#1 Proposal Teddy [Suga Ver]


Author : Oh Nara


Starring By :
- Min Yoongi (Suga BTS)
- Jung Hana (OC)


Supporting Cast :
- Choi Beomgyu (Beomgyu TXT)
- Choi Heebin (OC)
- BTS Member


Romance, Sad, Little bit Comedy/PG-13


Disclaimer : This story pure mine, to dedicaded Suga Birthday's. BTS Member belong to god, their parent, Bighit Ent, and also ARMY. Sorry for typo and ambiguisme word. 


Summary : "Kenapa aku sebegitu bodoh, sampai-sampai menghancurkannya."


Warning!! Don't plagiat and sider.


Enjoy You Read...




"Aisshh.. aku terlambat" seru seorang lelaki. Ia memeluk kotak besar yang entah apa isinya.


Dengan langkah yang terburu-buru ia berjalan menuju sebuah cafe tempat di mana ia akan menyatakan perasaannya. Meski peluh menghiasi wajah rupawannya senyum manisnya tetap mengembang di wajahnya.


Kali ini penampilannya sedikit berbeda, ia mengenakan setelan jas rapi. Tak lupa sepatu kulit berwarna hitam menjadi pelengkap penampilannya hari ini. Penampilan yang terlalu rapi tuk sekedar menyatakan perasaan bukan?


Aku harap kau menyukainya—ucapnya dalam hati. 


Tiba-tiba langkahnya terhenti tepat di depan sebuah toko. Ia terdiam sejenak, seakan berfikir telah melupakan sesuatu yang penting.


"Bunga!" serunya. "Aish... bisa-bisanya aku melupakannya."


Ia sempat melirik arloji yang melekat dipergelangannya sebelum akhirnya masuk ke toko yang ternyata adalah toko bunga.


Tak butuh waktu lama untuknya memilih, kini sebuket mawar sudah berada di tangannya. Meskipun nampak kesulitan membawa kedua benda spesial itu, ia tetap bersemangat. Karena hari ini akan menjadi hari bersejarah untuknya, ah tidak. Lebih tepatnya untuknya dan kekasihnya.


Ayo Min Yoongi kau pasti bisa—batinnya, menguatkan dirinya sendiri.


Namun tiba-tiba—.


BRUUKKK...


Yoongi terjatuh bersama barang-barangnya, begitupun dengan orang yang tak sengaja bertabrak dengannya.


"Huaaa... maaf. Aku tak melihat," ucap seorang pemuda yang bertabrakan dengan Yoongi.


"Huh, aku juga minta maaf," Yoongi bangkit sembari menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor. Ia kemudian tersadar saat tak sengaja melirik arloginya, ia sudah terlambat.


Yoongi buru-buru mengambil kotak besar di kanannya dan buket mawarnya, lalu kembali melanjutkan perjalannya yang tinggal beberapa langkah lagi.


"Huh, untung saja bunganya tak rusak," gumamnya.


Sementara namja yang bertabrakan dengan Yoongi segera memungut kotak besar miliknya yang sama persis dengan milik Yoongi.


"Orang itu pasti buru-buru," ucapnya. "Ku harap ia akan baik-baik saja."


"Ya sudahlah," ucap pemuda itu. "Cha.. kita pulang dan mengejutkan Heebin," ucap pemuda itu semangat, senyum jahil tampak menghiasi paras tampannya.




---


Cafe's




Di sebuah meja dekat jendela, seorang wanita tengah duduk menunggu. Ia terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna peach selutut. Sedangkan surainya yang hitam bergelombang ia biarkan tergerai. Tak ketinggalan hiasan pita kecil dengan warna senada yang terselip dibagian kanan rambutnya—menambah cantik wanita itu.


"Kau terlambat," ucap wanita itu saat Yoongi duduk di hadapannya. Ia meletakan kotak yang dibawanya di kursi kosong sebelahnya.


"Harusnya kau naik limosin saat kemari bukannya berlari," canda wanita itu. Ia tersenyum manis, sembari memandangi Yoongi yang tampak kelelahan.


"Haha... maaf. Nona manis, sayangannya pengeran tampanmu ini tak mampu menaiki mobil yang sama dengan pangeran Wiliam. Karena aku Min Yoongi sangat berbeda dengannya. Aku harus berjuang untuk sampai kemari. Bahkan aku harus meminjam pakaian ini dari Jungkook, agar aku pantas bersanding dengan putri cantik di hadapanku," ucap Suga membalas candaan kekasihnya itu.


"Haha... berhentilah membual. Aku tak suka kau ejek seperti itu," ucap wanita bernama Hana itu.


"Kau kasar seperti biasanya ya, Jung Hana," ucap Yoongi. "Pantas tak ada yang mau menjadi pacarmu."


"Ya, karena itu hanya kau yang akan jadi pacarku," ucap Hana yang disertai dengan senyuman manisnya.


Pukulan telak bagi Yoongi, wanitanya lebih berani menyatakan perasaannya dibanding dirinya. Tapi kali ini ia tak mau mengalah. Ia berdehem, mengubah atmorfer yang penuh candaan berubah menjadi serius.


"Hana," ucap Yoongi sembari memandang wanita cantik di hadapannya. Sensasi debaran jantungnya kembali terasa, saat tangannya menggenggam tangan Hana. Mulutnya serasa terkunci saat mendengar suara lembut Hana.


"Iya."


Yoongi menghela nafas panjang, mencoba menetralisir rasa gugup yang mulai mengusainya.


Ayolah Min Yoongi, berhentilah gemetar dan katakan padanya—batin Yoongi.


"Yoongi," panggil Hana lembut.


"Hmm.. Jung Hana," Hana tersenyum geli, melihat wajah Yoongi yang memerah—tanda kalau kekasihnya itu tengah merasa gugup.


"Ma-maukah kau menikah denganku?" akhirnya kata-kata yang semalaman ia rangkai, sampai rasanya tak bisa tidur itu, keluar dari mulutnya.


Tak ada ekspresi apapun yang tercipta di wajah cantik Hana setelahnya, membuat Yoongi sedikit kebingungan karenanya. Namun sepersekian detik ia tersenyum dan mengangguk malu.


"Jinja?" tanya Yoongi meyakinkan. Ia ingat, betapa susahnya ia saat menyatakan perasaannya dan ingin menjadi pacar Hana dua tahun lalu. Atau bisa dibilang ia harus babak belur dulu, sebelum cintanya diterima.


"Hum," angguk Hana sekali lagi.


Tanpa sadar Yoongi bangkit dari kursinya dan mengangkat tangannya, "Aku berhasil."


"Hmm.. Yoongi aku heran sebenarnya apa isi kotak besar yang kau bawa itu?" Oh ya ampun, saking senangnya ia lupa dengan benda yang sudah ia persiapkan jauh hari. Sebuah benda sebagai perlambang terikatnya ia dan gadisnya.


"Ini untukmu," ucapnya sembari menyodorkan kotak besar itu, tak lupa bunga yang tadi ia beli.


"Maaf bunganya sedikit kotor, habisnya tadi aku jatuh."


Hana tertawa kecil mendengar ucapan Yoongi yang sedikit menggelikan itu.


"Apa ini?" tanya Hana. "Kau tak meletakan bom di dalamnya kan."


"Bicara apa kau? Buka saja dan kau akan tahu isinya," ucap Yoongi dengan senyum yang mengembang.


Penasaran dengan isinya Hana yang sedang bahagia dengan lamaran Yoongi membuka kotak besar yang di bawa Yoongi untuknya. Namun tiba-tiba ia tersentak dari kursinya, raut wajahnya tampak sedih dan marah.


Tidak. Bukan raut wajah seperti itu yang Yoongi inginkan. Apa ada yang salah dengan hadiahnya?


"Hana.. apa kau menyukainya?" tanya Yoongi ragu-ragu setelah melihat ekspresi Hana.


Ia tak menjawab pertanyaan Yoongi, namun butiran kristal jatuh membasahi pipi Hana.


"Bercandamu kelewatan Yoongi," serunya lalu berlari meninggalkan Yoongi.


Yoongi yang bingung bangkit lalu mengejarnya.


"Hana... tunggu. Ada apa?" teriaknya sembari mengejar kekasihnya.


Kenapa Hana lari? Apa yang salah dengan hadiahnya? Itu hanya boneka teddy kesukaannya?—batinnya penuh tanya.


Yoongi berhasil meraih tangan Hana, namun segera dilepas olehnya. "Hana ada apa?"


"Kau benar-benar keterlaluan, aku membencimu Min Yoongi. Aku benci padamu, jangan temui aku lagi," usai mengatakan hal itu ia pergi meninggalkan Yoongi yang tampak terkejut.


Kata-kata terakhir Hana begitu menusuk hati Yoongi, membuatnya merasa seluruh usahanya untuk acara lamaran yang romantis seperti apa yang selalu kekasihnya inginkan hancur begitu saja hanya karena teddy bear yang ia bawa. 


Ini pasti ada yang salah — pikir Yoongi.


Dengan langkah gontai ia kembali kemejanya, dan betapa terkejutnya ia saat melihat boneka teddy yang ia berikan pada Hana.


Entah kenapa boneka teddy putihnya jadi hancur, busanya terburai dan penuh dengan cairan merah mirip darah. Pantas saja Hana lari melihat ini. Mungkin kotaknya tertukar dengan orang yang tadi bertabrakan dengannya. Tapi apa yang harus Yoongi lakukan sekarang? Hana sudah terlanjur salah paham, dan ia sungguh membencinya kali ini.




---




Sementara itu pemuda yang membawa kotak milik Yoongi tersenyum menyeringai di depan pintu rumah seseorang. Ia letakan kotak besar itu tepat di depan pintu lalu ditekannya bel rumah itu.


Ting.. Tong...


Ting.. Tong...


"Ya tunggu sebentar," seru seorang gadis dari dalam.


Mendengar suara itu, buru-buru namja itu bersembunyi dibalik pohon dekat rumah itu.


"Maaf, lama menung—," ucapannya terhenti saat tak melihat seorangpun di depan pintu. "Loh, pergi kemana orangnya? Kenapa hanya ada kotak disini?"


Gadis manis itu berjongkok untuk melihat isi kotak itu. "Tak ada pengirimnya? Apa ini untukku ya?"


Karena penasaran ia membuka kotaknya.


"Trick or treat, selamat halloween," ucap pemuda itu sembari keluar dari tempat persembunyiannya.


"Mwo kenapa wajahmu seperti itu? Harusnya kan kau takut," tambahnya saat melihat ekspresi sepupunya yang tampak senang dengan hadiah halloweennya.


"Bagaimana aku bisa takut kalau kau memberiku boneka selucu ini," ucap gadis itu sembari mengangkat boneka teddy putih itu. Tampak sepasang cincin yang terikat dilehernya, sungguh menggemaskan.


"Heebin, sepertinya aku salah. Ini bukan untukmu," ucap pemuda bermarga Choi itu.


"Mwo? Apa maksudmu?"


"Ini pasti milik orang yang ku tabrak tadi," ucap Beomgyu. "Aku harus segera mengembalikan ini padanya sebelum semuanya kacau."


"Uhh.. aku tak mengerti maksudmu."


"Sudahlah nanti aku jelaskan di jalan. Cepat masukan boneka itu lagi ke kotaknya, kita harus bergegas menemuinya."




---




Setibanya di cafe itu, Beomgyu mengedarkan pandangannya mencari sosok yang tadi ditabraknya namun nihil ia sudah tak lagi di sana.


"Maaf tuan, ada yang bisa saya bantu?" ucap seorang pelayan pada Beomgyu.


"Oh ada, apa kau melihat laki-laki yang pakai jas hitam rapi? Rambutnya berwarna mint. Oh ya dia juga membawa kotak seperti ini dan juga buket bunga?"


"Oh orang itu, setelah bertengkar dengan kekasihnya ia pergi," ujar sang pelayan.


"Sudah berapa lama ia pergi?" tanya Beomgyu.


"Sekitar 15 menit yang lalu."


"Ah terima kasih," usai mengucapkan terima kasih Beomgyu dan Heebin keluar untuk mencari lelaki pemilik teddy bear itu.


--


"Sekarang pergi ke mana dia?" gumam Beomgyu.


"Hei bodoh, apa orang itu yang kau maksud?" tunjuk Heebin pada seorang lelaki yang berjalan gontai ke tengah jalan yang ramai kendaraan.


"Tunggulah di sini, biar aku yang mengejarnya," tanpa pikir panjang Beomgyu segera mengejar lelaki itu.


Dari arah berlawanan tampak sebuah bus yang melaju ke arah lelaki itu, namun sepertinya ia tak menghiraukan suara klason dan orang-orang yang meneriakinya untuk minggir. Tinggal 1 meter lagi.


BRUKKK....


Beruntung Beomgyu tepat waktu mendorong lelaki itu ke pinggir. Meskipun ia harus merelakan sikunya terkoyak aspal. Ia bangkit lalu mendekati lelaki itu.


"Apa kau sudah gila, huh?" pekik Beomgyu.


Yoongi tak menjawab, ia bangkit tanpa memperdulikan luka di siku dan kakinya. Seolah rasa sakit itu tak berarti untuknya saat ini, sebab rasa sakit dihatinya lebih perih dibanding luka di tangan dan kakinya itu.


Ia berjalan gontai meninggalkan Beomgyu yang tercengang dibuatnya.


"Apa kau baik-baik saja?" tanya Heebin yang sudah berada di samping Beomgyu.


"Aku baik-baik saja, tapi orang itu tidak," ucap Beomgyu, ia lalu mengejar Yoongi.


"Hei, tunggu!" seru Beomgyu. Ia meraih bahu Yoongi tapi ia menepisnya. Seolah mengatakan kalau ia tak ingin diganggu. Yoongi kembali berjalan.


"MIN YOONGI!" seru Beomgyu kesal. Kali ini ia berhasil menarik atensi lelaki berkulit putih pucat itu.


"Darimana kau tahu namaku?" tanyanya dengan suara lirih.


"Maaf, tapi tadi kau salah mengambil kotakku," ucap Beomgyu, yang membuat Yoongi membelakan mata sipitnya. "Dan aku berniat untuk mengembalikannya."


Yoongi berbalik, membiarkan butiran bening tumpah di wajahnya yang pucat. "Buang saja, aku tak membutuhkannya," ucapnya, ia menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang menghujami hatinya.


"Apa karena kekasihmu?" tanya Heebin yang bediri di samping Beomgyu sembari memeluk kotak milik Yoongi.


Yoongi hanya terdiam, namun tiba-tiba ia jatuh terduduk. Tangan kanannya memegangi dadanya yang sesak sedangkan tangan kirinya menangkup airmata yang tak mampu lagi terbendung. Ia bahkan tak perduli pada setiap tatapan sanksi yang tertuju padanya. Hatinya sakit, benar-benar sakit sampai rasanya ia ingin mengakhiri hidupnya saat ini.


"Kenapa aku sebegitu bodoh, sampai-sampai menghancurkannya," isak Yoongi disela tangisnya. "Maafkan aku Hana."


Beomgyu yang sedari tadi hanya diam, berjalan mendekati Yoongi. Ia mencengkram kerah kemeja Yoongi lalu memukulnya hingga tersungkur.


"Beomgyu apa yang kau lakukan?" pekik Heebin, melihat sepupunya itu menghajar orang seenaknya.


Namun Beomgyu tak mendengarkannya, ia malah berseru, "Sadarlah Min Yoongi. Apa kalau kau hanya menangis atau bahkan melompat ke jalanan yang ramai dan menunggu seseorang menabrakmu. Jung Hana akan memaafkanmu?"


Yoongi tertegun mendengar ucapan orang yang baru dikenalnya itu.


"Apa dengan begitu, Jung Hana akan kembali padamu?" tambahnya. "Mungkin ia malah akan marah melihat laki-laki yang dicintainya ternyata selemah ini"


"Kau benar."




---


Hana House's




Setibanya di rumah, Hana langsung berlari ke kamarnya. Ia bahkan tak menghiraukan ibunya yang bertanya kenapa ia pulang sediri dengan keadaan menangis.


"Hana apa kau baik-baik saja?" tanya sang Ibu yang berdiri di depan pintu dengan khawatir. Tak biasanya ia pulang dalam keadaan menangis, sekalipun ia sedang bertengkar dengan Yoongi.


"Tinggalkan aku sendiri eoma," pekik Hana, suaranya terdengar parau akibat terlalu lama menangis.


"Baiklah," ucap sang ibu pasrah. Membiarkan putri semata wayangnya menenangkan dirinya.




-




-




-




TBC [090317]

Comment