Struggle - 10 ❤

Jihoon terperanjat dari diamnya setelah mendengar penuturan tiba-tiba dari Jinyoung. " Ma-maksud kamu ? " ucap nya sambil melepas genggaman tangan lelaki berparas tampan itu


Jinyoung tersenyum aneh saat melihat ekspresi wajah Jihoon yang mendadak seperti ingin menahan nafasnya " Menggantikan posisi Woojin untuk sementara Jihoon . . . Ah begini, maksud aku . . . Aku akan ada di sisi kamu dan membantu kamu untuk mencari Woojin "


Akhirnya wajah Jihoon kembali terlihat tenang, prasangka nya ternyata tidak benar, hanya saja perlakuan Jinyoung terasa ambigu di matanya. Yah, pasalnya Jinyoung juga sempat menaruh hati pada Jihoon dan tentunya tanpa sepengetahuan gadis itu. Dari dulu Jihoon tak pernah menganggap Jinyoung lebih dari sahabat masa kecilnya, apalagi setelah kepergian Jinyoung yang tiba-tiba membuat pikiran Jihoon semakin hilang terhadap Jinyoung, sampai merekapun kembali di pertemukan lagi di sekolah yang sama yang notabene nya Jinyoung adalah kakak kelasnya.


" Jihoon, kenapa melamun " ucap Jinyoung sambil terus memandang wajah sendu milik Jihoon


" Ah, tidak tidak . . . Ngomong-ngomong makasih buat makanan nya " balas Jihoon dengan nada sedikit pelan


.
.
.


Kini Jinyoung dan Jihoon sudah berada di depan rumah Jihoon " rumah mu dari dulu tidak berubah yah hoon " ucap Jinyoung sambil memandangi rumah Jihoon, sesaat ia mengalihkan pandangan nya kesebelah kanan tepat nya di sebelah rumah Jihoon, yang mana dulu di situ adalah rumah nya dan rumah itu pun tidak berubah hanya ada sedikit penambahan fasade baru dari penghuni nya yang sekarang.


Belum sempat Jihoon ingin membalas ucapan Jinyoung, ada seseorang yang keluar dari rumah nya " Hoonie, ini siapa ? "


" Chanyeol hyung kan ? " ujar Jinyoung sambil memegang pundak Chanyeol, namun ekspresi Chanyeol tidak menunjukkan bahwa ia mengenali orang ini. " Hyung lupa sama aku . . . Aku Jinyoung hyung, Bae Jinyoung yang dulu sering main sama Jihoon "


Chanyeol seketika membelalakkan matanya " ya ampun Young ini beneran kamu . . . Aiihh kamu tampan sekali sekarang "


" Ah biasa saja Hyung "


" Ayo mampir dulu, ketemu sama bunda dan ayah "


" Emm sepertinya untuk sekarang tidak bisa hyung soalnya aku ada urusan lagi setelah ini . . . Aku titip salam saja sama tante Jungkook dan paman Taehyung "


" Emm baiklah kalau begitu . . . Hyung duluan yah "


" Iya hyung hati-hati " setelah Chanyeol berangkat, Jinyoung otomatis mengarah lagi pada Jihoon yang sedari tadi terus memandang dua lelaki yang telah lama tak bertemu " Hoon aku pamit dulu ya, kalo ada apa-apa kau hubungi saja aku " setelah berpamitan Jinyoung sedikit mengusak rambut hitam Jihoon sambil tersenyum dan berlalu pergi.
.
.
.


"


Bunda Jihoon pulang " ucap nya sambil berjalan kearah meja makan, Jujur saja, ia merasa hari ini adalah hari terburuknya, ingin menangis pun ia sudah tak bisa lagi. Ia sudah lelah kalau harus mengeluarkan airmata nya terus menerus.



" Sayang, kamu kenapa. Kok kaya lesu banget " ujar bunda sambil melepas celemek yang ada dibadannya


" Woojin bun . . . "


" Ada apa lagi dengan Woojin "


" Dia pergi . . . "


" Pergi ? . . . Kemana ? "


" Jihoon tidak tau, tadi pagi saat Jihoon bangun dia sudah tidak ada, dan Jihoon hanya menemukan selembar kertas yang bertuliskan ' Jangan mencariku untuk sementara waktu ' dan itu dari Woojin " Jihoon tertunduk lemah sesaat setelah mengucapkan kalimat itu. " Jihoon harus bagaimana lagi bunda, Jihoon sudah lelah menghadapi Woojin . . . Apa Jihoon put "


" Jangan, jangan sayang . . . Jihoon gak boleh akhiri hubungan kalian hanya karena masalah ini " potong bunda.


" Tapi Jihoon harus bagaimana lagi bunda " ucap setengah menahan tangis nya


" Coba kamu tanya pada Mira, siapa tau Woojin ada di rumahnya "


Benar, kenapa sebelumnya hal itu tak terbesit di pikiran Jihoon. " baiklah bunda, Jihoon akan kerumah eomma nanti siang "


.
.
.


Setelah perbincangannya terhenti Jihoon kembali kekamarnya, ia ingin beristirahat sejenak dari masalah rumit percintaan nya ini. " Kenapa disaat aku sudah mulai menggapai kebahagiaanku, ada saja yang masalah baru " Jihoon menghela nafas nya kasar, tangan nya terbawa untuk membuka password di ponselnya.


Galeri



" Dulu senyum itu selalu membuat ku bahagia, selalu membuat hati ku merasa tenang di saat aku terpuruk dengan penyakitku, kau juga selalu memberiku semangat dengan senyum itu, senyum itu juga membuat rasa ingin mempertahankan hidupku semakin besar, namun sekarang senyum itu semakin menjauh dan bisakan aku mendapatkan senyum itu kembali . . . Hingga akhir hayat ku sekalipun aku akan tetap mencintaimu sayang . . . Ku mohon kembali lah padaku " ucap Jihoon dengan penuh derai airmata yang memang tak bisa lagi ia bendung



Jihoon terkekeh melihat foto Woojin waktu kelulusan SMA " aigooo, gingsul ku tampan sekali " ucapnya gemas " aku jadi ingat waktu pertama kamu liat aku mimisan, kamu rela-relain melepas motor kamu demi nangkap tubuh aku yang hampir jatuh . . . Makasih Woojin ku "


Jihoon terus saja berbicara seolah-olah saat ini ada Woojin yang tengah memandangi nya dan terus menyimak kata demi kata yang terlontar dari mulutnya. " aku yakin pasti suatu saat nanti Tuhan akan menyatukan kita lagi sayang, kita hanya perlu bersabar sebentar lagi " setelah itu tanpa sadar matanya tertutup secara perlahan, rasa kantuk nya tak bisa di toleransi lagi. Akhirnya dengan penuh kedamaian dan rasa rindu yang sedikit berkurang ia pun tertidur dengan pulasnya.



14:20 KST


Mata Jihoon kembali terbuka setelah beberapa jam tertidur dengan nyenyaknya, ia meraih ponselnya yang tergeletak sembarangan untuk melihat jam. " udah hampir jam setengah 3, sebaiknya aku kerumah eomma sekarang " ucap nya sambil melangkah menuju kamar mandi untuk membilas wajahnya agar terlihat lebih segar. Setelah itu Jihoon keluar untuk bersiap-siap dan memoleskan make up tipis di wajahnya.


" Bunda, aku kerumah eomma dulu ya " ucapnya sambil mencium pipi bundanya


" Iya sayang, hati-hati "


.
.
.


Tak berselang lama ia pun sampai dirumah Woojin, dan untung nya eomma ada di rumah tapi appa sepertinya tidak ada " eomma, ini Jihoon "


Tak lama terdengar seseorang yang tengah membuka pintu " eh sayang, ayo masuk "


" Iya, makasih eomma "


" Tumben kerumah "


" Iya eomma, maaf kalo Jihoon mengganggu "


" Gak kok sayang, eomma malah seneng kamu disini "


Jihoon tersenyum kearah eomma " eomma, aku mau nanya . . . Apa Woojin ada ? "


" Woojin, bukannya dia sama kamu sayang "


Jihoon sedikit terkejut dengan pernyataan eomma, itu berarti Woojin tidak ada " iya eomma, kemarin aku memang sama Woojin, terus kan aku sama dia nginep di rumah Mingyu oppa tapi pas paginya dia udah gak ada dan dia cuma ninggalin selembar kertas "


" Kenapa lagi tu anak "


" Tapi kalian tidak bertengkar kan sayang "


Jihoon menggeleng dengan cepat


" Yaudah nanti eomma coba hubungi dia ya . . . Oh ya berhubung hari ini eomma gak sibuk dan eomma juga sendirian, mau gak kamu nginep disini nemenin eomma "


Jihoon terlihat berfikir sejenak " mau eomma, tapi Jihoon izin sama bunda dulu ya "


" Bunda kamu biar eomma yang urus, toh dia gak mungkin ngelarang kamu nginep disini kok, kamu kan anak eomma juga " ucap eomma penuh dengan kelembutan dengan senyum yang terus tersimpul di bibir tipisnya. Tak dapat di pungkiri hati Jihoon terasa hangat saat mendengar suara eomma yang begitu merdu di telinga nya.


.
.
.


Waktu telah menunjukkan pukul 8 malam, saat ini Jihoon berada di kamar eomma. Yah, eomma menyuruh Jihoon tidur dikamar bersama. Mereka berdua asik berbincang mulai dari cerita tentang alat-alat make up, cerita bagaimana eomma bisa bertemu dengan appa, menceritakan tentang Mingyu waktu kecil dan yang paling Jihoon suka, saat eomma menunjukkan foto-foto Woojin waktu kecil.


Galeri



" Lihat sayang, lucu gak ? " ucap eomma antusias sambil menunjukkan nya pada Jihoon


Mulut Jihoon terbuka membentuk huruf O " ommo, neomu kiyowo . . . Apa ini Woojin eomma ? "


Eomma mengangguk sambil tersenyum



" Nah kalau ini foto Woojin waktu kelas 6 SD "


Jihoon mengambil ponsel bunda secara tiba-tiba " eomma apa ini benar-benar Woojin ? "


Eomma mengangguk sambil tertawa " beda kan ? . . . Dulu Woojin itu anak nya nakal sekali, dia suka nya main di luar, dia jarang ada dirumah, dia itu suka gak nurut kalo eomma nyuruh dia diam saja di rumah, dia selalu panas-panasan. Dan beginilah jadinya, udah item dekil pula. Kamu pernah dengar kan waktu itu appa manggil Woojin buluq, nah inilah penyebabnya "


Jihoon tertawa mendengar cerita eomma tentang Woojin. Karena eomma Jihoon sedikit melupakan masalah nya dengan Woojin. Eomma adalah pengobat sakitnya. Eomma berhasil mengembalikan tawa Jihoon.



Aduuuh kayanya bakal tambah panjang lagi nih cerita. Gak ppa yak, jangan bosen bacanya oke.






Salamsayang


Nunnasikembar 😘😘😘😘😘

Comment