[4/10]

Jika aku sakit ...


β™‘β™‘β™‘


"Ah? Ukai-san?"


"Kageyama-san? Ada apa?"


"Begini, apa kalian masih latihan?"


"Ya, kami baru saja mau mulai. Anak-anak sedang pemanasan. Apa Kageyama-san mau ke sini?"


"Benar, apa tak masalah?"


Ukai tertawa.


"Tentu saja!"


Panggilan terputus.


β™‘β™‘β™‘


(Name) masuk ke dalam gym. Ia mengedarkan pandangannya. Anak-anak tengah pemanasan. Sedangkan para manager, pelatih, dan pembina sedang berdiri di pinggir lapangan.


"Sumimasen,"


"Ah, Kageyama-san," sahut ke empatnya serentak.


"Panggil nama saja tak masalah kok. Di sini ada dua Kageyama,"Β  ujar (Name) diiringi tawa kecil.


Shimizu, Yachi, Ukai, dan Takeda tersenyum lalu mengangguk.


Mereka kini mengalihkan pandangan ke arah lapangan. (Name) mengerutkan keningnya. Ukai yang sadar pun bertanya.


"(Name)-san, ada apa?"


(Name) menaruh kedua tas yang sedari tadi ia pegang di depan, ke tempat di samping Ukai. Sementara ke empatnya menatap (Name) bingung.


Gadis itu berjalan menuju anak Karasuno yang sedang berdiriβ€”sekedar info, mereka baru selesai pemanasan.


(Name) berjalan menuju Tobio, menghiraukan tatapan heran satu gym. Sampai di hadapan Tobio, (Name) menyentuh dada bidang kembarannya tersebut dengan lembut.


"Tobio-san ... ?"


Tobio menatap balik (Name). Laki-laki itu menatapnya sayu. Ia memegang tangan (Name) yang menyentuh dadanya dengan tangan kanan.


"Apa ... yang kau lakukan?" tanya Tobio dengan suara parau.


(Name) masih diam. Tobio mendekat lalu menaruh keningnya di bahu kanan (Name). Gadis itu menghela napas pelan lalu menangkup kedua pipi Tobio. Tanpa aba-aba, ia menyatukan kening mereka.


"MEREKA MAU CIUMANNNNN!!!!"Β  histeris Ryu dan Yuu seraya menangis darah.


"NGARANG!" pekik Chikara seraya melempar bola voli ke muka mereka.


Asahi dengan wajah gugupnya bersembunyi dibalik punggung Daichi. Dirinya bergumam, "aku harus melindungi mata suciku."


"Astaga, bukan anak saya," Koushi mengelus dadanya sendiri.


Eh.


Jangan salah sangka loh.


(Name) itu kan sopan, mana mungkin kissu di sini?


(Name) menghela napas lalu mengelus lembut pipi Tobio.


"Ayo pulang,"


(Name) menarik Tobio menepi lalu mengambil tasnya. Tobio sendiri tak melawan ataupun menolak. Ia patuh pada (Name).


"Ukai-san, Tobio-san izin hari ini. Dia sedang sakit,"


"..."


"..."


"APAAAAAAA?!!!!"


"SAKIT?!"


"ANJIM KOK BISA??"


"HOAX!!!"


"BUKANNYA ORANG BODOH GAK BISA SAKIT?!"


"Orang bego gak usah ngatain orang bego deh,"


"BERISIK KAU MEGANE!"


"..."


β€’Omakeβ€’


"(Name)-san, bagaimana bisa kau tahu?"


"Insting,"


"..."


... dia yang pertama sadar.

Comment