Continue My Life (1)

We meet again in Saturday 😁😁😁

Finally, I can update in this morning, although it is almost afternoon 🤭🤭🤭

Hope you all are healthy and in good condition

Please enjoy this story

Happy reading

😉😉😉











🌹🌹🌹🌹🌹

















".... Mereka (istrimu) adalah pakaian untukmu, dan kamu (suami) pun pakaian untuk mereka…" (Al Baqarah - 187)


Sudah sebulan setelah insiden Nina yang berada di ruang BP dan Ai, sang bunda yang dipanggil oleh pihak sekolah. Setelah itu, sikap Nina berubah drastis. Awalnya yang dia tidak menerima kehadiran Ai sebagai bundanya dan selalu bersikap kasar terhadapnya. Sekarang Nina mulai bersikap baik dan menunjukkan bahwa dia menerima Ai sebagai bundanya.

Nina mulai mematuhi dan melaksanakan apa yang selama ini Ai katakan, seperti mencium tangan sebelum berangkat sekolah. Mengucapkan salam ketika memasuki dan keluar rumah. Berbicara sopan. Bahkan Nina bertanya kepada sang bunda, jika dia mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tertentu.

Seperti pagi ini, tidak tahu mengapa, Nina bangun pagi. Tidak seperti biasanya, yang setelah shalat subuh, biasanya Nina akan tidur kembali. Apalagi saat hari libur seperti ini. Dia akan melakukan sleeping beauty dan bangun pada siang hari. Tapi hari ini, selepas shalat subuh, dia tidak tidur lagi.

Nina menuruni tangga menuju lantai satu. Suasana rumah masih sepi dan terlihat masih gelap. Hanya ada cahaya yang berasal dari beberapa lampu yang memang sengaja untuk dinyalakan. Suara samar terdengar saat Nina menuruni tangga. Nina mengikuti asal suara samar tersebut.

"biar saya saja yang mencuci bajunya, Nyonya," terdengar suara wanita yang memohon

"ngga usah, bi. Saya bisa cuci sendiri kok. Kan ini baju saya dan mas Daaniyaal. Jadi saya yang akan mencuci ini," terdengar suara wanita dengan nada lembut

"jangan Nyonya! Nanti saya dimarahi tuan," kata suara wanita yang pertama

"ngga bakal dimarahi. Kan dulu saya sudah bilang, kalau saya sudah minta izin sama mas Daaniyaal," jawab wanita dengan suara lembut tadi

"ya sudah! Saya cuci baju dulu. Bibi lanjutkan masak sarapan saja!" wanita dengan suara lembut itu berjalan menjauhi dapur

Nina dari tadi sudah berada di dekat menja makan. Dia yang mendengar percakapan sang bunda dan bibi menjadi bingung. 'Mengapa bundanya itu, mencuci baju sendiri? Padahal kan ada bibi yang akan mencuci baju. Toh papa juga membayar bibi juga kan.'

Nina berjalan menuju dapur, dimana dia melihat sang bibi dan pengasuh adik kecilnya itu sedang sibuk melakukan sesuatu. Nina memandangi mereka berdua yang terlihat sangat lihai dan begitu cekatan. Mereka berdua bergerak kesana kemari, mondar mandir untuk mengambil sesuatu tanda ada kesalahan sama sekali.

"eh..non Nina. Ada yang dibutuhkan, non?" tanya bibi yang melihat anak majikannya saat dia mengambil beberapa sayur di dalam kulkas

Kia, sang pengasuh terkejut saat mendengar perkataan bibi. Dia juga tambah terkejut ketika dia melihat sang anak majikannya ternyata sudah ada di dapur, tengah melihat mereka berdua yang sedang sibuk memasak. Bahkan Nina masih terdiam sambil memandang mereka.

"non.." panggil sang bibi dan Nina tersadar dari lamunannya

"eh…." Nina terlihat bingung dan dia memandang Kia dan bibi. Kemudian dia bertanya, "bunda dimana ya?"

Kia dan bibi terdiam mendengar pertanyaan sang anak majikan. Mereka terkejut sampai bingung untuk menjawab pertanyaannya. Pasalnya, anak kedua dari majikannya itu, paling tidak suka dan menolak kehadiran Ai sebagai bundanya saat pertama kali mereka bertemu. Bahkan Nina bertanya dengan suara yang pelan tanpa ada nada marah ataupun keras. Karena biasanya Nina selalu berucap dengan suara yang keras dan berteriak, serta kasar.

Merasa pertanyaannya tidak dijawab, membuat Nina merasa jengkel dan kemudian dia bertanya kembali dengan nada marah yang ditahan, "bunda mana, bi?"

"eh...non…" bibi tergagap karena mendengar suara Nina yang terdengar mulai marah, "Nyonya ada di belakang, non."

"ngapain bunda di belakang?" tanya Nina yang terdengar penasaran

"Nyonya sedang mencuci baju, non," jawab bibi sambil menunduk karena takut, begitu juga dengan Kia

"kenapa bunda mencuci baju sendiri? Kenapa bukan bibi yang mencuci baju?" tanya Nina

"ma… af, non. Sa… ya sudah me….minta nyo….nya untuk tidak mencuci. Ta….pi nyo….nya tetap i….ngin mencuci ba…junya sendi…ri, non," jawab bibi dengan suara terbata - bata, takut jika anak majikannya itu marah karena membiarkan wanita yang dipanggil bunda, mencuci bajunya sendiri

Nina menganggukkan kepalanya dan terdiam. Dia berpikir sambil menatap Kia dan bibi. Kemudian dia meninggalkan mereka berdua setelah dia berkata, "ta udah. Aku mau nyusul bunda."

"kenapa non Nina mencari Nyonya, bi?" tanya Kia dengan suara pelan ketika melihat bibi menghampirinya dan anak majikannya itu menjauh dari menuju ruanh belakang.

"saya juga ngga tahu," jawab bibi dengan nada bingung

"kalo non Nina marah dan berkata kasar ke nyonya, gimana?" tanya Kia dengan nada khawatir

Bibi yang sedang memotong wortel menjadi ukuran kecil - kecil, seketika berhenti saat mendengar ucapan Kia. Wanita yang sudah berusia itu menghela napasnya pelan dan berkata," saya sebenarnya juga khawatir saat tadi non Nina mencari Nyonya."

"iya bu. Saya sampai ngga berani melihat ke arah nona tadi," kata Kia dengan nada takut

"saya juga takut. Kan Nyonya sedang cuci baju dan ketahuan sama non Nina…." ucapan bibi terpotong

"kalo non Nina marah dengan kita gimana, bi? Kita biarkan Nyonya cuci baju sendiri," Kia berkata dengan nada terdengar sangat takut

Bibi nampak berpikir dan kemudian berkata, "sepertinya non Nina terlihat berubah. Tadi kamu dengar, kan? Non Nina panggil Nyonya dengan sebutan bunda."

Kia menganggukkan kepalanya, "iya juga ya bi, sepertinya non Nina sudah mulai menerima Nyonya sebagai bundanya," Kia berkata sambil tersenyum

"semoga saja, non Nina ngga marah - marah lagi! Kita do'a kan, semoga non Nina berubah dan menerima Nyonya sebagai bundanya," kata bibi dengan penuh harap

"Aamiin. Semoga saja," kata Kia dengan nada senang dan mereka melanjutkan pekerjaan mereka

Disisi lain, Nina berjalan menuju ke belakang, dimana disitu terdapat ruangan untuk mencuci baju. Dibagian luar terdapat tempat outdoor dengan luas yang tak seberapa, yang digunakan untuk menjemur pakaian. Ada juga ruangan disitu yang digunakan untuk menyeterika baju.

Ai sedang memindahkan pakaian kotor yang berada di dalam keranjang, dimasukkan ke dalam mesin cuci. Dia memilih satu - satu pakaian mana yang akan di cuci dengan mesin cuci dan yang akan dicuci menggunakan tangan. Setelah memisahkannya, Ai merendam pakaian yang akan dicuci memakai tangan, dengan sabun. Ai kemudian memasukkan air ke dalam mesin cuci melalui selang khusus yang tersedia dan memasukkan sabun sesuai takaran di dalam kotak tertentu. Setelahnya, menghidupkan mesin cuci dan meninggalkan untuk mencuci pakaian yang akan dicuci menggunakan tangan.

Ai duduk di kursi kecil sambil mengucek pakaian yang berada di ember. Pakaian itu adalah dalaman yang berupa baju dan celana dalam, serta bra dan beberapa kerudung yang memang disarankan untuk tidak boleh dicuci menggunakan mesin cuci.

"bunda…" terdengar suara perempuan memanggil Ai



To be continued....













🌹🌹🌹🌹🌹
















Enough for today

Tunggu lanjutannya di sabtu depan ya 😊😊😊

Don't forget vote and comment

Follow this account fanyawomenly

Thank you have waited this story

Thank you have read this story

Thank you have voted and commented

Have a nice day

Comment