Bab 1 : first sign

Langit senja yang memerah mengajak dingin Dan sunyi bersama nya. Suara burung-burung yang menghiasi langit jingga itu pun menjadi satu-satunya teman yang hadir dalam kesepiannya.

Jaehan menutup rapat Jaket tebalnya Dan membenarkan simpul syal di lehernya. Musim dingin di akhir tahun ini, tak jauh beda Dari tahun-tahun sebelum nya.

Jaehan menghabiskan waktu sendiri, tanpa keluarga atau teman dekat. Kedua orang tuanya lama meninggal, putus hubungan dengan keluarga besar Dari ayah Dan ibu nya tidak membuatnya berhenti hidup.

Hanya ada beberapa teman-teman namun tidak terlalu special. Bekerja sebagai kasir mini market tak jauh Dari tempat tinggalnya menjadi cara untuk bertahan hidup. Terkadang Jaehan harus bangun pagi untuk shift pagi hingga malam, atau terjaga di malam hari untuk shift malam hingga pagi. Mengingat ini adalah mini market yang beroprasi 24 Jam.

Malam itu, kira-kira sudah menunjukkan pukul 10.00 PM KST. Uap nafas menyembul Dari mulutnya, dingin kota Seoul kira-kira sudah mencapai -15°C.

Jaehan baru saja pulang bekerja, Gang-gang sempit yang dia lewatin terasa sunyi Dan sedikit menyeramkan. Tak ada tanda-tanda aktifitas yang terjadi, padahal malam belum terlalu larut.

Beberapa sampah plastik Dan kertas berterbangan di tiup angin, menambah sedikit rasa cemas di hatinya.

Sekelebat terasa sebuah lesatan mengikuti langkah nya di belakang. Menengok sebentar, tak ada siapapun. Kembali meneruskan perjalan menuju unit apartemen sederhana nya yang sudah tidak jauh lagi. Jaehan yakin betul dia tidak sendirian malam itu, sesekali sekelebat bayangan bisa di lihat melesat cepat diantara bayangan nya sendiri.

Mengalihkan rasa Takut nya sendiri, Jaehan bersenandung kecil untuk membuat suara agar tidak terlalu hening.

Lima menit yang terasa panjang, akhirnya Jaehan sampai di parkiran Gedung apartment sederhana yang hanya berisi sepedah-sepedah milik mahasiswa dengan uang kiriman minim atau motor-motor milik pekerja delivery order Dari sebuah rumah makan atau resto cepat saji.

Mencari dengan gegas, Jaehan membuka kantong depan tas ransel nya untuk menemukan kunci unit apartemen nya. Mencoba tengok kanan kiri, Benar-benar dia hanya sendirian.

Akhirnya menemukan kunci dengan sebuah gantungan berbentuk bintang berwarna nila keunguan Dan memiliki kerlip keemasan yang dia beli di sebuah pasar karnaval dan menyukai nya, Karna begitu bercahaya untuk sebuah gantungan kunci. Baru saja memutar kunci, Jaehan bisa mendengar Jelas suara dari unit di sebelahnya yang sudah bertahun-tahun tidak ada penyewa.

Seorang laki-laki muda mungkin berusia beberapa tahun di bawah nya, menatap dingin kearahnya. Wajah yang tertutup tudung hoodie hitam berbalut Jaket tebal yang pluffy kini terlihat Jelas.

Laki-laki muda penghuni baru unit usang itu terlihat tampan Dan sedikit misterius. Tak ada yang tersenyum di antara kedua nya, Jaehan kini menemukan lawan seimbang untuk urusan sifat nya yang tertutup. Tak ada kata-kata tersurat, hanya pandangan mata yang menyiratkan kesan bahwa Jaehan akan sering bertemu Dan berinteraksi dengan nya, mungkin Karna mereka kini tetangga.

Kedua pintu Unit mereka masing-masing terbuka bersamaan, penghuni baru itu memandang Jaehan sebentar sebelum masuk mendahului nya. Jaehan pun tak ambil pusing, masuk kedalam unit tanpa banyak pikir Dan Tanya dalam hati nya.

Besok Dia mendapat shift pagi, dia hanya memikirkan bagaimana harus tertidur cepat malam ini. Tanpa harus bersusah payah mencari cara untuk terlelap

"Aku tunggu di depan mini market besok."

Sebuah pesan Dari teman kerja nya di abaikan, tanpa membuka pesan. Cukup notifikasi Dari layar utama, Bangkit lagi untuk membersihkan tubuhnya. Dengan malas-malasan Jaehan mengambil handuk Dan pergi ke kamar mandi nya.

"Penghuni baru itu, siapa dia ?" Gumam Jaehan yang Masih terus terbayang dengan sorot mata tajam Dan misterius itu. Sampai dia benar-benar masuk ke dalam kamar mandi nya.

Comment