Back for Good or Bad?

Jisoo turun dari mobil dan berjalan santai menuju apartemennya. Dia baru saja mengantarkan Ella ke rumah Yeji, mereka akan menghabiskan sore itu bermain di rumah Yeji. Gadis itu baru keluar dari lift ketika langkahnya tiba-tiba terhenti.



"Jennie?!"


Jisoo mengerjap, dia mengira gadis itu mengatakan bahwa dia baru akan kembali beberapa hari lagi.


"Jichu" Jennie tersenyum.


Kedua saling pandang beberapa saat sebelum Jennie membenamkan dirinya dalam pelukan Jisoo.


"Bagaimana kau bisa disini? Bukankah kau masih di Jepang?"


"Aku menyelesaikan semuanya lebih awal" Jennie tersenyum "Aku segera pulang begitu semuanya beres, aku hanya perlu membiarkan Jongin dan Jimin mengatur sisanya" dia menambahkan.


"Aku senang kau sudah pulang" Jisoo tak bisa menyembunyikan cengirannya.


"Dimana Ella?" tanya Jennie, tidak melihat sosok gadis kecilnya.


"Oh, aku baru saja mengantarnya ke rumah Yeji" kata Jisoo "Kuharap kau tidak keberatan, aku akan menjemputnya sore ini sebelum makan malam"


"Tentu tidak" Jennie menggeleng "Oh, kemarilah" dia menarik tangan Jisoo dan membawanya masuk ke apartemennya.


Jisoo baru menutup pintu apartemen itu ketika dia merasakan bibir Jennie mendarat di bibirnya. Dia bersandar di pintu itu dan balas mencium Jennie, dia merindukan kekasihnya!


Entah berapa lama mereka berciuman hingga paru-paru mereka mulai memprotes dan keduanya melepas ciuman satu sama lain.


"Wow" kata Jisoo, mengatur napasnya "Aku tak menduga itu"


"Aku merindukanmu" bisik Jennie, mengecup bibir Jisoo sekilas.


"Hmmm... aku juga" balas Jisoo, mengusap rambut Jennie "Kuharap kau tidak akan sering pergi lama untuk bisnis"


"Tentu tidak, aku lebih suka di Seoul bersamamu dan Ella" dengus Jennie "Kalian selalu membuatku merasa benar-benar di rumah"


"Kau pasti lelah" gumam Jisoo "Duduklah, aku akan membawakanmu minuman"


Jennie tersenyum kecil ketika Jisoo berbalik menuju dapur, dia duduk di sofa dan tak lama kemudian Jisoo kembali dengan dua gelas jus.


"Ini akan menyegarkanmu" kata Jisoo


"Trims" Jennie menerima gelas itu dan meneguknya


"Bagaimana perjanjian bisnisnya?"


"Semua lancar" Jennie mengangguk "Begitu Jongin dan Jimin memastikan semua urusan kontrak sudah beres, mereka akan mulai mengurus pembangunannya"


"Apa kau akan perlu ke sana untuk mengeceknya?"


"Aku hanya perlu mengirim orang untuk memantau dan memberikanku laporan yang jelas" kata Jennie "mungkin aku akan sesekali waktu pergi ke sana untuk mengecek, tapi tidak akan sering dan tidak dalam waktu dekat ini" dia menambahkan.


"Baguslah" kata Jisoo, tersenyum kecil "Apa Jimin menjaga sikapnya selama perjalanan kalian?"


Jennie terdiam sejenak, apakah dia perlu menceritakan kejadian saat Jimin memeluknya? Jisoo akan marah jika tahu hal itu, apalagi jika tahu Jimin lancang mencium pipinya. Dia tidak merusak suasana, mungkin dia akan menceritakannya lain kali saja. 


"Jennie?"


"Well... dia berusaha mendekatiku setiap kali rapat, tapi Jongin selalu mencegahnya" kata Jennie "Aku selalu menjaga jarak dengannya, jadi tenang saja" dia tidak ingin membuat Jisoo marah atau cemas.


"Syukurlah, aku takut dia melakukan hal yang berbahaya" gumam Jisoo


"Tenang saja, tidak terjadi apa-apa"


# # #


"Eomma!"


Jennie tersenyum dan segera menyambut Ella yang berlari ke pelukannya, dia memutar gadis itu di udara hingga putrinya itu tertawa sebelum menghujaninya dengan ciuman.


"Eomma sangat merindukanmu" kata Jennie, sementara Ella tertawa.


"Aku juga merindukanmu, Eomma" kata Ella "Kupikir kau belum kembali" dia menambahkan.


"Eomma ingin mengejutkanmu" tukas Jennie.


"Dimana Jisoo?"


"Oh, Jisoo sedang ada klien, jadi Eomma yang menjemputmu" kata Jennie, ringan "Bagaimana jika kita –?"


"Ella!"


Keduanya menoleh dan Jennie terkejut melihat Jimin yang berjalan ke arah mereka.


"Appa" Ella tersenyum dan menghampiri Jimin


"Hai, my princess" Jimin memeluk Ella dan menggendongnya "Kau merindukan Appa?"


Ella hanya mengangguk kecil sementara Jimin tersenyum padanya.


"Apa yang kau lakukan?" Jennie mengerutkan keningnya "Bukankah sudah ku bilang untuk membereskan urusan perjanjian di Jepang?"


"Aku menyelesaikannya dengan cepat, aku merindukan Ella" tukas Jimin, menurunkan Ella dari gendongannya "Bagaimana kalau kita makan siang bersama?"


"Ini bukan hari Sabtu" protes Jennie


"Bisakah kita makan es krim?" tanya Ella, mendongak pada Jimin


"Tentu saja" kata Jimin, cepat "jika ibumu tidak keberatan" dia menambahkan, berkedip pada Jennie yang tidak mengubrisnya.


"Please, Eomma?" Ella memandang Jennie dengan mata membesar "boleh ya?"


"Aku tak yakin ini ide bagus" gumam Jennie


"Ayolah, aku tidak mengajaknya keluar sabtu lalu karena aku berada di Jepang" bujuk Jimin "Setidaknya biarkan kita makan siang bersama?"


Jennie memandang Jimin dan Ella bergantian, memang benar satu lalu Jimin kehilangan kesempatannya menghabiskan waktu dengan Ella karena mereka sedang di Jepang.


"Baiklah, hanya makan siang" Jennie menghela napas.


Ella berseru senang sementara Jimin tersenyum lebar.


"Biarkan aku yang menyetir" kata Jimin, mengulurkan tangannya "Aku tahu tempat yang bagus"


Jennie menyerahkan kunci mobilnya pada Jimin dan menggandeng Ella untuk masuk ke mobil. Jimin segera naik ke kursi kemudi, sementara Jennie sibuk mengobrol dengan Ella, tidak menyadari ada seseorang yang memperhatikan mereka.


# # #


Jisoo sedang sibuk mengetik di depan komputernya, dia harus mengecek sistem pertahanan salah satu perusahaan dan memastikan agar sistem pengamanan mereka cukup baik. Dia mengangkat tangan untuk meregangkan tubuhnya.


"Akhirnya" Jisoo tersenyum lega, dia melirik jam di ruangan itu "masih ada waktu untuk menyusul Jendeukie, mungkin aku bisa mengajak mereka makan siang bersama" dia nyengir dan langsung mengganti pakaiannya.



Jisoo bergegas keluar dari kamarnya dan mengambil kunci mobil, dia bersenandung dengan santai dan membuka pintu. Namun sesuatu menarik perhatiannya.


"Hmmh?" Jisoo menunduk dan melihat sebuah amplop di depan pintunya "Apakah dokumen Jennie ketinggalan?" dia mengerutkan keningnya.


Gadis itu membuka amplop tanpa nama itu, matanyaa melebar ketika melihat isinya. Dia tidak yakin apa yang dilihatnya namun foto itu jelas sekali menunjukan Jimin yang memeluk Jennie, jelas sekali mereka berada di depan pintu kamar sebuah hotel. Jisoo menggigit bibirnya, dia melihat beberapa lembar foto yang lain dan melihat Jimin bahkan mencium pipi Jennie.


"T-Tidak" Jisoo menggeleng, dia memandang foto itu berulang-ulang.


Dia tahu benar sosok di foto itu adalah Jennie dan Jimin, dia juga cukup professional untuk mengenali bahwa foto itu bukan hasil editan. Dia memandang foto itu lagi, terlihat jelas Jimin nampak dengan pakaian santai dan Jennie masih dengan piyamanya.


Apakah mereka bermesraan di Jepang?


Bukankah Jennie bilang mereka di hotel terpisah?


Bagaimana jika Jimin yang memaksa Jennie?


Tapi Jennie bilang bahwa Jimin tidak menimbulkan masalah dan mereka selalu menjaga jarak?


Jisoo memandang foto-foto itu dengan bingung.


"Pasti ada penjelasannya" gumam Jisoo, dia memasukan foto-foto itu kembali ke amplop dan segera keluar dari apartemen "Aku akan meminta penjelasan Jennie"


Jisoo bergegas menuju parkiran, tangannya sedikit berkeringat karena cemas namun dia berusaha setenang mungkin menuju sekolah Ella. Ini adalah jam pulang sekoah, dia akan sempat menemui Jennie. Dia memarkirkan mobilnya di ujung jalan dan berjalan menuju pintu gerbang sekolah Ella, namun langkahnya terhenti meliat pemandangan di depannya.


Dia bisa mendengar tawa Ela, terlihat Jimin sedang menggendongnya dan kemudian berbicara dengan Jennie.


Bukankah Jennie bilang Jimin masih di Jepang?


Jisoo merasa kakinya melemas, Jennie berbohong padanya?


"T-Tidak, Jimin pasti tiba-tiba datang" gumam Jisoo, berusaha meyakinkan dirinya sendiri "Jennie tidak akan melakukan hal seperti ini" dia menggeleng.


Dia memandang Jennie dan berharap Jennie mengusir Jimin pergi, namun keberuntungan tidak ada di pihaknya ketika dia melihat Jennie justru menyerahkan kunci mobilnya pada Jimin, lalu mereka bertiga naik ke mobil dan pergi dari tempat itu. Sementara Jimin membawa mobil itu melaju menjauh, Jisoo merasa hatinya hancur berantakan.


Jennie memilih Jimin....



Comment