#End [β]: Crawling Towards the Light

Mengingat kembali.

Memahami.

Memaknai.

HIDUP.

Tak kunjung selesai.

Ragu.

Mencoba mengalihkan.

Acuh.

Pergi.

Lari.

"KENAPA!!!!-"

Kesal.

Bingung.

Tak ingin lagi.

"-Harus apa?"

Sesaat kemudian tubuh refleks ingin menjatuhkan diri.

Tetapi secara kebetulan kepala dijatuhi tetesan air yang membuatku spontan menoleh ke atas setelah sebelumnya pasrah harus berbuat apa untuk lolos dari kekacauan ini.

"-"

"Begitu ya"

Apa yang ada di atas ruangan tersebut masih tetap lah lautan air yang terhalau.

Namun apa yang membuatku menyadari arti dari perjalanan panjang ini adalah refleksi yang dipantulkan oleh permukaan air tersebut.

Permukaan air itu begitu gelap namun jernih sehingga dapat memantulkan sosok seseorang.

AKU.

Singkat.

Simpel.

Mudah.

Tidak pernah kusangka jawabannya selama ini ada didepan mata.

"Tidak. Sejak awal jawabannya mungkin saja tak pernah ada-"

"Karena pada dasarnya yang harus kulakukan adalah menjadi diri sendiri.
Tepatnya apa yang sedari awal dan sejak dulu hal yang kuyakini yang harus kulakukan."

"-Sebagaimana mestinya"

"-"

Hening.

"Pffttt-"

Tawa.

Terbahak.

Senang.

Bahagia.

"-Khhh"

Gelak tawa tersebut perlahan berubah menjadi tangisan.

Sedih.

Sakit.

Pilu.

Semua kejadian ini.

Pengalaman ini.

Terasa begitu berat.

Terlalu lama memendam.

Menahan.

Hingga akhirnya lupa untuk melampiaskan.

"Tetap pengecut pada akhirnya ya-"

Menghela.

Lega.

Namun sakit tetap membekas.

Bahkan mungkin tidak akan pernah hilang.

INGATLAH.

Hal yang kusukai.

Hal yang kusenangi.

Hal yang kusayangi.

Hal yang kuhargai.

"-Benar. Hanya perlu mengingatnya setiap sakit itu kembali."

Tanpa kusadari bendungan air tersebut yang awalnya tampak gelap, perlahan memancarkan cahaya.

Begitu terang dan hangat.

"Baiklah."

'APA KAU YAKIN?'

'DENGAN SEMUA PENDERITAAN TERSEBUT NAMUN MEMILIH UNTUK MENGIRAUKANNYA?'

"-Tidak juga"

"Aku hanya ingin menjawab harapan setiap orang serta bersumpah untuk mempersembahkan yang terbaik-"

"-Serta mengemban tugas yang semestinya kupikul."

'...BEGITU-'

'SELAMAT'

Dengan ucapan terakhir itu seketika air yang sedari awal tertahan di langit-langit ruangan ini merembes masuk mengisi ruangan ini dengan tekanan yang dahsyat.

Namun entah mengapa tubuh seperti diselimuti sesuatu dan bercahaya yang membuatku mengambang dan melesat ke atas meninggalkan ruangan dan semua tragedi dalam perjalanan ini.

Terbang ke atas dengan kecepatan yang belum pernah kualami.

Luar biasa.

Perlahan-lahan menuju langit yang bercahaya biru terang.

Menembus batas.

"Namaku ................ Walaupun begitu banyak kesedihan yang kualami namun aku tetap bersyukur bisa hidup di dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini".

Comment