Perjalanan dimulai

Nah, itu busnya datang. Bus antarkota ini ukurannya kecil saja dengan dua pintu masuk. jumlah penumpang sekitar tigapuluhan. orang-orang pada berebutan. sementara gue sama teman-teman gue nyantai aja. keliatannya sih jumlah penumpang di bawah tigapuluh jadi semua masih dapat tempat. jadi gak penting banget naik buru-buru.


langsung gue ambil ransel lalu naikduluan. gue pilih kursi kedua sebelum pintu depan. gue memang suka yang dekat pintu biar turun bisa lebih dulu. tapi di sana sudah ada dua orang. jadi gue milih satu kursi di belakangnya. dua teman gue nyusul tapi dua duanya duduk paling belakang bus, dekat pintu belakang. biar enak ributnya tapi nggak gangguin konsentrasi pak sopir, mungkin begitu pikir mereka. 


gue memang gak terlalu merhatiin tapi si cewek kayanya naik paling belakangan. keliatannya masih nunggu ngurusin itu travel bagnya. barang-barang besar memang dinaikin sama kernet ke atas bagasi di bagian atas bus. orang biasanya selalu mastiin kalau bagasinya ketutup terpal. takut ada kejadian hujan di jalan. 


Eh kok gue kepikiran terus sih sama si cewek? Jangan jangan gue.... ah udahlah peduli setan banget.


Gua akhirnya duduk nyaman. wah untung ya penumpang yang naik pas dengan kapasitas bus. entar kalau ada tambahan penumpang, kemungkinan harus berdesak-desakkan. memang, angkutan di sini terbatas sehingga kadang nggak manyusiawi banget. penumpang sama barang ditumpuk-tumpuk seenaknya yang penting pemasukkan banyak ke om sopir. belum lagi perjalanan yang lama, katanya delapan jam sampai kecamatan nanti. Itu sama dengan kereta api Yogya Jakarta lho. Berasa kan?


di kursi memang masih gue sendirian. sedangkan kursi lain udah penuh. kini, si cewek yang naik belakangan, ya terpaksa deh harus di samping gue. dua teman gue yang di belakang reaksinya keras banget. 


"Apa tuh gue bilang..... jodoh memang gak kemana." cerocos si Cito.


"Alah.... lu kayak gak kenal Thom. Itu bukan tipenya deh."


"Huh lo bedua diem kagak" kata gue tapi dalam hati. mata gue nih yang melotot saja ke arah mereka. si cewek yang berdiri di tengah tengah bus keliatannya enjoy enjoy aja. belagak kagak dengar bisik bisik teman gue yang di belakang. 


"Mas geser dikit dong...!" begitu suaranya manja. gue sih cuek, gak ngelirik sedikit pun. juga gak persilahkan atau ngejawab.g ak terlalu respek sebenarnya gue dengan ini cewek. gak klik dengan gayanya yang sok elit itu. tapi emang nasib ini di angkutan umum, mau gimana lagi. jd gue cuma geser dikit pantat gue. 


di belakang, suara dua teman gue masih kedengar juga. entah topik apa yang mereka bahas yang jelas masih kedengar nama gue juga yang mereka sebut.


PEnumpang lain rata-rata orang orang tua yang balik kampung. barang-barang full di bagasi. memang orang di pulau kadang mesti belanja ke kota kupang yang lebih lengkap pilihan barangnya. kota kupang itu kota propinsi. sudah ada satu mall dan beberapa swalayan yang berdiri. 


sementara kota kabupaten di tengah tengahpulau gak selengkap di kota kupang ini. jadi orang orang yang mau belanja lebih lengkap ya mesti ke kupang. selain itu, masih ada beberapa pegawai negeri yang urusannya ke kupang. tapi ini jumlahnya kecil saja. mereka ini ke kupang bukan untuk belanja jadi gak ada barang bawaannya yang banyak-banyak.


nah, setelah kernet mengatur barang di bagasi, bus pun mulai berangkat menuju ke pinggiran kota, muter beberapa kali jemput penumpang tambahan, terus ke terminal noelbaki di timur laut kota. dari sana, kami pun say goodbye ke kota kupang. Sampai ketemu lagi nanti...



Comment