Bab 1 (DERY PRATAMA)

Indonesia - Jakarta - 2011

Udara kotor kendaraan sesekali menerpa wajahnya. Terik matahari sore yang panas seakanmembuat kulit melepuh sampai keubun-ubun. Bagaikan masuk kedalam panggangan raksasa. Ditambah lagi jalanan yang macet serta bunyi klakson kendaraan yang terdengar di mana-mana. Ramai dan riuh suasana kota Jakarta dengan segala problematikanya yang ada. Wajar saja karena Jakarta adalah ibu kota dari Indonesia. Tempat di mana orang-orang mengadu nasib untuk merantau dengan segala tujuannya yang berbeda-beda. Dengan segala tipu daya struktur kota yang mewah dengan gedung-gedung tinggi serta segala fasilitasnya yang tersedia. Ia adalah satu dari ratusan pengamen jalanan di kota Jakarta. Diusir, diludahi atau pun dihina itu sudah menjadi makanan sehari-hari. 

Baginya sudah suatu hal biasa berjuang untuk menyambung hidup dalam keadaan kota yang sekeras ini. Tidak pernah sekalipun terpikir dibenaknya akan memikul beban yang begitu berat. Harus mencari nafkah disela-sela waktuia harus fokus belajar untuk mengapai cita-cita. Harus mencari nafkah demi mengisi perutyang kosong dengan rasa lapar. Harus mencari nafkah demi berlangsungnya hidup.Perkenalkan nama lengkapnya Dery Pratama. Saat ini ia duduk di bangku kelas sembilan di salah satu SMP Negeri di kota Jakarta. Ibunya bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga, walau ibunya hanya bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga, tidak sekalipun membuat ia pernah merasa malu akan pekerjaan tersebut, selagi pekerjaan itu masih layak dan halal untuk dilakukan.

Dery tinggal berdua dengan ibunya hanya beliaulah satu-satunya yang ia miliki. Ibunya adalah harta yang paling berharga dalam hidupnya, hanya kepada beliaulah ia mengadusetiap permasalahan hidup, karena beliau lah orang yang paling mengerti perasaannya. Sehingga demi membanggakan beliau ia selalu berusaha memberikan yang terbaik sepertidalam hal pendidikan. Kelak ia juga mempunyai cita-cita untuk mengubah hidup keluarganyaseperti dahulu. Walaupun kedengarannya terasa sedikit mustahil baginya, tapi ia selalu percaya bagaimanapun kencangnya badai menerpa pasti bakalan berlalu juga.Dulu keluarganya memiliki segudang harta yang berlimpah. Kehidupannya sangat ceria dengan penuh kasih sayang layaknya keluarga yang bahagia. Ia menjalani hidup seperti orang-orang kaya pada umumnya. Sampai semuanya berubah drastis pada saat masalah menimpa keluarganya.

Delapan tahun yang lalu masih tergambar jelas dalam ingatannya. Pada saat ia masih berusia genap enam tahun dan masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu hujan turun dengan deras membasahi atap rumahnya bercampur petir yang bergemuruh. Kenangan ini adalah kenangan buruk yang gelap seperti lobang hitam di luar angkasa, kenangan yangmenghisap kebahagian keluarganya tanpa menyisakan sedikit serpihan. Sepanjang hidupnya masa lalu pahit ini tidak akan pernah ia lupakan dan tidak akan bisa ia lupakan.Waktu itu suara cenderung berisik terdengar beberapa kali dari arah ruang tamu. Sedangkan ia sedang asik bermain sembari membujuk tidur adik perempuannya yang masih balita. Entah karena permasalahan apa yang telah terjadi tiba-tiba saja ibunya sudah menangistergeletak di lantai dengan luka dibagian bibirnya. Ia langsung menghampiri ibunya dan memeluknya, kemudian mencoba melarang ayahnya untuk tidak lagi memukuli ibunya. Apalah daya ia hanya seorang anak kecil yang tidak bisa berbuat apa-apa. Ini bukan urusan yang bisa ia mengerti pada saat itu apalagi bisa ikut campur tentang urusan orang dewasa. Ia juga masih ingat kalimat terakhir yang ayahnya katakan kepada ibunya. Walapundulu ia belum mengerti kata-kata itu. Kata-kata asing yang selalu ibunya artikan sebuahkepergian sementara. Setiap ia bertanya soal perkataan itu ibunya selalu mengalihkan pem-bicaraan. Mungkin dulu beliau bisa menyembunyikan perceraiannya dengan ayahnya akantetapi cepat atau lambat semuanya telah terbongkar.

Semuanya hancur benar-benar hancur layaknya arang yang habis dimakan api berubah menjadi debu yang berterbangan. Ketika ayahnya meninggalkan ia dan ibunya serta membawa adik perempuannya pergi. Ayahnya hanya meninggalkan sebuah rumah yang belum lunas dengan segudang hutang-hutang menumpuk kepada mereka. Sampai sekarang ia tidak tahu pasti mengapa ayahnya membawa adik perempuanya. Padahal hak asuh anak sudah jatuh kepada ibunya seutuhnya. Ia tidak tahu pasti karena apa, akan tetapi ia tahu bahwa watak ibunya adalah orang yang selalu memilih untuk mengalah. 

Setelah perceraian itu terjadi Dery sempat putus asa dengan kehidupnya. Ia menganggap bahwa segala sesuatu tidak lagi berjalan dengan baik. Ia mulai tidak percaya diri karena kehilangan salah satu orangtuanya. Dalam lingkungan sekolah terkadang ia memiliki rasa iri di dalam hatinya ketika melihat orangtua teman-temannya utuh. Melihat ayah dari teman-te mannya bisa bercanda dan tertawa bersama. Wajar kalau ia merasa iri. Sejujurnya memang iatidak mampu lagi melakukan apa yang bisa dilakukan teman-temanya kepada ayah mereka. Semenjak perceraian itu terjadi Dery memiliki perasaan cemas, takut, sensitif dan hal-hal negatif di dalam dirinya. Secara tidak langsung ia berubah menjadi kasar saat berbicara dengan orang lain. Sifat itu juga sesekali ditunjukkan kepada ibunya. Sekolahnya menjadi berantakan, nilai-nilainya mulai menurun. Ia terkesan pendiam dan menjadi orang yang antisosial saat di sekolah. Apabila ada seorang siswa yang salah berbicara denganya ia langsung memukuli anak itu percis seperti ayahnya yang memukuli ibunya. Di rumah pun ia lebih memilih berdiam diri di kamar, dan tidak jarang pula sesekali ia menangis karena mimikirkan masalah kedua orangtuanya. Untungnya ibu Dery cepat menyadari perubahan dalam diri anaknya. Dikarenakan sudah berkali-kali juga pihak sekolah memanggil beliau atas kasus perkelahian dan melawan guru. Beliau mencoba untuk terbuka kepada Dery tentang masalah beliau dengan suaminya. Menceritakan segalanya dengan penuh air mata agar anaknya juga mengerti. Bahwa ada hal-hal yang tidak bisa lagi ibu dan ayah Dery pertahankan. Bahwa ada hal-hal yang tidak bisalagi ditoleransi oleh keduanya belah pihak. Ibunya tidak ingin menyalahkan mantan suaminya atas semua peristiwa yang terjadi. Agar kelak Dery tidak membenci ayah kandungnya.

Setelah menyadari bahwa sifat Dery berubah. Ibunya berusaha menjadi orang yang semakin sayang dengannya. Menjadi sosok ibu sekaligus ayah baginya. Beliau memperlakukan anaknya lebih extra dan special dalam mengurusnya. Beliau sekeras mungkin menghindari perilakuan kasar terhadap anaknya. Memeperlakukan anaknya sangat lembut ketika berbuat kesalahan. Menasehatinya dengan penuh kasih sayang dan mengajarkannya dengan hal-hal yang baik. Beliau juga selalu menyempatkan waktunya untuk berbagi cerita dalam satu meja makan. Bila ada waktu lebih beliau mengajak anaknya jalan-jalan meng-habiskan waktu bersama. Semua itu beliau lakukan agar anaknya tidak membencinya. Beliau melatih anaknya agar memiliki sifat lebut dan juga baik walaupun tanpa seorang ayah. Dan yang paling penting agar mental anaknya tidak rusak karena masalah perceraian tersebut. 

Seiring waktu berlalu. Ibu Dery memutuskan membuka sebuah warung kecil di depan rumah untuk mencari penghasilan tambahan dari sisa tabungan di bank. Semakin hari tabun-gan beliau semakin menipis untuk melunasi hutang mantan suaminya yang enatah di mana.Belum lagi beliau juga harus menyicil cicilan rumah yang belum lunas. Beliau juga mencaripekerjaan sampingan yang bisa dikerjakan. Ekonomi mereka mulai semrawutan susahnya hidup kini telah mereka rasakan. Mulai dari susahnya mendapatkan makanan sampaimerasakan kelaparan.Masalah semakin lama semakin sulit untuk mereka hadapi. Ia semakin depresi tentang kejadian yang menimpa. Ketika hutang-hutang mereka yang semakin lama semakin menumpuk serta cicilan rumah tidak sanggup lagi mereka lunasi. Tidak lama beberapa bulan kemudian mereka harus merelakan rumah mereka untuk disita oleh pihak bank.   

Di sini titik awal pertama kalinya Dery mengenal kerasnya hidup dan terfikir ingin putus sekolah untuk membantu ibunya mencari nafkah. Ibunya selalu menasehatinya dan menentangkeinginan Dery untuk putus sekolah. Bilau berkata kepada anaknya, "Hanya Dery satu-satunya harapan bagi Ibu. Kalau saja kamu tidak sekolah pasti hidupmu tidak jauh lebih buruk dari yang sekarang kamu rasakan." Maka dari itu beliau selalu menyemangati Dery bersekolah menggapai cita-citanya agar kelak anaknya hidup lebih baik dari hidupnya.

***

Jl. Ciliwung - Jakarta Timur

Dery dan ibunya pindah mengontrak di sekitar bantaran kali Ciliwung di sebuah rumah sederhana dengan sisa uang yang masih ada. Rumah mereka berukuran 6x12 yang di mana tembok dan warnanya sudah banyak yang retak serta memudar, lantainya masih beralaskan semen dengan 1 kamar mandi dan 2 kamar tidur yang berukuran kecil.

 Pemukiman tempat mereka tinggal sangat padat dengan jarak satu rumah ke rumah lainnya yang berdempetan. Pemukimannya juga dikepung dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi ke atas. Di sana juga ada sungai yang mengalir airnya berwarna coklat kehitaman, dengan banyak sampahorganic dan nonorganic yang menumpuk setinggi gunung. Kurangnya rasa peduli orang-orang di sekitar yang tidak bertanggung jawab membuang sampah sembarangan. Sebenarnyaini adalah salah satu faktor penyebab terjadinya banjir karena aliran sungai terhambat dansungai pun meluap.

Di Ciliwung juga kali pertama Dery mengenal teman-temannya yang sudah ia anggap seperti saudara. Anak-anak yang memiliki permasalahan hidup yang yang sama dengannya bahkan lebih berat. Anak-anak yang memberikan suatu harapan dan pelajaran bahwa di dunia ini tidaklah ia seorang diri yang mempunyai masalah keluarga. Anak-anak yang terus berjuang melawan sebuah takdir yang tidak pernah mereka harapakan. 

Pertama sekali, sorang anak bernama Reza Gunawan. Postur tubuhnya yang tinggi ditambah dualesung pipinya di wajahnya membuat tingkat kepercayaan dirinya menjadi tinggi dalam uru-san mengoda wanita. Ia orang yang paling berkarismatik menurut dirinya sendiri namun,sampai saat ini ia belum pernah punya pacar. Dan saat berbicara logat betawinya terkadangmasih melekat jelas. Posisinya sebagai drummer. 

Yang kedua, bernama Titok Kusuma. Gayanya yang culun ditambah sifat konyolnyatelah menutupi wajahnya yang tampan. Rambutnya tidak klimis dan tidak pula gondrong, iamemiliki alis mata yang tebal dengan lesung pipi di sebelah kiri, dan kulitnya berwarna kun-ing langsat. Ia adalah manusia paling langka layaknya badak jawa yang hampir punah.Orangnya sangat aneh dan suka bertingkah lucu. Posisinya sebagai gitaris melody.

Yang ketiga, bernama Rezki Setiawan. Postur tubuh yang tidak telalu tinggi dan tidak terlalu kurus, dengan gaya rambut belah sampingnya. Sifat yang polos dan pendiam membuatnya tidak banyak bicara namun, sekali berbicara terkadang menyakitkan hati. Ia karakter orang yang tidak suka basa-basi dan mandiri. Posisinya sebagai bassis. 

Dan ini dua sahabat Dery dari kelurga yang bercukupan bahkan satunya lagi memilikitingkat ekonomi yang tinggi, dan bisa disebut paling berada di antara mereka semua. Yang keempat, bernama Fernando Prasetyo. Anak dari seorang kontraktor terkenal di Jakarta,selain itu ibunya juga memiliki beberapa usaha sampingan seperti studio musik dan rental mobil. Wajah tampannya memang sebelas dua belas dengan Dery, memiliki kulit yang putih bersih, hidung yang mancung, alis mata yang tebal, dengan postur tubuh yang ideal. Wajah-nya mewarisi wajah ayah kandungnya yang keturunan bangsawan arab, sedangkan Dery tidak, belum lagi kulit Dery sekarang sudah semakin menghitam karena panasnya matahari. Posisinya sebagai gitaris rythim. 

Yang terkakhir bernama Bio Julio. Memiliki wajah manis dengan kulit yang coklat.Badanya tinggi berisi layaknya siswa akademi kepolisian membuatnya selalu tegar dan berani menghadapi apapun. Ia adalah laki-laki paling macho diantara teman-temannya. Ia memilikinyali serta semangat yang paling besar. Dari kecil ia juga sudah belajar beberapa seni beladiri seperti karate dan silat. Namun ia adalah orang yang susah untuk dikendalikan, bersifat tempramen, kasar dan juga egois. Posisinya sebagai keyboardiz.

Mereka semua layaknya bhinneka tungal ika. Memiliki banyak perbedaan tetapi tetap satu jiwa dan satu rasa. Bagi Dery mereka adalah salah satu bagian dari keluarga dalam hidupnya. Banyak hal-hal yang mereka rasakan bersama. Mereka semua mempunyai moto :"Tidak sekedar teman lebih dari sahabat, sedekat saudara layaknya keluarga, Last Friends! "Last Friend adalah nama kelompok sekaligus nama band mereka. Nama ini diambil darinama fans group pengemar Last Child. Mereka sangat mengidolakan Last Child dan terinspirasi dari lagu-lagu Last Child yang selalu menjelaskan arti sebuah kehidupan. Last Friends yang berarti teman terakhir dalam bahasa Indonesia. Jujur saja masing-masing dari mereka tidak memiliki teman yang lain. Jikalau itu ada, itu pun hanya teman sebatas di sekolah atau sekedar teman mengamen di jalan. Faktor satu band, satu sekolah, danberdekatan tempat tinggal membuat mereka merasa nyaman. Bagaikan mentari yang meng-hangatkan bumi, itulah sosok sahabat bagi mereka, tanpa mentari bumi akan menjadi gelap.

Comment