Wait... What !?

(No One's POV)


"KIM TAEHYUNG! CEPAT BANGUN ATAU KUSIRAM KAU DENGAN AIR DINGIN!"


Teriakan kencang dari Namjoon berhasil membuat Taehyung menggeliat bangun dari tidurnya. Dilihatnya Namjoon sudah bersiap-siap menumpahkan seember penuh air dingin tepat di atas kepalanya. Dengan sigap, ia langsung melompat dari tempat tidurnya dan pergi ke sisi lain di kamar itu, jauh dari Namjoon.


"Sulit sekali membangunkanmu, kau tahu? Lain kali akan langsung kusiram kamu tanpa peringatan. Sekarang cepat mandi!"


"Kejam sekali sih, Hyung." Gumam Taehyung yang tetap terdengar oleh Namjoon.


"CEPAT!" Dengan itu, Taehyung langsung berlari menuju kamar mandi dan segera bersiap untuk pergi ke sekolah.


Selesai bersiap, Namjoon dan Taehyung pun duduk di meja makan dan memulai sarapan mereka. Namjoon pun mulai bernasihat agar Taehyung tidak membuat masalah hari ini. Taehyung yang mendengarnya hanya diam tak peduli. Toh baginya, ia tak pernah membuat masalah besar.


"Kamu dengar tidak, Taehyung-ah?"


"Iya iya. Aku dengar" Taehyung langsung mengambil tasnya dan berjalan keluar dari apartemen mereka. Namjoon pun dengan cepat menaruh piring kotor mereka dan berjalan mengikuti Taehyung.


'Cerewet sekali' gumam taehyung pelan.


Sesampainya mereka di parkiran, mereka melihat Jin dan Jungkook tengah akan menaiki mobil mereka.


"JUNGKOOK-AH!" Teriak Namjoon yang membuat Jin dan Jungkook menoleh secara bersamaan. Mereka langsung menutup pintu mobil mereka dan berjalan ke arah Namjoon.


"Selamat pagi, Namjoon-hyung."


"Pagi, Jungkook-ah. Mau berangkat ke sekolah?" Jungkook mengangguk. "Kalau begitu, berangkat dengan kami saja. Toh kita satu tujuan."


"Tidak perlu, Namjoon-hyung. Aku sama Jin-hyung saja. Lagipula, aku sudah terlalu sering merepotkan."


"Tentu saja tidak, Jungkook-ah. Lagipula, bukannya Jin-ssi juga harus berangkat kerja? Akan lebih baik kalau kamu ikut kami. Jadi, Hyungmu bisa langsung menuju tempat kerja, bukan?" Tawar Namjoon lagi.


"Kami tidak enak terus-terusan merepotkan kalian, Namjoon-ssi. Terima kasih tawarannya, tapi biar Jungkook aku yang antar. Lagipula, ada yang harus kubicarakan dengan Jungkook." Jawab Jin kali ini.


"Begitukah? Kalau memang begitu, mau bagaimana lagi. Kami pamit dulu ya, Jungkook-ah, Jin-ssi." Taehyung hanya menganggukkan kepala kecil sambil memasang wajah malas. Lalu dengan cepat, ia berjalan dari tempat itu dan menuju mobil mereka. Tak mempedulikan Jin yang melihatnya dengan tatapan kurang suka dan Jungkook dengan tatapan sedihnya. Namjoon yang melihat hal itu hanya bisa menghela napas dan meminta maaf kepada kedua bersaudara yang ada di hadapannya.


Setelah Namjoon dan Taehyung berlalu dari sana, Jungkook langsung menghadap Jin dan memasang wajah penuh tanda tanya. Jin yang mengetahui maksud ekspresi Jungkook mengajak Jungkook untuk masuk ke mobil terlebih dahulu. Jin pun mulai menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya keluar dari parkiran apartemen mereka.


"Jadi, apa yang mau Hyung bicarakan denganku?"


"Ya... Hyung ada Dinas keluar kota besok."


"Lalu?"


"Dinas kali ini akan memakan waktu selama kurang lebih seminggu. Hyung agak khawatir sebenarnya meninggalkanmu sendiri di apartemen dan juga tak ada yang mengantar dan menjemputmu dari sekolah. Jadi..."


"Hyung mau aku menginap di tempat teman selama Hyung pergi, begitu?"


"Ya begitulah, Kook-ah."


"Hyung! Aku sudah besar! Aku bisa kok ditinggal di apartemen sendirian. Aku juga bisa berangkat dan pulang dari sekolah sendiri tanpa harus dijemput. Jadi, Hyung gak usah khawatir. Lagipula, sampai kapan sih Hyung akan berhenti memperlakukanku seperti anak kecil?"


"Bukannya begitu, Kook-ah. Hyung tahu kalau kamu sudah cukup besar untuk melakukan itu semua. Tapi tetap saja Hyung tak tenang meninggalkanmu sendirian. Kamu mau Hyung jadi tidak konsentrasi bekerja karena mengkhawatirkanmu? Jadi lebih baik, kamu menginap di tempat teman, Kook-ah. Kamu bisa pergi dan pulang bersama dengan temanmu. Dengan begitu, Hyung merasa lebih tenang." Ujar Jin.


"Tapi Hyung, aku baru saja pindah ke sini. Aku belum terlalu dekat dengan teman-teman di sekolah. Bagaimana bisa aku tiba-tiba meminta mereka untuk menampungku sementara selama Hyung pergi?" Jin tampak berpikir sebentar, mencerna kata-kata Jungkook dan mencoba mencari solusi yang tepat. Sebuah ide pun muncul di benaknya.


"Bagaimana kalau kamu menginap di tempat Namjoon-ssi?"


"MWO?! Hyung gila!" Teriak Jungkook tak setuju.


"Kenapa? Namjoon-ssi sepertinya orang yang ramah dan baik. Hyung yakin dia tak akan keberatan mengizinkanmu menginap selama seminggu."


"Bukan Namjoon-hyung yang kupermasalahkan. Tapi Taehyung-hyung!"


"Anak yang kurang sopan itu? Memangnya kenapa dengan dia?"


"Bukan apa-apa, sih. Tapi, dia agak.... dingin." Jawab Jungkook. Ia tak mau mengatakan kalau sikap Taehyung kepadanya selama ini cukup terbilang kasar. Karena sikap Taehyung yang berkali-kali menunjukkan kalau ia tak suka padanya. Jungkook tahu, jika ia mengatakan hal itu pada Jin, Jin pasti akan marah besar pada Taehyung. Dan masalah akan semakin runyam.


"Ya, sikapnya memang tidak sopan dan menyebalkan, sih. Tapi kalian satu sekolah, 'kan? Lambat laun, kalian juga pasti akan dekat."


"Tapi Hyung..."


"Kita coba bicarakan saja dulu pada Namjoon-ssi nanti. Ini untuk keselamatanmu juga, Kook-ah."


Dengan itu, Jungkook pun hanya bisa bersandar lemas di kursi mobilnya. Ia tak tahu harus berbuat apa untuk mencegah rencana Hyungnya itu. Karena ia tak yakin akan bisa menghadapi semua sikap dingin Taehyung kepadanya selama seminggu penuh, dari pagi sampai malam.


***


Bangtan High School Building


"Kamu ini terus saja bersikap seperti itu kepada Jungkook. Kamu gak kasihan apa melihat wajahnya yang sedih saat kamu bersikap dingin padanya?" Omel Namjoon saat mereka sedang berjalan di koridor sekolah.


"Siapa yang bersikap dingin? Aku bersikap biasa saja." Jawab Taehyung tanpa rasa bersalah.


"Sikap biasamu itu bahkan terlalu dingin, kau tahu? Bersikaplah lebih baik lagi padanya, Taehyung-ah." Taehyung hanya terdiam tak menjawab. "Huft, ya sudahlah. Hyung pergi ke Ruang Guru dulu. Kamu masuklah ke kelas dan jangan membolos hari ini. Arrasseo?"


Kini, tinggal Taehhyung sendiri berjalan menyusuri koridor sekolah. Pikirannya dipenuhi dengan tanda tanya, memangnya sikapnya tadi pagi itu terbilang dingin? Dan lagi-lagi, rasa bersalah menelusup ke hatinya di saat ia mencoba mengingat wajah sedih Jungkook tadi pagi.


"Cih, padahal aku 'kan bersikap biasa saja. Kenapa dia harus bersedih seperti itu?" Gumam Taehyung. Ya begitulah Kim Taehyung. Sikap dinginnya sangat sulit dilepas dari raganya. Sekeras apapun ia berusaha untuk bersikap biasa, semua orang tetap menganggapnya dingin, dikarenakan ekspresinya yang cukup cuek dan tak peduli.


"Terus, aku harus memasang tampang seperti apa biar dia tidak menganggap aku sedang bersikap dingin padanya? Tersenyum lebar, begitu?" Lalu, Taehyung pun mencoba tersenyum selebar mungkin. Namun, belum ada 2 detik kemudian, tulang pipinya terasa sakit dan ia merasa wajahnya saat itu sangat aneh.


"ARGH! Buat apa aku pusing-pusing memikirkan anak itu. Bodoh!" Dengan frustasi, Taehyung mengacak rambutnya sembari berteriak. Teriakannya saat itu membuat orang-orang yang juga sedang berada di koridor menoleh ke arahnya. Berusaha bersikap cuek dan tak peduli, Taehyung pun meneruskan perjalanannya ke kelas, dengan sedikit rasa malu karena ia sudah berteriak seperti orang gila di depan umum.


***


Hari ini berjalan cukup lancar. Setidaknya begitu bagi Jungkook. Pagi ini, ia datang tepat waktu ke kelas, ia juga bisa mnegerjakan soal-soal yang diberikan oleh gurunya kepadanya. Selain itu, kegiatan Klub hari ini juga bisa terbilang lancar. Ia sekali lagi menunjukkan kemampuan dancenya dan mendatangkan pujian dari anggota Klub Musik yang lain. Ya, hari ini sangat menyenangkan baginya.


Kecuali sikap seorang Kim Taehyung.


Seperti biasa, Jungkook lagi-lagi disuguhi oleh sikap dingin Taehyung kepadanya. Bukan hanya saat di Klub Musik, tapi juga di kelas sejak pagi tadi. Setiap Jungkook berusaha bicara dengan Taehyung, Taehyung seakan tak mempedulikannya dan menatapnya dengan tajam. Hal ini membuat Jungkook semakin tak yakin untuk meminta izin menginap di apartemen Taehyung dan Namjoon selama seminggu ke depan.


'Bagaimana bisa aku bilang mau menginap kalau tuan rumahnya saja terlihat membenciku?' Pikir Jungkook. Mengingat sikap-sikap Taehyung padanya membuatnya sedih. 'Sebenarnya apa salahku sampai Taehyung-hyung terlihat begitu membenciku?'


"KOOKIE-AH!" Mendengar namanya dipanggil, Jungkook pun langsung mencari sang sumber suara dan mendapati Jin sedang menunggunya di depan gerbang.


"Hyung! Aku pikir Hyung tak akan menjemputku hari ini dan sibuk menyiapkan barang untuk berangkat besok."


"Barang-barang Hyung sudah siap semua. Hyung tinggal berangkat saja. Oh iya, Jungkook-ah. Hyung mau membicarakan sesuatu padamu." Jungkook menaikkan salah satu alisnya, tanda bahwa ia sedang bingung saat ini. "Hyung harus berangkat malam ini juga. Orang kantor salah membeli tiket, bukannya untuk besok ia malah membeli tiket keberangkatan malam ini."


"Hyung berangkat jam berapa?"


"Jam 8.30 malam."


"MWO?! Lalu kenapa Hyung ke sini dan bukannya langsung berangkat?! Ini sudah jam 6, Hyung!"


"Hyung mau memastikan kalau kamu menginap di rumah temanmu hari ini. Hyung ke sini sekalian ingin bicara dengan Namjoon-ssi."


"Tidak perlu hyung! Biar aku yang nanti minta izin ke Namjoon-hyung. Lebih baik sekarang Hyung berangkat!"


"Ani! Hyung yakin kamu gak akan minta izin kalau bukan Hyung yang turun tangan langsung. Hyung tidak mau... Oh, NAMJOON-SSI!"


Namjoon, yang kini hanya berjarak beberapa meter dari tempat Jin dan Jungkook berdiri, langsung berjalan menghampiri mereka, dengan Taehyung di belakangnya.


"Oh, Jin-ssi. Ada apa?"


"B...bukan apa-apa, Hyung! Jin-hyung cepatlah berangkat sekarang!" Ujar Jungkook panik dan langsung berusaha mendorong Jin masuk ke mobilnya.


"Kamu nih apa-apaan, sih, Kook-ah? Hyung mau bicara dulu dengan Namjoon-ssi."


"Tapi Hyung...."


"Hng, ini sebenarnya ada apa, ya?" Tanya Namjoon yang keheranan melihat tingkah laku kakak-beradik di depannya.


"Jadi begini, Namjoon-ssi. Hari ini, aku harus berangkat karena ada Dinas ke luar kota selama seminggu. Aku agak khawatir kalau harus meninggalkan Jungkook sendirian di apartemen. Apalagi kalau dia harus pulang dan pergi ke sekolah sendirian. Jadi, aku mau minta tolong pada Namjoon-ssi agar memperbolehkan Jungkook menginap di apartemen kalian selama seminggu ke depan. Apa boleh?"


"HYUNG!" Teriak Jungkook, lagi-lagi dengan nada tak setuju.


"Tentu saja boleh, Jin-ssi. Kami sama sekali tidak keberatan membiarkan Jungkook menginap di apartemen kami. Bukankah begitu, Taehyung-ah?" Jungkook menoleh perlahan ke arah Taehyung. Dengan takut-takut, ia menatap Taehyung dan menunggu jawaban darinya.


"Ne, boleh saja." Perkataan sederhana dari Taehyung saat itu membuat Jungkook entah mengapa merasakan sesuatu yang aneh di perutnya. Ia merasa ada sesuatu beterbangan di dalam perutnya.


'Eh? Tidak seperti biasanya. Biasanya Tae-hyung mengatakan aku merepotkan. Aneh.' Pikir Jungkook.


"Terima kasih banyak, Namjoon-ssi, Taehyung-ssi. Kalau begitu, aku titip Jungkook selama seminggu ke depan. Barang-barang Jungkook sudah kusiapkan di apartemen. Kamu ambilah dulu barang-barangmu dan langsung menuju ke apartemen Namjoon-ssi. Ingat, jangan membantah, Kook-ah."


"Iya iya. Aku mengerti, Hyung." Jawab Jungkook malas.


"Kalau begitu, aku pamit dulu. Aku harus buru-buru ke bandara sekarang. Tak apa-apa 'kan kalau Jungkook ikut kalian pulang?" Tanya Jin lagi.


"Iya, tidak apa-apa. Hati-hati di jalan, Jin-ssi."


"Ya, terima kasih. Jaga dirimu baik-baik, Kookie-ah. Hyung pergi dulu, ya." Dan dengan itu, Jin pun menjalankan mobilnya melesat menuju bandara.


"Ayo kita pulang, Jungkook-ah." Ajak Namjoon ramah. Jungkook pun mengangguk kecil dan tersenyum menanggapi ajakan Namjoon. Ia pun memilih berjalan di belakang Namjoon dan Taehyung. Dalam hatinya ia berharap, semoga seminggu ke depan semuanya baik-baik saja, termasuk sikap Taehyung kepadanya.


'Semoga saja Taehyung-hyung bisa bersikap lebih ramah padaku selama seminggu ke depan. Semoga.' Harapnya dalam hati.


TBC-


Wehhhhh gomawo 1k readers 🙏
Gaje ya ? Gaje ?
Miannnnnn 😂


Karena udah 1K readers.
Admin langsung update 2 chapter yaa.
Keep vote n vomment 💞

Comment