01. Apes


.


.


Happy reading❤...
.


.


.
Typo sebagian dari konflik.
.


.


.


Yoongi menjatuhkan kepalanya diatas meja bosan, itu adalah kebiasaan yoongi setiap berada dikelasnya.


Yoongi bosan, jelas saja. Hari ini adalah minggu kedua setelah pembagian kelas semester awal, yang membuat yoongi seperti ini. Hanya yoongi yang kesal, karena hanya dia yang masuk kedalam kelas yang berbeda dengan para teman-temannya, kihyun dan jimin mereka satu kelas dikelas yang lainnya,. Hanya yoongi yang tidak bahagia disini.


Yang lebih membuat yoongi apes sekali lagi adalah, anak-anak dikelasnya kurang mengasyikan, mereka hanya memikirkan soal belajar, belajar, dan belajar saja. Obrolannya juga tidak seru, hanya membahas ujian masuk Universitas impian atau kursus ini dan itu, yang membuat yoongi semakin bosan mendengarnya.


Bahkan sampai sekarang yoongi belum menemukan teman yang cocok untuknya bermain atau sekedar hanya mengobrol saat jam istirahat.


Bahkan mengikuti pelajaran saja sangat membosankan dan terasa sangat lama, yoongi jadi ingin mengutuk kepala sekolah yang dengan teganya memisahkan yoongi dengan teman-temannya.


''huft, jam pulang masih lama ya?'' batin yoongi meniup poninya kesal.



''heii yoon?, bangun! sudah sore!'' seseorang menepuk bahu yoongi yang tidur nyenyak menghadap kearah tembok dengan sangat tenang, saking nyenyaknya saat tidur, yoongi sampai tak tau jika jam pulang sudah tiba, beruntung sekali kihyun menghampirinya dan membangunkannya untuk pulang. jika tidak, mungkin yoongi akan terkurung disekolahan dan tak bisa pulang.


''lima menit lagi tolong!''pinta yoongi


''pak ujang mau tutup gerbangnya lho, kalau tidak mau bangun nanti nginep disekolahan lho''kihyun mengambil tas dan jaket yoongi dari bahu kursi lalu memakaikannya asal pada yoongi.


''ngg-


''yaudah jangan takut kalau dengar ada cewek nangis diatas jendela''kata kihyun, membuat yoongi t erbangun dari tidurnya.


''kihyuuunnn?-


Buru-buru yoongi bangun dari tidurnya, membenarkan letak jaket dan tasnya lalu berlari mengikuti sahabatnya keluar kelas.


Yoongi terlalu asyik dengan tidurnya, sampai dia lupa pelajaran apa yang terakhir dia dapatkan. sangat kelihatan sekali jika yoongi malas mengikuti kegiatan sekolah. dia selalu berfikir, tidur dikelas itu menyenangkan, atau jam pulang itu lebih menyenangkan karena yoongi bisa langsung pulang.


yoongi punya tujuan kuat menginginkan untuk cepat-cepat pulang, karena yoongi punya sesuatu yang membuatnya bersemangat untuk mengerjakannya. Yaitu menulis novel.


Yoongi memiliki cita-cita menjadi seorang pengarang novel. ada pendapat yang mengatakan bahwa untuk menulis novel, hal pertama yang penting adalah menikmati pengalaman hidup, dan untuk soal itu rasanya yoongi cukup paham. walau baru awal kelas tiga SMA, boleh dibilang yoongi punya banyak pengalaman. oleh sebab itu yoongi selalu berambisi untuk secepatnya pulang kerumah.


''lama!''hyunwoo melipat tangan didepan dada menatap kihyun dan yoongi yang berjalan beriringan keluar area sekolah.


''yoongi bobok sayang, mbok ya jangan ngambek to''kihyun mencoba membujuk kekasihnya agak tak marah.


''yoongi kalo tidur dikelas mulu gak lulus lho''ejek Hyunwoo yang langsung memancing kekesalan pemuda tersebut.


Yoongi tatap wajah tampan Hyunwoo sebelum akhirnya dia tendang kaki panjang pemuda itu, sekeras yang dia bisa.


''yoongi!''erang Hyunwoo setelah mendapat tendangan cantik dari yoongi. Kedua tangannya reflek menarik kakinya lalu mengelusnya pelan, berharap jika kakinya tidak akan terluka parah, mengingat tendangan yoongi yang sangat kuat barusan.


''kihyun, pacarmu nakal!''seru yoongi kemudian membuka pintu mobil hyunwoo dengan kasar lalu masuk kedalam mobil sambil melipat tangan didepan dada.


Sejak awal, yoongi tak pernah suka dengan hubungan kihyun dan hyunwoo.


Karena yang kita ketahui bersama, mereka berdua itu sama-sama tampan, keren dan anak orang kaya pula.


Mereka idola bagi para siswi disekolahan. Jika mereka mau, tinggal pilih saja pasti bisa dapat pacar cantik, tapi? Kenapa keduanya malah memilih untuk berpacaran? Maksudnya mereka kan sesama cowok? Bukankah itu aneh?.


Yoongi tak habis fikir, bagaimana hubungan keduanya berjalan selama hampir dua tahun lamanya. Jika yoongi di posisi kihyun, dia akan tolak mentah-mentah si hyunwoo itu. Wajahnya saja yang tampan, tapi sikapnya menyebalkan, membuat yoongi gemas ingin selalu memukulnya.


''yoon!, kok kamu nendangnya beneran sih? Sakit tau!''hyunwoo tatap wajah cantik yoongi yang masih kesal tersebut.


''bodo amat!''yoongi palingkan wajahnya cepat, seakan membuktikan jika dia sedang merajuk.


''sudah-sudah!, kok malah bertengkar begini sih?, ayo pulang!, aku lapar nih'' kihyun menengahi, sedangkan yoongi masih ngambek, tak mau kalah hyunwoo pun ikut ngambek seperti yoongi, dia kemudikan mobilnya dengan cepat tak perduli jika kihyun ngomel-ngomel tidak jelas, yang penting hyunwoo bisa segera mengantarkan yoongi kerumahnya dan turun dengan segera.


.
.
.


''makasih tumpangannya''kata yoongi setelah menutup pintu, sedangkan hyunwoo tak menjawab, dia segera hidupkan mesin mobilnya lagi lalu meninggalkan yoongi yang berdiri didepan pintu gerbangnya.


''ngambekan!''sindir yoongi berjalan masuk kedalam rumah, sesampainya didepan pintu, yoongi sedikit terkejut dengan keberadaan sosok perempuan yang duduk disebuah sofa ditemani dengan majalah yang ada ditangannya.


''eh, yoongi, selamat datang''sapa perempuan itu sambil tersenyum.


''mama!, ada apa?, tumben?''kata yoongi berjalan memasuki rumah, dapat yoongi lihat sebuah cangkir bening dan teko berisi teh, bertengger manis diatas meja. Ibu yoongi sedang menikmati secangkir teh disiang hari, agak sedikit aneh.


''heii, mana salammu? Kok malah bilang 'tumben'?, biarpun begini mama juga orangtuamu lho''


''ah, iya, yoongi pulang!, Tapi kalau dibilang tumben memang benar kan?'' tanya yoongi meletakkan tasnya disamping kiri ibunya, lalu dia duduk disisi kanan ibunya, menidurkan kepalanya diatas paha sang ibu meminta belaian manja yang sudah lama tak ia dapatkan.


Jelas saja yoongi bilang 'tumben' pada ibunya, tidak biasanya sang ibu pulang saat sore hari seperti ini, biasanya ibu yoongi akan pulang kerja pada saat malam dimana yoongi sudah tidur nyenyak dikamarnya. Yoongi dan ibunya memang hanya tinggal berdua, setahun yang lalu ayah yoongi memutuskan untuk mengelola restoran dan tinggal di mansion yang ada didekat restorannya. Saat liburan tiba kadang-kadang yoongi makan siang bersama ayahnya, jika sang ayah berkunjung kerumah.


''maaf ya, tapi akhir-akhir ini mama benar-benar sibuk sekali'' kata mrs. Min sambil mengusap lembut surai hitam yoongi, yang dielus pun memejakan mata menikmati elusan sang ibu, rasa bahagia yoongi seakan tumbuh hanya karena dielus begitu.


''cuma bercanda kok ma, aku sendiri tidak keberatan kalau harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri'' jawab yoongi berusaha menghibur sang ibu yang mulai dilanda rasa bersalah.


Setelah perginya sang ayah , ibu yoongi memilih untuk kembali bekerja dikantor desain seperti saat sebelum menikah, menurut yoongi ibunya adalah desainer yang terampil meskipun tak terlalu terkenal. Tugasnya adalah memandu bagian iklan atau majalah. Sejak mulai bekerja lagi, ibu yoongi semakin bersemangat. Matanya bersinar-sinar senang kalau membicarakan desain baru, meski sebenarnya yoongi sendiri tak paham dengan apa yang diceritakan oleh sang ibu. Baju yang sering dipakai oleh ibu yoongi juga selalu setelan yang apik keluaran Gucci. Tapi sekarang ibunya semakin sibuk dengan pekerjaannya. Kadang-kadang ibunya pulang saatwaktu yoongi sudah tidur dan paginya, saat yoongi akan berangkat sekolah biasanya ibunya masih tidurnyenyak membuat yoongi hanya bisa makan seadanya dengan sereal atau susu instan saja.


''anak manis, mama minta maaf ya, kalau semua pekerjaan rumah diserahkan begitu saja pada yoongi'' mrs. Min mengusap kepala putranya untuk kesekian kalianya dengann penuh sayang, menyalurkan perasaan tenang pada pemuda berparas cantik tersebut.


''hmm, mau bagaimana lagi dong?, mama sibuh sih?, sepi juga kalau selalu makan makanan yang dihangatkan dimicrowave sendirian- yoongi mendongah keatas, menatap wajah cantik ibunya yang terlihat sedikit mendung merasa semakin bersalah.


''tapi bukan begitu kok ma, maksud yoongi bukan begitu-


Yoongi majukan bibirnya membuat ekspresi lucu yang membuat sang ibu gemas dan akhirnya mencubit bibir merah muda alami tersebut.


Sang ibu membetulkan posisi duduknya tapi tak membuat yoongi menyingkirkan kepalanya, yoongi suka tidur berbantal paha ibunya, sangat nyaman.


''hari ini mama pulang cepat karena ada hal penting yang harus kita bicarakan''


Yoongi menautkan alisnya, dia raih rambut panjang ibunya yang menjuntai didepan dada, lalu dia permainkan rambut panjang tersebut dengan jarinya.


''sesuatu yang penting?, maksudnya?''


''yoongi, kamu mau nggak ke tempat nenek untuk sementara waktu?''tanya mrs. Min penuh harapan.


''nenek? Tapi nenek kan-
Nenek yang selama ini yoongi kenal adalah ibunya ayah, dan beliau sudah meninggal tiga tahun yang lalu, bagaimana yoongi bisa ikut dengan nenek kalau begini?, apa ibunya berniat mengubur yoongi didalam makam?.


''bukan!, bukan almarhum ibunya ayah, tapi mamaku''jawab mrs. Min yang sontak membuat yoongi bangun dari tidurnya.


''tapikan mamanya mama sudah lama-
Mulut yoongi dibungkam dengan jari telunjuk sang ibu. ''dengar anak manis, walaupun begitu nenekmu masih ada dan sehat sekali seperti almarhum nenek sebelum meninggal''


''maksudnya?''yoongi semakin tak mengerti.


''em, sebenarnya ini rahasia, tapi karena yoongi sudah besar sekarang mama akan ceritakan''


''rahasia? Kenapa?''


Mata yoongi menyipit lalu menatap wajah cantik sang ibu lekat-lekat, ''hmm, pasti dulu mama dan nenek pernah bertengkar, lalu saling melakukan gencatan senjata, lalu kalian tidak pernah ketemu, bahkan sampai kakek meninggal pun mama tak pernah menghadiri upacara pemakamannya begitu kan?''terka yoongi.


''bertengkar?, maksudnya?''mrs. Min dibuat bingung dengan tebakan yoongi.


''waktu masih muda, pasti mama lari dari rumah nenek, begitu kan?''


''lari itu maksudnya minggat? Atau bagaimana?''tanya mrs. Min.


Yoongi melototkan matanya, bibirnya terkulum meyakinkan tebakannya yang menurutnya benar tersebut, lalu kepalanya mengangguk senang. ''ya, begitulah, minggat!, mama ingin belajar menjadi seorang desain dan pergi ke seoul, tapi kakek dan nenek sama sekali tidak setuju karena waktu itu mama masih terlalu muda, begitu kan''yoongi semakin yakin.


Mrs. Min terkekeh geli mendengar penuturan putra satu-satunya tersebut, bahkan permpuan itu sampai memegangi perutnya karena tak kuat menahan tawa. Putrannya sangat lucu, mrs. Min jadi berfikir darimana putranya bisa menyimpulkan pemikiran seperti itu, jangan-jangan setiap malam yoongi suka menonton sinetron.


Tawa mrs. Min membuat yoongi menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, apakah tebakan yoongi salah? Padahal yoongi pikir tebakannya benar.


Mrs. Min terdiam setelah lebih dari lima menit tertawa, dia tatap lurus kedepan seakan mengingat kejadian dimasa mudanya, perempuan 38 tahun ini masih terlihat muda sekali, kalau dipikir-pikir, jika mrs. Min mengaku berumur sekitar 20 tahunan pun pasti banyak yang percaya.


Aneh juga membayangkan ibunya yang selalu ceria itu ternyata adalah seorang gadis yang dulunya kabur dari rumah, hanya untuk mengejar cita-cita.


''waktu mama bertengkar dengan kakek dan nenek, ayahmu masih seorang mahasiswa yang sedang berlibur di desa, ayahmu selalu meyakinkan mama, kalau impian mama untuk menjadi seorang perancang bisa terwujud. Makanya sewaktu mama kabur dari rumah, mama langsung pergi kerumah ayahmu diSeoul''jelas mama.


''oh, begitu, aku baru tau. Ternyata seru juga'' yoongi memberi komentar sebisanya agar ibunya tau jika yoongi sejak tadi menyimak cerita sang ibu.


''mama masih sangat muda dan belum bisa mengendalikan emosional mama waktu itu, sejak itu mama tidak pernah pulang ke desa. Sekalipun yoongi lahir, nenek masih belum bisa memaafkan mama''


Hmm, seperti kisah sinetron saja,pantas nih kalau dimainkan Ftv dan diberi judul 'misteri kelahiran yang terkuak'. yoongi jadi geli sendiri, bagaimana jika dia menulis cerita dinovelnya berdasarkan cerita dari sang ibu, pasti akan sangat bagus dan novelnya akan laku keras.


Mrs. Min tatap putranya sendu.''mama selalu menyusahkanmu ya?, mama memang payah'' perempuan 38 tahun itu tertunduk sedih.


''bukan begitu ma, mama sibuk bekerja keras untukku juga kan?''


Airmata yang bulat dan bening itu perlahan keluar dari pelupuk mata lalu mengalir melewati pipi, Mrs. Min langsung mengusap pipinya lalu tersenyum malu.


''ya, sewaktu mama mulai bekerja lagi, semangat mama begitu tinggi karena teringat cita-cita sewaktu muda dulu''


''tapi, sebenarnya apa maksud mama memintaku pergi ketempat nenek?'' tanya yoongi menatap sedih sang ibu, bagaimana bisa yoongi hidup dipedesaan, yoongi biasa hidup dikota, biasa menikmati gemerlap dan ramainya kota dan biasa berbelanja jika ada barang yang menarik hatinya, lalu bagaimana jika didesa?, apakah masih ada listrik?


Mrs. Min tampak ragu untuk mengatakan niatnya mengirim yoongi ke kampung halamannya tersebut. ''emm, mama akan pergi ke New York "jawab mrs. Min


Mata sipit yoongi membulat seketika, nampak dari raut wajahnya jika dia sangat senang sekali mendengar nama kota tersebut.


''New York?, Amerika? Tempat patung Liberty? Tiffany? Tempat pertunjukan music boardway berlangsung?, New York yang itu?'' yoongi terus mengocehkan segala yang dia tau, hampir-hampir tidak percaya dengan ucapan ibunya. Yang malah membuat sang ibu tersenyum manis mirip yoongi.


''iya, New York yang itu!''jawab mrs. Min


''wah, hebat!, aku harus ikut!, harus!'' paksa yoongi, yang malah membuat ibunya kebingungan.


''tapi yoongi, sekolahmu bagaimana? Lagipula mama tidak pergi terlalu lama, sebenarnya yang seharusnya pergi itu orang bagian administrasi, tapi dia ada urusan mendadak, jadi untuk sementara waktu mama yang mewakili sampai dia bisa pergi sendiri''


''yah, mama''yoongi cemberut, dia majukan bibirnya dua senti , memasang muka merajuk.


''sebenarnya mama berniat meminta tolong pada ayahmu, tapi dia tinggal bersama perempuan lain kan?, jadi-


''tidak mau!, perempuan simpanan ayah itu matre tau!, tidak tau malu pula''seru yoongi melipat tangannya didepan dada.


''oleh sebab itu, mama menelpon nenek'' kata mama


Rumah nenek berada didaerah Daegu, tepatnya disalah satu desa yang kira-kira lima jam perjalanan dengan kereta dari pusat kota daegu. Belakangan ini tempat itu jadi terkenal karena menurut informasi wilayah itu sangat potensial bisa dijadikan daerah wisata. Banyak juga artikel yang menulis tetang daerah bukit angin tersebut. Tempat favorit para pengemar olahraga hang-glider. Tapi yoongi sama sekali tak tertarik dengan olehraga semacam itu, yoongi lebih suka tidur atau makan dan beres-beres rumah saja.


Yoongi mengendus kasar. ''mama curang!, kenapa mama pergi ke New York yang aku idam-idamkan?, sedangkan aku harus pergi ke desa tempat nenek yang aku tidak kenal itu?''


Tangan mrs.min terjulur mengelus wajah cantik putranya, '' bukan nenek yang nggak dikenal. Itu nenek yoongi juga kan?''


''memangnya yoongi pernah lihat?, sekalipun aku belum pernah bertemu ma, mana mungkin aku yang dibesarkan di Seoul harus tinggal di tengah gunung?''yoongi semakin kesal, dia semakin rapatkan lipatan tangannya didepan dada yang malah membuatnya terlihat seperti memeluk diri sendiri, lalu bibirnya semakin mengerucut lucu mengarah pada sang ibu.


''hei, mama tidak menyuruhmu pergi kepuncak Alpen''


''aahh, mama!, menurutku itu sama saja''


''mama yakin, kamu pasti suka tinggal disana. Paling-paling kamu hanya perlu menyesuaikan diri beberapa minggu saja, nanti kalau pekerjaan mama sudah selesai, mama pasti akan beritahu dan kalau sudah waktunya, yoongi bisa ikut mama ke New York saat liburan musim panas'' saran mrs. Min.


''tapi mama masih bertengkar dengan nenek kan?''


''nggak apa-apa kok. Hubungan nenek dan mama memang nggak baik, tapi dengan cucunya nenek sangat sayang sekali. Ada kabar baik lho, rumah nenek sekarang sudah menjadi tempat peristirahatan kecil, jadi sudah ada listrik, kamu pasti suka pondokkan didesa''bujuk mrs. Min yang entah kenapa membuat yoongi mengangguk pasrah, menuruti permintaan sang ibu. Apalagi saat ibunya bilang jika nenek sudah menyerahkan pondokan itu ke adik laki-laki mama, paman yoongi.


.


.


.


.


.
❤,..

Comment