Made Fun By Them (1)

Hello, good afternoon almost evening wkwkwk.....


We meet again in Saturday 😁😁😁


Hope you all are healthy and in good condition


Please enjoy this story


Happy reading


πŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜‰















🌹🌹🌹🌹🌹















β€œDengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu”
(QS Ali Imran : 159)




Kemarin Daaniyaal pulang dari tugasnya yang di luar kota. Dia menyibukkan diri selama disana. Hanya sebentar dia melakukan video call dengan istrinya dan Dion, putranya yang masih bayi. Ketika melihat Dion, Daaniyaal mengingat wanita yang melahirkannya. Seakan Daaniyaal lupa jika dia sudah menikah lagi dengan perempuan lain. Daaniyaal masih terus mengingat istrinya yang dulu. Meski istrinya itu meninggalkannya, dia masih berada di hatinya karena dia adalah perempuan pertama yang dicintai sekaligus yang selalu berada di sampingnya saat dia berjuang.


Ketika sampai di rumah, Daaniyaal mencoba bersikap biasa kepada istri barunya itu, Ai. Dia tidak lagi menggoda atau bersikap mesra dengannya, karena Daaniyaal masih bingung dengan hatinya. Dia masih mencintai istri pertamanya, tetapi dia juga tidak ingin menyakiti istti barunya itu. Jadi, sebisa mungkin Daaniyaal mencoba untuk menghormati kehadiran istri barunya itu dan dia mencoba untuk belajar mencintainya.


Setelah shalat shubuh, Ai membawa baju kotor Daaniyaal, suaminya. Baju kotor Daaniyaal yang dibawa dari bertugas ke luar kota, tidak begitu banyak, karena sebagian besar sudah di laundry disana. Jadi Ai hanya mencuci 2 stel baju dan baju yang kemarin dipakai Daaniyaal saat perjalanan pulang.


Dion yang biasanya Ai pindahkan ke kamarnya setelah shalat shubuh, hari ini Ai membiarkannya tidur di kamarnya, karena ada suaminya yang tidur di sampingnya. Sebelum keluar kamar, Ai juga berpesan kepada suaminya untuk menjaga Dion saat tidur. Dan terlihat Daaniyaal tidur dengan Dion yang berada dipelukan sang papa. Sesekali Daaniyaal menciumi wajah dan kepala putranya yang masih bayi itu sebelum tertidur kembali.


Suasana pagi ini sangat sepi dan sunyi, karena waktu maish menunjukkan pukul 6 pagi. Ditambah ini adalah hari sabtu, jadi semua penghuni rumah masih di kamarnya, kecuali bibi dan yang lainnya. Mereka sudah mulai melakukan aktivitasnya seperti biasa. Berbeda dengan Nino dan Nina. Mereka berdua masih terlelap di kamarnya karena hari ini adalah libur sekolah. Mulai tahun kemarin, peraturan baru dari Dinas Pendidikan, bahwa waktu bersekolah siswa SMP dan SMA sederajat mulai dari senin sampai jumat, sabtu dan minggu libur sekolah. Tetapi lamanya belajar per hari mulai dari pukul 7 sampai pukul 3 sore.


Ai menurun anak tangga sambil membawa tumpuk baju kotor milik suaminya itu. Hari masih belum begitu cerah karena matahari masih dalam perjalanan untuk terbit. Ai berjalan menuju dapur. Disana ada bibi yang sedang memasak untuk sarapan, dibantu oleh Kia.


"bi,"panggil Ai


Merasa ada yang memanggil, bibi langsung menoleh ke sumber suara, "ada apa Nyonya?"


"saya mau cuci baju. Cucinya dimana ya?" tanya Ai


"biar saya saja Nyonya, yang cuci baju," bibi menghampiri Ai untuk mengambil baju kotor yang dibawanya


"jangan bi! Biar saya saja. Kan ini pakaian mas Daaniyaal, jadi saya yang mencucinya. Bibi cukup kasih tahu aku aja, dimana tempat untuk cuci bajunya?" kata Ai


"ya sudah, Nyonya," bibi berjalan menuju ruang makan. Ai mengikuti bibi dari belakang. Mereka berhenti di depan kamar Kia yang terletak di ujung kiri ruang makan.


"disini, Nyonya. Itu mesin cucinya. Nanti dikeringkan dengan mesin cuci dan di jemur di taman belakang situ nyonya," kata bibi memberitahu


Ai melihat kamar mandi tempat untuk mencuci baju, "kalo mau setrika baju, dimana bi?"


"nyonya mau setrika baju juga?" tanya bibi terkejut


"iya bi. Bajunya mas Daaniyaal juga harus di setrika kan?" kata Ai sambil tertawa


"kenapa tidak minta tolong saya saja nyonya. Saya bisa menyeterika baju tuan," jawab bibi


"kan saya sudah bilang, saya yang akan melayani semua keperluan mas Daaniyaal, bibi tingga kerjakan yang lainnya saja," jawab Ai dengan suara lembut dan tersenyum


"baik, nyonya. Tempat untuk menyeterika di sebelah kiri situ nyonya," menunjuk ruangan yang berada di samping kamar Kia, "kalo yang sebelah kanan itu gudang, nyonya, "kata bibi sambil menunjuk ruangan di sisi yang berlawanan.


Ai menganggukkan kepala, "okay bi. Ya sudah bi, bibi bisa lanjutkan masaknya!"


Bibi meninggalkan Ai menuju dapur dan Ai langsung memasukkan baju kotor ke dalam ember yang sudah diisi air. Beberapa menit kemudian, Ai memasukkan baju yang tadi sudah direndam air, ke dalam mesin cuci. Ai memasukkan air ke dalamnya dan tidak lupa meletakkan sabun cuci baju di tempat yang disediakan. Selagi menunggu mesin cuci yang bekerja, Ai duduk di kursi yang ada di taman belakang.


Taman itu hanya berisi rerumputan dan tempat jemuran saja. Kanan dan kiri ada ruangan yang tertutup. Di taman ini juga tidak begitu luas, hanya tiga meter saja lebarnya. Terdengar mesin cuci sudah berhenti, Ai langsung memindahkan baju yang sudah terucap, di pengering. Cukup 5 menit untuk proses pengeringannya.


Ai sedang menjemur baju yang tadi sudah dicuci. Ai menggantungkan baju di gantungan yang tersedia. Ai hanya mencuci sedikit baju milik Daaniyaal dan juga miliknya sendiri. Baju hanya cukup di angin-anginkan saja, dan setengah hari sudah bisa diangkat, tidak perlu ditunggu sampai satu hari.


Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ai langsung menaiki tangga dan memasuki kamar tidurnya. Terlihat Daaniyaal sedang tidur dengan Dion yang masih di pelukannya. Ai langsung menghampiri Daaniyaal.


"mas, bangun! Sudah pagi. Jam 7 lho. Sarapan dulu mas," Ai menggoyangkan tubuh suaminya itu agar terbangun


Terdengar suara erangan yang keluar dari mulut Daaniyaal. Laki-laki itu merenggangkan tubuhnya. Kemudian mata itu terbuka dan melihat istri cantiknya tersenyum kepadanya. Daaniyaal pun membalas senyuman Ai dan melirik sesuatu di sampingnya yang bergerak - gerak.


"lho, anak papa masih tidur juga ternyata," kata Daaniyaal sambil menciumi kepala Dion


"ayo mas mandi! Abis itu sarapan," kata Ai


"kamu udah sarapan?" tanya Daaniyaal


"belum mas. Ai tadi baru selesai nyuci baju langsung kesini buat bangunin mas," jawab Ai


Daaniyaal menganggukkan kepala mendengar ucapan Ai. Dia langsung bangun dan terduduk di ranjang. Kemudian dia berjalan menuju kamar mandi setelah mencium pipi gembul putranya yang masih terlelap.


Ai menggendong Dion dan membawanya keluar kamar. Memindahkan Dion di kamarnya sendiri setelah menyiapkan baju yang akan dipakai oleh Daaniyaal. Di dalam kama Dion sudah ada pengasuhnya, Kia.


"Kia, tolong jaga Dion dulu ya! Saya mau bangunin Nino dan Nina dulu," kata Ai


"baik Nyonya," jawab Kia


Ai keluar kamar Dion dan berjalan menuju kamar Nina. Ai memasuki kamar yang background kamarnya berwarna pink dan terdapat wallpaper berbentuk love berwarna merah menghiasi dinding kamar itu. Ai berjalan menuju kasur yang seprainya bermotif Hello Kitty begitu juga dengan selimutnya.


"Nina, sayang. Bangun sayang! Ayo! Sudah pagi. Mandi lalu sarapan!" kata Ai sambil menggoncangkan tubuh Nina


Nina yang merasa tidurnya terganggu, langsung menarik selimutnya sampai menutupi telinga nya. Nina malas bangun pagi, karena ini adalah hari sabtu dna dia libur sekolah. Nina ingin menikmati waktu liburan ini dengan bangun siang, karena dari senin sampai jumat, dia sudah bangun sangat pagi dan pulang sore.


"Nina, Ayo bangun!" kata Ai dengan lembut sambil menggoyangkan badan Nina


Nina yang merasa tidurnya terus diusik merasa jengkel. Dia menyibakkan selimut yang tadi menutupi tubuhnya kemudian terduduk sambil menatap orang yang sudah membangunkannya. Nina terlihat marah dan matanya menatap tajam wanita yang duduk si ranjangnya sekarang.


"NGAPAIN KESINI? NGGA USAH BANGUNIN AKU. AKU PENGEN TIDUR SAMPE SIANG. LOE NGGA USAH GANGGU TIDURKU. PERGI! PERGI!" teriak Nina sambil mendorong bundanya sampai jatuh dari kasur Nina


"PERGI SANA. AWAS GANGGU AKU LAGI!" teriak Nina sambil mengusir bundanya itu


Nina langsung merebahkan tubuhnya kembali ke kasur dan menutupnya dengan selimut. Ai yang terkejut sekaligus takut dengan teriakan Nina tadi, melangkah menuju pintu kamar itu. Ai masih shock dan tubuhnya gemetar. Jantungnya berdetak lebih cepat. Tangannya juga gemetar saat membuka pintu kamar Nina.


Ai masih gemetar saat menutup pintu kamar Nina. Pandangannya bertemu dengan seorang laki-laki yang baru saja keluar dari kamar yang berada di samping kamar Nina. Laki-laki itu menatap Ai dengan tatapan tajam. Seringai muncul di bibirnya dan Ai dapat melihat itu. Ai berusaha tersenyum dan menenangkan detak jantungnya. Laki - laki itu masih menatapnya. Terlihat pandangannya menilai Ai dan alisnya terangkat satu.


"Nino sudah bangun. Ayo makan! Bibi sudah masak," kata Ai dengan suara seraknya


Nino hanya diam saja. Dia terus menatap Ai. Kemudian laki-laki bernama Nino, berjalan sambil memperlihatkan tawa mengejek kepada Ai. Ai yang melihat itu hanya bisa tersenyum. Dan berusaha kuat menghadapi kedua anak Daaniyaal itu.


To be continued...
















🌹🌹🌹🌹🌹

















Enough for today


Tunggu lanjutannya di sabtu depan ya 😊😊😊


Don't forget vote and comment


Follow this accountΒ  fanyawomenly


Thank you have waited this story


Thank you have read this story


Thank you have voted and commented


Have a nice day

Comment