Penyelidikan & Ramyeon

"Seseorang membobol laptop Lisa?!"


Jennie duduk disamping Jisoo yang sedang mengotak-atik laptop di depannya sementara Lisa dan Rose duduk di hadapan mereka. Rose menyandarkan kepalanya di bahu Lisa sementara gadis itu mengusap rambutnya dengan pelan. Beberapa pelayan Lisa dengan senang menemani Ella yang sedang makan es krim beberapa meja dari mereka.


"A-Aku benar-benar minta maaf" Lisa bergumam untuk kesekian kalinya.


"Sudah ku katakan itu bukan salahmu, Lisa" Rose menggeleng tegas.


"Aku meninggalkan laptop itu sebentar untuk mengambil air, aku tak menyangka..." Lisa menghela napas.


Mereka sudah melihat rekaman CCTV dan menemukan bahwa ketika Lisa sedang mengedit dengan laptopnya di sudut café itu, dia sempat meninggalkan laptop itu sebentar dan seseorang yang menggunakan masker dan jaket hitam nampak mencolok sesuatu ke dalam laptop itu.


"Dia mentransfer program untuk mencopy data di laptop ini" jelas Jisoo, sedang berusaha melacak sumber program itu "Karena laptop Lisa juga terhubung di wifi café ini, dia bisa dengan mudah mencari celah dan mengambil folder disini"


"Itu pasti orang bayaran YG" gerutu Jennie.


"YG?"


"Itu perusahaan fashion milik Yang Hyun Suk" gumam Rose, lesu. 


"Aku tak percaya ada orang bermain sekotor ini" Jisoo mengetik dengan cepat dan menggeram kesal "Aku butuh waktu untuk melacaknya, tapi aku berjanji akan menemukannya"


"Trims, Jisoo Unnie" Rose mengangguk pelan.


"Aku akan meminta rekaman CCTV itu dan meminta orangku mencari siapa yang menghack laptopmu, Lisa" lanjut Jennie sementara Jisoo masih bekerja dengan laptop Lisa "Jika kita bisa meminta keterangan siapa yang menyewanya, maka kita tahu pasti berhubungan dengan YG"


"Tapi bagaimana dengan pembukaan boutiquemu, Rose?" tanya Lisa dengan cemas "Yang Hyun Suk sudah akan mengadakan fashion show minggu depan"


"Apakah itu berarti mereka akan mengadakannya di gedung YG?" Jennie mengangkat alis.


"Kurasa begitu" Rose membuka ponselnya dan mencoba mencari informasi "Ya, mereka akan mengadakannya pada hari sabtu malam, di Hall Gedung YG"


"Berarti 2 hari lagi"


"Aku yakin orang-orang yang membantunya juga akan menghadiri acara itu" gumam Jisoo "Kurasa kita bisa menyelinap dan mencari informasi"


"Dia jelas sudah mengenalku dan Jennie Unnie" gumam Rose, saling pandang dengan Jennie yang mengangguk "Aku selalu mengundang Jennie Unnie setiap meluncurkan desain terbaru, aku yakin dia familiar dengan wajah Jennie Unnie"


"Tapi dia tidak mengetahui Jisoo dan Lisa" kata Jennie "Mereka berdua bisa berpura-pura sebagai tamu undangan"


"Tapi undangan hanya terbatas setiap kali peluncuran fashion terbaru" Rose menghela napas "Dia tidak akan bodoh untuk mengirimkan kita undangan, bukan?"


"Dia tidak bodoh tapi kita juga cukup pintar untuk mengundang diri kita sendiri" Jisoo tersenyum sambil mengecek website perusahaan itu untuk mengecek lokasi dan tanggal fashionshow itu.


"Apa rencanamu?"


# # #


"Bagaimana sekolahmu hari ini, Ella?"


Jennie pulang lebih awal karena dia harus membawa Ella untuk pulang dan beristirahat. Tentu saja Jisoo, Rose dan Lisa mengerti dan mereka semua memaklumi Jennie. Jisoo dan Lisa akan tetap menemani Rose untuk mencari petunjuk sementara Jennie berjanji akan segera mengabari jika ada kenalannya yang punya informasi untuk mereka.


"Menyenangkan" Ella mengangguk dengan semangat "Aku dan Yeji berteman dengan Ryujin"


"Ryujin?" Jennie mengerutkan kening, berusaha mengingat-ingat anak itu "Owhh... salah satu anak yang kau bilang dari panti asuhan itu"


"Ya, dan dia sangat keren" kata Ella "Oh dan dia bilang dia mengenai Jisoo!"


"Kurasa dia berasal dari Panti Asuhan yang dibantu oleh Jisoo" kata Jennie, membelokkan mobilnya memasuki kawasan apartemen.


"Jisoo membantu di Panti Asuhan?"


"Ya, mungkin kau bisa memintanya mengajakmu kesana jika dia tidak sibuk" Jennie tersenyum, tentu saja dia senang jika Ella bisa belajar melihat kehidupan anak-anak lain di luar sana.


"Apa Eomma pernah ke sana?"


"Ingat ketika kau melihat Jisoo dan Lisa mengenakan kostum kelinci dan bebek?" tanya Jennie


Ella mengangguk, bagaimana bisa dia lupa?


"Ketika Eomma kesana, Eomma diberitahu kalau mereka memakainya untuk menghibur anak-anak di Panti Asuhan"


"Semangka kotak juga?"


"Yup, mereka menganggap anak-anak Panti Asuhan pasti belum pernah melihatnya jadi mereka membawanya ke sana" jelas Jennie, tersenyum mengingat hal itu.


"Wow" Ella nampak kagum "Aku semakin menyukai Jisoo"


Jennie tersenyum, tentu saja.


# # #


"Kita akan ajukan gugatan, Chaeng" kata Jennie dari ponselnya sambil melihat-lihat kertas-kertas di mejanya "Kita punya bukti ketika Lisa mengirimkan foto-foto hasil editannya padamu, juga rekaman CCTV ketika seseorang menganggu laptop milik Lisa"


"Apakah bukti itu cukup?" terdengar helaan napas Chaeng di ujung telepon.


"Setidaknya cukup untuk menimbukan kecurigaan pada Yang Hyun Suk" kata Jennie "Jika dia mencuri hasil karyamu, setidaknya kita tidak bisa membuatnya tenang" dia menambahkan.


"Tapi dia sudah akan mengadakan fashion show sebentar lagi, Unnie"


"Bukan masalah, jika Jisoo dan Lisa bisa masuk maka kuharap mereka bisa mengambil beberapa gambar dari model-model itu agar kita semakin punya bukti kalau dia mencuri idemu" jelas Jennie "Apa mereka sudah ada kabar?"


"Yang aku tahu Jisoo dan Lisa sedang merencanakan sesuatu, mereka langsung ke apartemen Jisoo ketika kami meninggalkan café Lisa tadi" kata Rose


"Apartemen Jisoo?" Jennie menyandarkan dirinya di kursi "Aku akan coba mengeceknya" dia melirik jam yang menunjukkan 2 pagi "Kau istirahatlah, Chaeng, ini hari yang berat untukmu"


"Hmm... aku akan mencoba Unnie" gumam Rose, Jennie bisa mendengar rasa lelah di balik suara itu "Good nite, Unnie"


"Nite, Chaeng" balas Jennie sebelum mereka menutup telepon.


Jennie melihat jam lagi, mungkin Jisoo dan Lisa sudah selesai dan tidur?


Mungkin tidak ada salahnya untuk mengecek?


Jennie bangkit dari sofa, dia memastikan Ella masih tertidur pulas sebelum memakai hoodie dan melangkah keluar dari apartemennya. Dia memandang pintu apartemen Jisoo dengan agak ragu, mempertimbangkan apakah dia akan menganggu Jisoo jika menekan belnya sekarang.


Klik!



Jennie mengerjap bingung karena tiba-tiba pintu terbuka, namun tak lama sosok Jisoo nampak membuka pintu. Gadis itu memakai hoodie dan celana santai, rambutnya terurai dan terlihat sedikit berantakan namun tidak memudarkan wajah cantiknya.


"Jennie?"


"Jisoo? Kau mau keluar?"


"Umm... ya" Jisoo mengangguk "Apa yang kau lakukan disini?"


"Aku mau mengecek bagaimana perkembangan yang kau lakukan dengan Lisa" kata Jennie "tapi mau ke mana kau di jam segini?"


"Aku ingin membeli kopi di minimarket" jawab Jisoo, mengangkat bahu "Lisa sudah pulang beberapa jam lalu, aku menyuruhnya istirahat karena dia nampak sangat lelah"


"Apa yang kalian lakukan?" tanya Jennie, penasaran.


"Ini sudah terlalu larut, bagaimana kalau ku tunjukkan padamu besok? Aku akan beli kopi sebentar dan menyelesaikannya" Jisoo tersenyum.


"Kau keluar sendirian di jam segini?" Jennie mengerutkan keningnya.


"Aku terkadang bergadang untuk menyelesaikan pekerjaanku, ini hal biasa" kekeh Jisoo, dia menutup pintu apartemen dan menguncinya.


"Aku ikut" kata Jennie, sukses membuat Jisoo mengangkat alis.


"Umm..." Jisoo memandang Jennie dengan bingung.


"Aku tidak akan tenang memikirkan kau keluyuran di jam segini hanya sendirian di jalanan" tukas Jennie, dia menggandeng lengan Jisoo.


"Aww... kau sangat perhatian padaku sekarang, huh?" goda Jisoo, mencubit pipi Jennie.


"I-Ini demi Chaeyoung, kalau kau terluka maka rencana kita gagal" kata Jennie, pipinya memerah.


"Tentu... untuk Chaeyoung" Jisoo memainkan alisnya.


Mereka berdua menuju lift dan Jisoo membawa Jennie berjalan keluar dari apartemen itu menuju mini market di ujung jalan. Suasana jalan sepi, namun Jennie bisa melihat jalanan disekitar mereka punya penerangan yang cukup baik.


"Kau lihat, daerah sekitar sini masih aman untuk jalan sendirian" kata Jisoo "Ada banyak CCTV pengawas dan penerangan juga cukup" dia menambahkan.


"Tetap saja, bukan berarti tidak berbahaya" balas Jennie.


"Memangnya apa yang bisa kau lakukan jika ada yang menyerang kita?"


"Aku bisa mengingat wajah mereka dan menuntutnya di pengadilan" Jennie mengangkat bahu sementara Jisoo tertawa.


"Tentu saja, Pengacara Kim" kekeh Jisoo.


Jisoo membukakan pintu minimarket itu dan membiarkan Jennie masuk lebih dahulu. Minimarket itu terlihat lengkap, mereka juga menyediakan makanan instant serta microwave dan tempat makan.


"Hmm... mau makan ramyeon?" tawar Jisoo dengan wajah puppy face.


"Kau tahu itu tidak sehat" Jennie mengerutkan keningnya.


"Oh, ayolah, ramyeon di jam seperti ini adalah yang terbaik" lanjut Jisoo "Sekali ini saja? Hanya satu, Please..."


"Ugh – baiklah" Jennie mengangguk


Jisoo tersenyum lebar, dia segera berlari kecil ke rak yang menyediakan deretan ramyeon dan mengambil favoritenya. Jennie mengangkat alis ketika Jisoo pergi ke kasir dengan dua ramyeon, kimchi, dumpling instant dan 2 minuman kaleng.


"Kupikir kau bilang hanya satu saja?"


"Yup, satu untukku dan satu lagi untukmu" jawab Jisoo dengan santai sambil membayar belanjaannya.


"Aku tidak makan ramyeon" tukas Jennie.


"Oh, kau tega melihatku makan sendirian?" Jisoo merengek "Satu ramyeon tidak akan membuatmu gendut"


"Ini bukan masalah gendut atau tidak" balas Jennie, mereka berjalan keluar dari minimarket itu.


"Kalau begitu berarti kau makan denganku" Jisoo mengangguk mantap.


Jennie memutar bola mata, dia tidak akan makan ramyeon.


# # #


"Bagaimana? Enak bukan?"


Jisoo tersenyum melihat pipi Jennie yang menggembung ketika mengunyah dumpling. Yup, Kim Jisoo berhasil meyakinkan Jennie Kim untuk makan pada jam 3 pagi.



"Kau benar-benar membawa pengaruh buruk" gerutu Jennie setelah menelan dumplingnya.


Jennie mengaduk ramyeon di depannya, dia mencoba menyeruput namun terlalu panas.


"Ini masih terlalu panas" Jennie mengerucutkan bibirnya.


"Sini, biar ku ajarkan" kekeh Jisoo, dia melepas kertas penutup ramyeon itu dan mengerucutkannya "Letakkan dulu mienya disini, jadi tidak terlalu panas"


Jennie mengambil corong itu dari Jisoo, menyumpit mie ke dalamnya dan mencoba menyeruputnya. Jisoo tersenyum puas ketika melihat Jennie bergumam senang, menikmati mienya.


"Itu brilian" puji Jennie, mengangguk sambil mengambil mie lagi.


"Tambahkan kimchi, aku yakin kau akan menyukainya" Jisoo mengambil kimchi dan meletakkannya diatas sumpit Jennie.


"Kau ingin aku memakannya bersamaan?" Jennie mengangkat alis.


"Cobalah dulu"


Jennie mengangkat bahu dan mencobanya. Matanya melebar di setiap kunyahannya, sangat enak!


"Oh my God" Jennie segera mengambil Kimchi di piring itu dan menuangkan sebagian besar di ramyeonnya.


Jisoo tertawa sambil mengambil dumpling di depan mereka. Mereka berdua memutuskan makan di apartemen Jennie, Jisoo mengusulkannya karena dia tahu apartemennya terlalu dingin bagi Jennie, lagipula sekedar berjaga-jaga jika Ella terbangun.


Jennie lega karena ketika mereka kembali Ella masih tertidur pulas, dia tidak yakin akan mendapat komentar yang baik dari putrinya jika tahu bahwa ibunya yang biasa sangat mempedulikan kesehatan kini menikmati makanan instant di jam 3 pagi.


"Mengapa makanan yang tinggi MSG sangat enak?" gerutu Jennie, menyeruput ramyeonnya.


"Aku senang kau menikmatinya" Jisoo tersenyum, dia membuka kaleng kopinya dan meneguknya "Biasa aku menikmatinya dengan bir atau soju, tapi kurasa itu bukan tindakan yang pantas dengan anak kecil di rumah" dia menambahkan.


"Aku menghargainya" Jennie mengangguk, dia senang Jisoo selalu mengingat soal Ella.


"Buka mulutmu" Jisoo menyumpit dumpling terakhir dan menyodorkannya pada Jennie.


Jennie membuka mulutnya dan menerima dumpling itu dengan senang. Jika seseorang membagikan potongan makanan yang terakhir, maka orang itu benar-benar menyukaimu!


"Jadi, apa yang kau dan Lisa lakukan?"


"Kami mencoba memasukan diri kami dalam daftar undangan fashion show itu" kata Jisoo, mengaduk ramyeonnya "Kami akan coba menyamar menjadi wartawan, aku akan membuat ID palsu dan Lisa bisa mengedit tanda pengenalnya dengan baik di komputer"


"Apa tidak berbahaya jika ketahuan?" gumam Jennie.


"Aku tidak pernah meninggalkan jejak, Mandu" balas Jisoo "Lisa juga sangat jago mengedit, mereka tidak akan sadar bahwa tanda pengenal kami palsu"


"Aku merasa seperti komplotan penjahat" gumam Jennie


"Hei, kita akan mengungkap kompolotan penjahat yang mencuri kerja keras Chaeyoung" tukas Jisoo "Lagipula, kita tidak bisa tinggal diam saja"


"Aku akan mengajukan surat tuntutannya besok pagi" kata Jennie "Semua bukti yang ada sudah ku ambil dari Chaeyoung, Chahee juga sudah mengurus beberapa berkas gugatannya" dia menambahkan.


"Kita akan melakukan ini bersama-sama, tenang saja" Jisoo tersenyum sebelum menghabiskan ramyeon miliknya.


Bersama-sama.


Inikah rasanya memiliki orang-orang yang bisa diandalkan disekitarmu?


Jennie tersenyum dan merasa dadanya menghangat. 

Comment