016. seonghwa lenyap dihutan kurayami

typo sebagian dari konflik.
.


.


.


Semester kedua ini semua orang disibukan dengan persiapan festival budaya. Kelas Yoongi berencana mengadakan pameran dan debat dengan tema melindungi hutan kurayami. Yoongi ditugaskan untuk mempresentasikan kisah-kisah tentang hutan kurayami. Lucu juga sih. Mengingat tugas yang dipercayakan pada yoongi yang baru tinggal dan mengenal hutan itu dalam hitungan bulan.


Beruntungnya cerita ibu yoongi sewaktu kecil sempat membekas dikepalanya. Yoongi yang dilahirkan di kota seoul tapi pengetahuannya melebihi teman-teman yang lain. Tak mau kalah, Suran pun turut bangga dengan tugas yang yoongi terima. setiap sore Suran akan menyempatkan diri untuk bercerita tentang kisah lain seputar hutan kurayami.


Namjoon, sang ketua kelas, terpaksa menuruti keputusan forum untuk mengambil tema hutan desa. Tapi disela-sela persiapan, tetap saja dia menyerukan agar kami tidak menentang pembukaan hutan kurayami. Selalu saja dia menekankan masalah kepentingan desa. Padahal proyek itu untuk kepentingan kepala desa semata, bukan untuk masyarakatnya juga.


Walaupun disekolah serangan protes tentang hutan digalakkan, pembukaan hutan kurayami tetaplah berjalan. Bahkan pondok milik kontraktor sudah berdiri ditengah hutan. Sepertinya pembukaan hutan kurayami sudah tak mungkin dihentikan lagi. Tapi semua orang tidak perduli dan tetap berusaha keras menyampaikan pendapat masing-masing.


Satu hal yang membuat Yoongi khawatir. Seonghwa pemimpin proyek ini, justru tidak bersemangat sama sekali. Hari ini saja dia tak masuk sekolah. Meja disebelah Yoongi kosong dan yoongi harus duduk sendirian sejak pagi.


Malam harinya pun yoongi tak bisa tidur dengan nyenyak. Mata sipitnya itu sulit sekali diajak kerja sama. Isi kepala Yoongi hanyalah tentang hutan, Hongjoong, Taehyung dan Seonghwa saja. Karena gelisah akhirnya Yoongi bangun dari tempat tidur dan memandang keluar jendela. Diluar terasa tenang sekali.


''eh, siapa itu malam-malam begini? kenapa dia berlari?'' Yoongi menyipitkan matanya berusaha memperjelas pengelihatannya.


''oppa, Chae takut'' tiba-tiba Chaera masuk kedalam kamar Yoongi sambil memeluk boneka kelinci berwarna merah muda ditangan kiri, sedangkan tangan kanannya mengucek matanya yang sedikit mengantuk.


''ada apa?''tanya Yoongi mengalihkan pandangannya kearah anak kecil itu.


''hantu''


''?''


''entahlah, tapi sepertinya ada sosok bayangan menuju hutan''kata Chaera yang berjalan menuju jendela tempat Yoongi berada.


"disana!" Chaera menujuk beberapa pepohonan yang sama halnya dilihat Yoongi ada seseorang masuk melewati jalan itu.


''hah, jadi benar! kamu juga melihat orang itu?'' tanya Yoongi, saat itu juga telepon berdering. Awalnya Chaera dan Yoongi agak takut mengingat ada beberapa adegan film horor yang hantunya menelpon korbannya dulu sebelum dibunuh.


''kamu yang angkat!'' Yoongi dorong Chaera agar gadis kecil itu mau mengangkat telepon yang berdering itu.


''unggg'' Chaera menggeleng takut, dia tarik pakaian Yoongi dan merematnya kuat menyalurkan perasaan takutnya. ''takut''


''aku juga Chae''bisik Yoongi


''tapi oppa kan laki-laki? masa takut sih?''


''aih, beda kasus nya ini, ayo angkat''


''takut oppa'' jawab Chaera, keduanya masih sibuk saling mendorong untuk siapa saja yang mau mengangkat telepon itu, bahkan Yoongi mencengkeram lengan Chaera dan mengarahkan tangan mungil itu kegagang telepon, ketika tangan itu berhasil mengangkat telepon dan menempelkannya ditelinga Yoongi malah ikut menempelkan kepalanya dikepala Chaera.


''Yoongi?'' diujung telepon terdengar dengan jelas jika suara itu milik Taehyung.


''berikan!'' Yoongi rebut gagang telepon itu dengan kasar, yang berhasil mengundang raut kesal dari Chaera yang merasa dipermainkan.


''Yoongi? Seonghwa hilang!, baru saja ibunya menelpon, beliau sangat cemas sekali'' kata Taehyung diujung telepon, sedangkan Yoongi langsung berfikir, apakah Seonghwa menghilang karena dirinya.


''aku akan mencarinya disekitar sini'' kata Taehyung yang terdengar sangat khawatir. ''Tae, aku tadi melihat bayangan masuk kedalam hutan, apa mungkin itu Seonghwa? ayo coba lihat kesana''


''jangan!, jangan kesana!, disana sudah ada para kontraktor yang berpatroli bagaimana jika kalian ditangkap? Yoon? Yoongi?--


suara sambungan telepon itu terputus begitu saja, Yoongi segera menghambur keluar mencari seonghwa kearah hutan. karena Yoongi yakin, bayangan itu pasti Seonghwa. Yoongi sangat yakin. apalagi Seonghwa sangat menyukai hutan kurayami. Makanya saat berlari dari ruamh pertama-tama yang dia rindukan adalah hutan kurayami.


''oppa, bahaya lho, aku ikut menemani oppa ya?'' Chaera cepat-cepat menyusul dengan boneka kelinci yang masih saja dia bawa.


''tolong Seonghwa, jangan berbuat yang aneh-aneh. Tunggu sampai aku datang'' Yoongi berkata dalam hati, untuk urusan hutan kurayami Yoongi tak kalah dari Seonghwa, apalagi pada malam hari, Yoongi merasa lebih peka. Pasti Seonghwa pergi kesana. kearah pohon dewa.


''tunggu dulu dong oppa'' Chaera sedikit kesulitan karena membawa boneka yang sebenarnya ukurannya lebih besar dari tubuhnya itu. Yoongi hanya berdesis kesal, bagaimana bisa disituasi seperti ini Chaera malah membawa boneka kelinci yang sebenenarnya lucu tapi malah menyusahkan dirinya itu?


''dasar bocah gemblung, malah gowo boneka, ngewoh-ngewohi wae'' Yoongi menghentikan larinya sesaat lalu menatap Chaera penuh kesal, tak lupa kedua tangannya dia taruh dipinggang seakan memperagakan bagaimana ibu Chaera memarahi anak kecil tersebut.


''lah, oppa ngomong apa sih?''Chaera menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kepalanya juga dimiringkan sedikit seakan berpikir dengan apa yang barusaja dikatakan oleh sepupunya tersebut.


''dah dah, buang wae bonekanya. marai susah!'' Yoongi hendak merebut boneka kelinci warna merah muda itu untuk dibuang, namun dengan cepat Chaera menyembunyikannya dibalik punggungnya seakan tempat itu adalah tempat yang paling aman baginya.


''jangan dibuang, mahal lho ini. original tanpa pengawet pula'' Chaera memutar badannya mengelus bulu halus boneka itu lalu bergumam sesukanya.


''karepmu dek'' tanpa memperdulikan Chaera lagi, Yoongi melanjutkan larinya ketengah hutan.


sesampainya ditengah hutan, yoongi mendapati seonghwa tengah meringkuk dibawah pohon dewa. ''oppa, tega sekali meninggalkan aku!''chaera yang ngosh-ngoshan karena berlari menyusul yoongi baru sampai dibelakang yoongi.


''chae, aku punya tugas untukmu!, lekas beritahu taehyung kalau seonghwa sudah ketemu, ya!'' yoongi memegangi kedua bahu mungil chaera lalu menatapnya penuh percaya, saat ini hanya anak kecil ini yang bisa dipercaya oleh yoongi untuk memberitahu taehyung dimana lokasi mereka berada.


''tapi kok aku pergi sendiri?''


''katanya pemberani, nanti ku kasih kau permen deh, didalam tas ku masih ada banyak permen jika kau mau''rayuan itu berhasil membuat chaera mengangguk.


''tapi nitip boneka ya, nanti kotor he he'' chaera berlari menyusuri jalan yang barusaja dia dan yoongi lewati, yoongi cukup salut, bocah yang umurnya belum genap enam tahun itu berani menyusuri area hutan sendirian saat malam, mungkin besok saat sudah SD dia akan menjadi ketua kelas atau malah selalu menjadi anak yang pandai dan mendapat rangking satu.


''ya tau kalo kotor kenapa harus dibawa kesini bocah!''yoongi angkat boneka menggemaskan itu hendak membuangnya, namun terurung, akhirnya yoongi berikan boneka itu pada seonghwa untuk dipeluk, agar tubuhnya tak kedinginan.


seonghwa menoleh kearah yoongi setelah menerima boneka dari yoongi, sorot matanya yang bersinar-sinar itu sudah hilang entah kemana?!. yang terlihat dibola matanya hanyalah kilatan cahaya yang hampir padam.


''sudah jangan memperdulikan aku lagi!, tolong jangan macam-macam semuanya sudah berakhir''katanya dengan suara hampir tak terdengar.


''maksudnya sudah berakhir?'' yoongi yang bingung ikut duduk disamping seonghwa dan menyandarikan diri dibatang pohon dewa yang besar.


''kalau aku bilang sudah berakhir, ya artinya sudah berakhir'' seonghwa tersenyum tak berdaya ''hongjoong akhirnya memang pergi jauh. ketempat yang jauh tak terjangkau oleh tanganku'' yoongi menunduk lesu, perlahan tangannya terangkat dan menyentuh bibirnya sendiri, seakan teringat tentang hari itu dimana dirinya malah dicium oleh hongjoong.


yoongi menggeleng, dia tak ingin seperti ini, yoongi harus pintar memilih, tidak boleh plinplan begini. ''sama sekali nggak berakhir. hongjoong bangkit lagi dan kembali melukis'' kata yoongi yang entah kenapa malah dihadiahi tawa oleh seonghwa, seolah-olah seonghwa memang memtertawakan dirinya sendiri.


''iya, hongjoong pasti kembali kedunia melukis, sebenarnya aku juga tahu kalau itu lebih baik. tapi berarti duniaku sudah berakhir''


''kenapa?''yoongi masih tak mengerti dengan apa yang barusaja dikatakan oleh seonghwa


''aku nggak akan tau!, betapa aku menyayangi hongjoong. kamu tidak akan tau. sebenarnya aku dan hongjoong hiks--


setelah mengatakan kata terakhirnya songhwa menutup wajahnya lalu menangis disana, hal yang berbeda seperti sebuah hantaman bagi yoongi, bagaimana bisa seorang hongjoong yang notabenya masih duduk dibangku SMA meniduri adik kelasnya yang sekaligus pacarnya sendiri yang bahkan umurnya dua tahun dibawahnya. sejauh itukah hubungan hongjoong dan seonghwa. pantas saja seonghwa sangat marah saat hongjoong lebih perhatian pada yoongi daripada dengannya sendiri.


''ta-tapi kau- kau kan masih SMA, dan hongjoong juga--


''memangnya apa yang salah aku masih SMA dan hongjoong juga anak SMA, semua itu kami lakukan atas dasar saling mencintai, kupikir dulu hongjoong itu gila karena menyukaiku, tapi niat dan keberaniannya mendapatkanku tak bisa dianggap remeh, oleh sebab itu kenapa aku mengijinkannya melakukan itu padaku''seonghwa semakin terisak.


''siapa disana?'' terdengar suara seseorang. suara laki-laki. yoongi segera menarik tangan seonghwa untuk bersembunyi dibalik semak-semak, melupakan boneka kelinci milik chaera yang masih tergeletak ditanah.


''kalau sampai ketahuan kita berada ditempat seperti ini bisa gawat. waspada ya, pasang mata dan telinga!, aduh, kenapa sih kita harus berada dihutan pada jam seperti ini'' yoongi berbisik ditelinga seonghwa.


kepala yoongi sedikit menyembul memastikan situasi, namun hal yang mengejutkan justru malah dia dapati. kepala desa, -ayah dari namjoon- berada ditengah hutan pada jam seperti ini, yang mana malah membuat mata yoongi menyipit dan alisnya menyatu dengan indah.


''bagaimana aman? ini rahasia kita, jadi tidak bisa terang-terangan? mn, sebentar lagi kamu akan dapat banyak sekali uang, makanya sabar sedikit'' suara laki-laki asing yang pertama tadi memulai percakapan.


kepala desa bersama dengan seorang laki-laki misterius dan beberapa pengawal. yoongi dan seonghwa saling berpandangan. keduanya mengikuti jejak mereka dengan mengendap-endap, sampai akhirnya mereka masuk kedalam pondokan milik kontraktor.


''seonghwa, apa maksudnya ya?''


seonghwa mengangguk ''kepala desa kita bermain licik dan kotor!, yoongi cepat kemari'' yoongi mengikuti seonghwa menuju pondok dan diam-diam mengintip melewati jendela. mereka sedang bercakap-cakap sambil tertawa.


''yoongi, kita harus segera memberitahu teman-teman!, kepala desa menerima suap dari perusahaan kontraktor. dasar busuk, dia selalu berkata kalau dirinya bersih. ternyata dia sudah menerima uang pelicin supaya pembukaan hutan kurayami terus berlanjut''


''eh ayo cepat kita beritahu yang lain''kata yoongi


''eh eh, tidak baik lho kalau anak kecil suka mengintip''ketika yoongi dan seonghwa hendak berbalik, seseorang sudah mengepung dan menangkap keduanya dengan sigap. sepertinya sipengawal itu. yoongi dan seonghwa sudah bisa menebak dari perlakuannya yang sangar dan kasar.


''ayo masuk! sayang sekali kami tidak bisa membiarkan kalian hidup'' katanya diiringi dengan kekehan yang mengerikan. sedangkan yoongi dan seonghwa sendiri mulai takut jika mereka benar-benar akan dibunuh.


...❤...

Comment