu.


"Aku Kepala bagian, kenapa?"


"W-Whoa ... hebatnya, Shikamaru-kun pasti bekerja sangat keras untuk ini." Hinata melihat bangunan yang begitu besar


"Hm, ya.. begitulah," jawab Shikamaru asal.


"Lalu aku jadi apa?" tanya Hinata polos


"Sekretaris direktur."


"H-Hah!?"


"Shikamaru siapa dia?"


Shikamaru membungkukkan badannya. Hinata melihat kearah pria yang bertanya, seorang pria tampan dengan jas hitam. Iris sekelam malamnya melihat balik ke arah Hinata, membuatnya menunduk malu.


"Itachi-sama, ini Hyuuga Hinata.. calon pegawai yang melamar untuk posisi sekretaris direktur," Ujar Shikamaru memperkenalkan.


Pria tampan yang bernama Itachi itu tersenyum ramah.


"Ah, begitu ya ... Selamat datang di Uchiha Corporation. Aku Uchiha Itachi, General Manager disini, Yoroshiku Onegaishimasu."


Hinata cukup terkejut mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari seorang general manager perusahaan ini.


"A-Ah Hyuuga Hinata, Yoroshiku Onegaishimasu."


Obrolan itu tak berlangsung lama karena Itachi ada meeting bersama kolega perusahaannya yang juga pemilik perusahaan tersebut adalah ayah dari calon istrinya. 


Ya, Fuzihara Corporation.


Dan juga Shikamaru dan Hinata harus menemui sang direktur untuk interview.


.


"Baiklah Hyuuga Hinata, kau diterima."


Hinata dan Shikamaru saling melempar pandangan. Interview langsung yang dilakukan mereka dengan sang direktur perusahaan berjalan dengan lancar. Mulai besok Hinata sudah bisa bekerja disini.


"Arigatou gozaimasu, Uchiha-sama" ujar Hinata. Madara mengangguk lalu tersenyum penuh wibawa. Setelahnya, Hinata dipersilakan keluar.



"Arigatou Shikamaru-kun, kau menyelamatkan hidupku.." ujar Hinata sambil tersenyum manis. Shikamaru tertegun sejenak mendengarnya. Sahabat masa kecilnya ini memang tak berubah, dan yang selalu Ia ingat dari Hinata adalah senyuman manisnya yang selalu membuat Ia berdebar.


"Sama-sama." jawab Shikamaru singkat.


.


Waktu berlalu, sudah hampir genap satu tahun Hinata bekerja disini, bahkan Ia sempat menghadiri pernikahan Itachi dan putri dari keluarga Fuzihara  bersama Shikamaru, meski akhirnya Ia harus meninggalkan pria berambut nanas itu karena Madara memintanya untuk diantar ke toko perhiasan. 


dan apa? Madara memberikan sebuah kalung permata untuknya.


"Shikamaru-kun, kau melamun?" Hinata melambai-lambaikan tangannya diwajah Shikamaru. Pria itu diam saja sambil menatap Hinata dengan ekspresi yang tak bisa terbaca oleh gadis Hyuuga itu.


"Ada apa?" tanya Shikamaru singkat. Semenjak kejadian di pernikahan Itachi, Shikamaru berubah menjadi lebih dingin kepada Hinata. Sejak itu pula hubungan Hinata dan boss nya semakin intense.


"A-Anoo... ini berkas yang harus kau kerjakan," ujar Hinata. Shikamaru menyambarnya dengan kasar. Membuat gadis itu cukup terkejut dan heran.


"K-Kau kenapa Shikamaru-kun...?" tanya Hinata cemas.


"Aku tak apa, sekarang bisakah kau tinggalkan aku sendiri, aku mau menuntaskan pekerjaanku," Jawab Shikamaru ketus.


Hinata menunduk dan berjalan kembali ke ruangannya. Shikamaru menatap punggung gadis itu yang perlahan hilang dibalik pintu.


"Kenapa harus dia Hinata..." gumamnya tanpa sadar.


.


Seminggu berlalu, hari ini hujan badai turun sepanjang hari. Shikamaru cemas karena sejak meminta izin Madara  untuk pergi membeli makanan di mini market sebelah kantor, sampai sekarang Ia belum juga kembali.


Tak ambil pusing, Shikamaru meninggalkan pekerjaannya dan pergi keluar mencari Hinata. Menghiraukan panggilan Madara dari teleponnya.


.


Hinata duduk diam disebuah bangku didepan mini market, Ia termenung sambil memikirkan hubungannya dengan Shikamaru yang semakin merenggang seiring dengan statusnya dirinya sekarang yang resmi menjadi kekasih atasannya itu.


"Hinata!" 


Iris amethyst itu menangkap Shikamaru yang berlari menerobos hujan menjemput dirinya. Hinata bangun dari posisinya dan menatap cemas ke arah pria itu. 


"Shikamaru-kun... kenapa kau kemari!?" tanya Hinata panik.


"Kau bodoh apa?! hujan badai kau malah keluar, ini berbahaya!" tegur Shikamaru sambil menangkup kedua pipi Hinata dengan tangannya yang dingin. Hinata tak kuasa menahan air matanya kala menerima perlakuan seperti ini dari Shikamaru. Sebuah perhatian yang sudah lama Ia rindukan dari pria ini.


Baru saja Shikamaru ingin mendekap gadis itu, sesuatu menghentikannya.


"Hinata ayo.." Madara datang menyusul membawa sebuah payung dan menarik Hinata kedalam dekapannya. Shikamaru terdiam masih membelakangi mereka berdua. Pengorbanannya hingga basah kuyup membuahkan hasil yang sia-sia saja.


Hinata milik orang lain sekarang.


"Ayo sayang.." Madara membawa Hinata kembali kedalam gedung kantor. Gadis itu melihat kearah Shikamaru sebelum akhirnya Madara mengalihkan perhatiannya.


Shikamaru mengutuk dirinya sendiri, kejadian ini membuatnya sadar, jika saja dulu Ia tak mendiamkan Hinata, jika saja dulu Ia tidak menyembunyikan perasaan ini, jika saja dulu Ia lebih cepat mengungkapkan perasaannya pada Hinata, mungkin sekarang Ia lah yang tengah memeluk gadis itu, bukan Madara.


"Aku bodoh Hinata..." gumamnya.


Sekarang semua sudah terlambat, tak mungkin Ia merebut Hinata dari atasannya sendiri. 


"Penyesalan memang datang terlambat Shikamaru..."


Suara itu mengejutkannya. Dilihatnya kesamping Itachi berdiri disana dengan dua buah kopi panas yang Ia beli didalam.


"Ini ambil satu," ujar Itachi menyodorkan satu cup kopi panas itu kepada Shikamaru.


"Itachi-sama, terimakasih ... Ada apa kau kemari? kau kan bisa menyuruhku atau office boy," jawab Shikamaru sambil menerima kopi itu dari tangan Itachi.


"Aku baru saja mau pulang, mampir ke resto donburi itu sebentar untuk membeli makanan kesukaan istriku. Lalu ketika aku mau beli kopi disini, aku melihatmu, Hinata dan Madara Oji-san, jadi Yaah..." ungkap Itachi. 


Shikamaru mengangguk, Ia menyeruput kopinya lalu menghela napas berat.


"Ada apa?" tanya Itachi.


"Aku pria yang gagal sepertinya," jawab Shikamaru.


Itachi mengerti lalu menepuk pundak Shikamaru. "Biar kuberi tahu sesuatu. Masalah cinta dan pekerjaan itu dua hal berbeda yang tidak bisa disatukan, Jika Hinata mencintaimu dan kau mencintainya, tak ada satupun penghalang yang bisa memisahkan kalian. Sekalipun itu Madara Oji-san." jelas Itachi.


"Aku tak tahu Hinata mencintaiku atau tidak," jawab Shikamaru.


"Kau pikir aku menikahi istriku sekarang mudah?  taruhannya hubungan kolega Uchiha dan Fuzihara, tapi lihat, jika kau memang menginginkannya, pasti selalu ada jalan. Ingat Shikamaru, penyesalan itu datang di akhir, jadi jangan sampai kau menyesal ketika segalanya telah terlambat." 


Shikamaru terdiam sejenak meresapi ucapan Itachi yang memang ada benarnya juga. Ucapan itu memberikannya dorongan semangat.


"Tapi jika aku dipecat, sama saja aku membunuh kedua orang tuaku," ujar Shikamaru.


Itachi menepuk pundak Shikamaru sekali lagi.


"Bekerja denganku."


"Eh? Tapi kan anda bekerja disini?" jawab Shikamaru.


"Hahaha ... Kau pikir aku hanya bekerja disini? aku punya sebuah usaha travel, kau saja yang pegang jika memang kau dipecat," ujar Itachi santai.


Shikamaru mengangguk, "Terimakasih banyak Itachi-sama, kau sangat baik mau membantuku."


"Ya tentu saja, karena aku tau bagaimana rasanya berjuang," jawab Itachi sebelum akhirnya Ia berpamitan karena tak ingin membuat sang istri menunggu terlalu lama dirumah.


.


Sejak percakapannya dengan Itachi, Shikamaru berjanji pada dirinya sendiri dan pada Kami-sama, untuk memperbaiki semua kesalahannya dan berusaha untuk membawa Hinata kedalam dekapannya, seperti yang seharusnya terjadi.


"Semua ini salah Hinata, biar aku memperbaikinya... Tunggu aku, aku akan membawamu kedalam pelukku."


.


.


.


OWARI




Note: Hueee.. akhirnya selesai XD Fic macam apa ini ya? aakh pasti jelek *hiks* Ne bachan!!!! Ndei udah bikin ya, semoga suka hehee.. maaf kalo jelek :v semoga jadi kenang2an juga buat bachan hehe *mulai baver*




Nah Minna-san!!! Update selanjutnya beneran ItaIzu kokkk 


maaf jika banyak typo yang bertebaran disini,


nah semoga Minna-san juga suka yaa!!


Tetap setia~


lopelope
ndeigetsu

Comment