Bab 18

Mata Jaehan terbelalak, terbuka lebar. Begitu juga dengan mulutnya, menoleh ke kanan dan ke kiri. Tak jarang keringat yang bercucuran di wajahnya ikut terpental ketika kepala nya bergerak.

Sebuah pohon dengan batang besar menjadi tempat persembunyiannya. Sekian lama menunggu tidak ada satu dari dua orang yang di kenalnya datang untuk membantu, untuk kesekian kalinya tangan nya yang gemetar coba menghubungi Yechan atau Sebin. Tapi nihil, tidak ada Jawaban.

"Aaaiiissshhh, kemana mereka berdua ? Kenapa di situasi genting ini tidak ada yang bisa di hubungi. " Jaehan mengumpat kesal sambil bergumam.

Dia memukul keras kepala nya, barangkali pukulan itu akan bereaksi dan membuatnya berpikir.

Di hadapan nya, Hyuk yang sudah melemah terkapar di tanah. Luka terlihat di beberapa bagian tubuh nya, tak sedikit mengeluarkan darah. Di hadapan hyuk tegak berdiri anak buah Raja Iblis yang kali itu sepertinya akan berhasil memusnahkannya.

"Mungkin hari itu datang juga, waktu nya aku musnah dan terbakar hingga menjadi abu" gumam Hyuk mata hijaunya sayu hingga seperti tak mampu lagi menatap lawan nya

Jaehan teringat sesuatu, kalungnya. Sepertinya pukulannya di kepala nya berhasil. Kalung itu akan melindungi nya, juga Hyuk. Entah datang dari mana rasa belas kasih melihat orang yang senantiasa mencoba mencekik nya dan dekat dengan teman dekat nya itu seperti akan menemui ajal.

Tak bisa, dia tidak bisa membayangkan Sebin menangis sesegukkan karna kehilangan orang terdekatnya.

Jaehan berlari meski seperti hilang keseimbangan karna terus gemetar. Di hampiri nya Hyuk yang sudah lemah meskipun hanya untuk bernafas.

"Hyuk... gwencana ??" Jaehan mengangkat kepala Hyuk dan menahan di lengannya.

Kepalanya berputar mencoba menatap sesosok Evil yang penampakan nya jauh lebih menyeramkan dari Hyuk.

"Aaarrrgggg....siapa kau ? Berani nya mengacaukan tugas ku. Kau akan menemaninya ke neraka ?" Geram Anak buah Raja Iblis kepada Jaehan

"Tinggalkan Hyuk !! Atau kamu akan aku musnahkan " teriak Jaehan dengan suara yang tentu tidak terlalu lantang, jauh di lubuk hatinya ketakutan tak pernah berkurang. Hanya keberaniannya yang sedikit bertambah.

Tawa menyeramkan menggelegar, sempat membuatnya sedikit terkejut. Namun Jaehan mencoba tetap tenang.

"Aku akan berbaik hati, tinggal kan Evil bodoh itu atau kau akan ku musnahkan bersama nya." Sebuah kesepakatan yang di berikan, tak ada yang menguntungkan bagi Jaehan, dia tidak akan mencoba memilih.

"Jaehan... pergilah! Aku tidak apa-apa, pergilah dan beri tau Yechan. Katakan pada Sebin juga aku minta maaf tak sempat pamit." Bisik Hyuk lemah

"Benar ternyata kata dia, kamu Evil bodoh. Aku tidak akan terluka, tenang saja !" Ucap Jaehan.

"Jangan banyak berdiskusi, dua akan lebih baik dari pada satu. Aku akan memusnahkan kalian berdua !"

"Jangan mimpi... terlalu pagi untuk bermimpi. Hemat tenaga mu, tugas mu di sini masih akan panjang."

"Tutup mulut mu manusia lemah...rasakan ini !!" Pedang besar dan panjang itu terayun dengan ringan, terlihat mudah untuk nya mengangkat.

Jaehan memejamkan matanya, pertaruhannya kali ini. Berhasil atau tidak. Sinar keunguan itu terpancar dari kalung pelindung nya.

"Aaarrrgggg..." Sedikit rasa menyengat memedihkan sekujur tubuh nya, Anak buah Raja Iblis merasakan sensasi tersengat. Sialnya, bukan hanya dia, Hyuk juga.

Terdengar sedikit erangan dari Hyuk membuat Jaehan sadar, dia. Melupakan bahwa Hyuk bisa saja terbakar karna kalung Serpihan Supernova itu.

"Aarrrggg...sakit bodoh" bisik Hyuk

"Mian...aku lupa kamu juga bisa terbakar."

Dengan bergegas Jaehan melepas kalung nya agar pancaran sinar nya berhenti. Lalu di masukkan nya kedalam saku, agar Hyuk tidak terkena dampaknya.

"Kenapa kamu lepas kalung nya ?" Tanya Hyuk kesal

"Kamu kesakitan kan ?" Tanya Jaehan bingung

"Iya, tapi kita akan segera mati." Jawab Hyuk

"Aassshhh..." Jaehan mendengus kesal

"Hahaha..." Tawa anak Buah Iblis terdengar lagi, membuat Jaehan kembali menatapnya.

"Ternyata kalian sama bodoh nya, rasakan ini...!" Kembali meneruskan niatnya untuk memusnahkan Hyuk seperti yang di perintahkan, tak perduli siapa yang akan terkena sabetan pedang nya. Jika langsung mengenai keduanya malah lebih bagus.

Shooooot.....

terlihat sebuah lesatan anak panah berwarna hitam tepat ke arah pedang besar itu berayun, menjatuhkan pedang ketanah hingga terdengar suara menggelegar yang memekakan telinga

Praaaang...

Tentu Jaehan dan Hyuk mengenali pemilik anak panah itu. Mereka berdua menoleh bersamaan ke arah dari mana anak panah itu melesat

"Kau...lagi..." Kesal anak buah Raja Iblis menatap Yechan marah

"Yechan..." Gumam Jaehan

"Dia nyaris terlambat" bisik Hyuk lemah

"Jangan sentuh mereka berdua, pergilah sebelum aku akan benar-benar membakar mu bahkan sebelum sempat menjalankan tugas mu." Ujar Yechan tegas, matanya menatap tajam seperti siap menusuk tanpa harus menggunakan anak panahnya.

Pemandangan yang membuatnya amarahnya tak terkendali, melihat Jaehan hampir saja di bantai dan Hyuk terkulai lemas.

Tak lama setelah itu, terlihat Sebin berlari terengah menghampiri Jaehan dan Hyuk. Sebin sangat panik ketika membuka pesan masuk dari Jaehan dan deretan panggilan tak terjawab yang memenuhi notifikasi handphone nya.

"Maaf aku terlambat, maaf tadi aku ketiduran." Ujar Sebin penuh penyesalan setelah melihat keadaan Hyuk

"Kamu ini ketiduran atau mati ?" Kesal Jaehan

"Tidak sebelum menjajal mu..." Ayunan pedang anak buah Raja Iblis memberi pertanda akan ada sedikit pertarungan malam itu. Berlari secepat angin mencoba menebaskan pedangnya ke arah Yechan, dengan santai Yechan hanya menghindari setiap serangan. Keahliannya bergerak dengan cepat tidak pernah bemenghilang atau berkurang meski tidak pernah di gunakan di kehidupannya yang sekarang.

Tidak ingin bergumul dan membuang waktu karna keadaan Hyuk yang semakin lemah. Yechan memberi perlawanan, mengambil salah satu anak panah nya dan melesatkan nya tepat ke arah anak buah raja Iblis.

Beruntung untuk nya, hanya menancap di lengan nya. Tentu tidak beruntung juga karna dia harus merasakan panas saat bagian tubuh nya yang tertancap anak panah perlahan mengekuarkan api.

"Aarrrggg.... aarrrggg...sial...aku akan kembali lain kali. Dan tidak akan ku lepaskan Evil bodoh itu."

Tentu langsung menghilang bersama dingin nya cuaca malam itu. Anak buah Raja Iblis pergi untuk sementara, Yechan langsung menghampiri Jaehan dan memeluk nya erat.

"Hyung tidak apa-apa?" Tanya Yechan sambil sesekali memeriksa seluruh tubuh Jaehan

Jaehan menggeleng lalu menatap Hyuk panik
"Na gwencana, tapi Hyuk !" Jawab Jaehan.

"Maaf aku terlambat" ucap Yechan

"Ketiduran juga ?" Tanya Sebin

"Bukan...aku tidak tau. Handphone ku di silent." Jawab Yechan

"Setidak nya berilah dering khusus untuk ku. Bantu aku mengangkat Hyuk, dia berat sekali !" Seru Jaehan

"Bawa kerumah ku !" Seru Sebin

"Aku akan membawanya, kalian menyusul." Ujar Yechan mengambil alih dengan menambil tubuh Hyuk yang sudah tidak sadarkan diri di tangan Jaehan.

Yechan menatap Jaehan yang terlihat sedikit gusar melihat Yechan menggendong Hyuk.

"Kita bertemu di rumah Sebin, hyung hati-hati !" Seru Yechan dan langsung melesat secepat mungkin setelah Jaehan mengganguk.
.
.
.
* * *
Sebin menatap Hyuk dengat sangat cemas, tangan nya tak berhenti meremas tangan Hyuk lembut.

"Bagaimana keadaan hyuk, Yechan. apa dia akan selamat ?" Tanya Sebin khawatir

"Tenang lah, setau ku Evil punya kemampuan menyembuhkan dirinya sendiri. Dia akan segera sadar dengan luka-luka yang sudah menghilang." Jawab Yechan

"Kalian...sshhh... kenapa tidak bisa di andalkan di situasi genting. " Kesal Jaehan

"Mian...aku akan memberikan dering khusus untuk mu mulai sekarang." Ujar Yechan minta maaf.

"Terima kasih Yechan, Jaehan. Aku akan membayar untuk ini lain kali." Ucap Sebin, entah kenapa dia harus merasa sangat sedih melihat Hyuk dan mulai ada rasa takut kehilangan.

Sudah jelas mereka akan sama-sama kehilangan bila di lihat dari asal-usul mereka sendiri. Tapi, berontakan kecil dari dalam hati nya membuatnya sedikit bingung.

"Hyuk-ah...apa aku mulai jatuh cinta padamu" gumam Sebin dalam hati nya.

"Sebin, kami pamit dulu. Sudah terlalu malam rasanya. Besok aku juga harus bekerja, kabari aku jika terjadi sesuatu. "Jaehan akhirnya pamit setelah melihat jam di tangannya menunjukkan waktu hampir tengah malam.

Yechan menepuk pundak Sebin pelan
"Tenang lah, dia akan segera siuman." Ucapnya sebelum akhirnya dia merangkul pinggang Jaehan dan membawanya melesat kembali kerumah nya.

Menatap kembali wajah Hyuk yang terlihat sedikit pucat dari biasanya.
Beberapa luka terlihat perlahan memudar dan berganti dengan kulit baru seperti semula.

Betapa Sebin tak bisa menyembunyikan ketakjuban nya melihat fenomena itu.

"Whoaaaah...dia benar bisa menyebuhkan lukanya sendiri." Gumam sebin

Di usapnya lembut wajah Hyuk yang terlihat sangat tampan dalam keadaan tenang.

Sebin mendekatkan wajahnya ke wajah Hyuk, tepat di mana ada satu luka di pelipis matanya.

Di kecup nya lembut luka itu sebelum menghilang seperti yang luka-luka lain.

"Kamu pasti sangat kesakitan "

Bisik sebin sebelum kembali menegakkan kepalanya. Namun Sebin di kejutkan ketika tiba-tiba Hyuk menjawabnya

"Tidak lagi"

Sebin nyaris bangun namun Hyuk menariknya dan membawanya tertidur di pelukkan nya.

"Hyuk..."

"Tetaplah seperti ini malam ini. Aku butuh obat."

"Ssshhh...kamu bahkan bisa menyembuhkan diri mu sendiri, Hyuk."

"Hati ku...hati ku juga butuh obat kan."

"Kenapa aku ? Bukan kah itu Yechan, tadi dia menggendong mu sampai kesini."

"Arraseo...entah aku lebih berdebar ketika kamu mencium ku. Jadi tetaplah seperti ini..."

Senyum sebin tak bisa lagi di sembunyikan, maka dia lebih memilih menyembunyikan wajahnya di dada Hyuk utuk kemudian memejamkan matanya.

"Tidak apa-apa sementara seperti ini" batin Sebin

Comment