Ogos

Seperti anak kecil, aku mencarimu di antara waktu; cuma untuk hidup satu hari lagi. Berulang kali, kau entah bosan atau merasakan aku terlalu lemah sebagai seorang lelaki, aku tidak tahu. Kata-kata cintamu dan ketidaktahuan untuk memujukku adalah ketulusan yang aku hargai. Setiapnya ada cahaya yang menyuluh kelamnya resah dan ketakutan untuk aku melihat esok dengan penuh harapan.


Di kota, aku merasakan kekerdilan di antara rakusnya jalanraya, juga ego di antara lorong-lorong kereta. Kocekku tipis, dan aku kembali resah akan bagaimana untuk menikahimu. Aku tenggelam dalam ketakutan jika saja aku terlepas cintamu ke tangan lelaki yang lebih mampu.


Bulan ini, negaraku menyambut ulangtahunnya sedang aku menyambut airmata di antara suaramu. Kau adalah sisa kekuatan; nyawa kedua yang menyusul setelah jiwaku dirempuh resah dan ketidakpastian.


Hari ini, kau menyatakan keresahanmu tentang cinta. Ada yang pudar, ada juga yang pergi entah ke mana. Tetapi itulah, wajahmu masih memenuhi impianku. Aku mungkin terlalu tamak dan terus memujukmu agar tidak berhenti dari memilikiku. Lenganmu mula longlai, genggam tanganmu tak lagi ada keterujaan ketika aku menatap wajahmu. Tak akan kau tahu di antara kepositifan yang kau lihat sebagai usaha, airmata sentiasa mengalir setelah kau berpaling.


Anne,
Aku tidak sedar satu hari nanti, akan muncul kecelakaan. Mataku buta ditiup harapan, kakiku luka di pijak kenyataan.

Comment