#7 Realize

Setelah cahaya menyilaukan itu sirna, aku terjatuh ke sebuah ruangan lain.

Kuperhatikan sekeliling.

Ruangan ini sangat terang dan sangat gelap.

Keduanya bercampur dan menciptakan keseimbangan yang belum pernah kulihat.

Di atas ruangan terdapat permukaan air yang merupakan tempat aku terjatuh. Mengambang dan menjadi penutup atas ruangan ini juga sebagai jalur masuk.

"–Hanya ini kah?"

Tepat setelah aku berbisik, suara aneh itu kembali.

Arah suaranya tidak dapat kutebak.

Bukan dari atas.

Bukan dari bawah.

Bukan dari kanan.

Bukan dari kiri.

Kucoba fokus supaya bisa mendengarkan suara tersebut.

"Aku mengerti sekarang"

Bukannya suara tersebut tak jelas atau samar-samar, melainkan suara tersebut merupakan gabungan dari suara beragam orang yang tercampur. Mereka bicara bersamaan sehingga saat pertama kali aku mendengarnya tak bisa menguraikannya.

"Ternyata–"

Butuh waktu lama sampai akhirnya aku bisa menafsirkan suara itu dengan jelas.

Kemudian.

'SUDAHKAH KAU TEMUKAN JAWABANNYA?'

"–"

Sejenak ku ragu dan berpikir kembali.

Perjalanan.

Perkembangan.

Penolakan.

Pencarian.

Penerimaan.

Pelepasan.

Pelampiasan.

Perjuangan.

Arti. Hasil. Arah. Tujuan.

Berjuta kemungkinan, rute, pilihan.

MAKNA.

"–"

Tekanan.

Beban.

Berat.

Sangat berat.

Beban ini begitu berat.

Pilihan ini.

Jalan ini.

Keputusan ini.

"–"

Masa depan.

Manakah yang harus kupilih.

Yang tidak akan membuatku menyesal.

Mustahil.

Tidak mungkin.

Setiap pilihan pasti akan ada konsekuensinya,

Jadi, aku akan memilih pilihan yang tidak akan kusesali dan menjalaninya dengan sepenuh hati.

Walau pasti akan ada banyak penyesalan dan penderitaan yang menunggu.

Akan tetap kujalani dengan tegar.

Berubah menuju masa depan cerah yang penuh harapan.

Tetap seperti ini dan menerobos masuk menghancurkan celah menuju kegelapan dalam.

Atau mungkin melangkah di kedua sisi bertentangan tersebut.

Mana yang akan kuambil?

Menghela napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Aku–"

Comment