Part Time Job (1)

"Bang, pinjem duit dong mau beli game baru,"


"Duit lo kemana, nyet. Masih pertengahan bulan gini,"


"....abis bang,"


"WOOSEOK LO HARUS LEBIH HEMAT AH. MENDING KALO UDAH BIKIN DUIT SENDIRI,"


"Yatapi bang gimana dong.."


"Cari caralah ngapain kek masa lo kalah sm awk**in,"


Dengan kesebutnya nama itu, Wooseok langsung fired up pokoknya dia harus cari duit. Dia gamau kalah sama cewe yang menurut dia gaada faedahnya jadi terkenal. Wooseok harus buktiin ke abang kalo Wooseok bisa nyari duit sendiri.


---


How to Bikin Duit


- kerja jadi translator


- jualan


- jadi budak abang sebulan


- part time


---


Akhirnya Wooseok bikin list kemungkinan dia dapet duit. Emang, ga banyak isinya, rada bego sih. Dari 4 hal yang dia tulis, dia paling prefer jadi budak abang sebulan. Tapi Wooseok yakin bayarannya ga gede. Kenapa? Soalnya Cheol jarang nyuruh-nyuruh, sok mandiri kalo kata Wooseok.


'Okay, coret dari list,"


Jadi translator? Sesuai sama bidang studi Wooseok , sih. Bayaran juga lumayan. Tapi, kalo sampe disuruh translate novel ntar bisa meninggal.


'Hhh, coret juga dah,"


Jualan? Jualan apa ya? Yang lagi hits? Slime? Squishy? Mayan juga kayaknya.


"Abang! Kalo gue jualan slime gimana?"


"Bego lo ah,"


Tadinya Wooseok mau marah sama abangnya, tapi dia juga sadar lama-lama kalo ini bego. Dia mau jualan ke anak SD mana? Kegantengan Wooseok gabakal membantu dia jualan slime.


'Hm berarti part time ya,"


Wooseok mikir mau part time dimana. Menurut novel, drama, dan cerita yang dia baca, tonton, dan denger, part time di coffee shop bakal menyenangkan. Wooseok udah ngebayangin dia pake apron, ngelayanin cewe-cewe cakep, dimintain nomor hpnya. Akhirnya Wooseok langsung cabs ke coffee shop di deket kompleksnya, yang terlalu deket untuk naik mobil dan terlalu jauh untuk jalan kaki.


**


"Pagi, kak. Saya mau apply jadi barista untuk part time job disini,"


"Hm, boleh boleh langsung interview aja ya,"


Calon bosnya cewe, pake kacamata jadul (yang kayaknya lagi hits sekarang menurut kesotilan Wooseok), rambut sebahu balayage ashbrown, dan pake overall khaki yang bikin dia terlihat bocah. Iya, Wooseok emang judgemental banget orangnya. Dia rada garela bosnya terlihat lebih muda dari dia, bikin inget kata-kata abangnya, "masa lo kalah sama awk**in."


"Nama lo siapa? Umur? Kenapa mau kerja di sini?" kata calon bosnya.


"Wooseok, 18, butuh duit, sangat butuh duit,"


"Alesannya jujur banget ya.. Suka kopi?"


"Lebih suka teh sih, kak."


Goblok? Iya. Untung ganteng.


"Hm, terus apa yang bikin gue harus ngehire lo?"


"Ganteng kak inshaallah narik pelanggan,"


Ini bosnya gabisa nyangkal karena ya emang ganteng. Lagi-lagi Wooseok diselamatkan muka gantengnya.


"Lo orangnya unexpected banget ya, tapi gapapa gue suka. Yaudah mulai kerja besok ya, shift sore kan? Lo kuliah kan?"


"Ehehe yoi kak,"


"Yaudah shift lo jam 3 sore sampe 9 malem, jangan telat kalo telat gue potong gaji,"


"Siap, bos!"


"Jangan lupa muka cakepnya dibawa, ya,"


---


"BANG GUE DAPET KERJAAN!!"


"Asik, di mana dek?"


"Coffee shop pojokan!"


Cheol diem doang tapi mukanya ga enak.


"Kenapa bang mukanya gitu?"


"Yang interview lo cewe?"


"Iya bang,"


"Bilang demen sama lo ga?"


"Bilang tapi cuma gara-gara gue unexpected katanya makanya gue di-hire,"


"Siap-siap aja ya dek,"


"Kenapa bang?"


"Gapapa, siap-siap ditempelin aja sama dia. Jangan bikin doi baper nanti mati lo,"


"Ini pengalaman apa gimana?"


"Pengalaman kok dek, gue pernah kerja di situ,"


Ngga kok, Wooseok ga fokus ke bos nya kenapa. Dia fokusnya ke 'anjir berarti abang gue pernah desperate nyari duit juga kea gue.'  dan ini bikin dia bangga.


.


.


.


.


"Abang juga dulu kalah sama awka**in dong?"


"BANGKE AH FOKUSNYA GAUSAH KE SITU."

Comment