Hari Pertama Sekolah

Ini hari pertama gue di sekolah itu. Sekolahnya sederhana banget. Ada enam lokal alias ruang kelas. satu ruang dijadiin ruang kantor sekaligus ruang guru. tingga lima ruang kelas, jadi kelas satu sama dua digabung. 


Setelah kelas satu pulang, giliran kelas dua yang masuk. 


Setelah habis sekolah, gue kembali ke basecamp yang letaknya gak jauh dari sekolah. dua teman gue yang lain dapat tempat tugas di sekolah lain, masih agak jauh dari sini. sekali seminggu mereka mampir ke mari menyelesaikan laporan mereka.


Yang gue heran, meski sekolahnya terpencil, anak-anak di sini gak terlalu kuno. buktinya mereka ada lho yang punya majalah bobo yang warna-warni itu. lha kok bisa ya ada eksemplarnya yang sampai ke mari. rajin banget tuh tukang korannya sampe bela-belain bawa ke mari.


Meski di sekolah bahasa pengantarnya bahasa indonesia, siswa siswa belum bisa jadikan itu bahasa percakapan. jadi, agak sulit membuat mereka gampang mengerti isi pelajaran. harus menggunakan bahasa sederhana. 


jadi, ada aja anak-anak yang gak mengerti kosakata baru ya terpaksa nanyain ke guru. termasuk gue tentunya. komunikasi dengan orang lain terbilang sulit. itu lho nggak nyambung soal bahasa. yadinya ya terpaksa pakai bahasa isyarat.


Meski begitu, merekanya ramah-ramah. selalu menyapa kalau melintas. sesekali mereka bawakan sayur-sayuran dari ladang atau buah-buahan ala kadarnya ke basecamp kami. kadang-kadang anak-anak itu yang membawakan kami sayur dan buah-buahan ini. 


gue bingung mau ngasih apa sebagai ucapan terima kasih. mau ngasih buku, buku gue kan novel sama buku bacaan yang berat. gak ada tuh majalah anak-anak atau cerita anak-anak di tas gue. lagian gue kok gak kepikiran ya bawain buku anak-anak. lhakalau tau begini, gue gak keberatan kok. di kupang buku anak-anak terbilang murah dan sering diobral. itu bisa sangat bermanfaat sekali di sini.


Gue ngajar hari ini di satu kelas. setiap harinya begitu, maklum cuma enam rombongan belajar. selain ngajar, gue mesti kreatif juga dong siapin pelajaran. supaya seru, gue selipin lagu-lagu. juga permainan kalau masih banyak waktu.


kalau ada guru yang tidak masuk, gue gantiin. ini biasanya karena wali kelas sering ada urusan ke kota kecamatan sana. 


Fun banget di sekolah karena ada seorang guru yang aslinya masih di sekitar sini dan tahu kebudayaan sekitar. dia banyak cerita tentang sejarah tempat di situ. kampung itu dulu pernah menjadi wilayah kerajaan dari sebuah pusat kerajaan yang kini menjadi kota kecamatan. Raja begitu dihormati karena tidak tunduk kepada penguasa kolonial. Mereka punya dinasti yang bisa dikenali dari nama belakang mereka. 


Salah satu keturunan dari raja-raja itu masih sering datang di sekolah itu. 


"NEneknya dulu adalah raja, sering memimpin perlawanan." begitu cerita guru itu. "semua kampung di situ tunduk di bawah perintah raja itu. kalau ada komando mengusir belanda, pasti semua para pemberani di kampung-kampung turun. ia orangnya pemberani."


KIni sudah di alam merdeka, tetapi tampaknya kecintaan pada rakyat masih tertanam di hati anak cucunya.


"Bukannya kedudukan itu sudah dicopot?" gue tanya.


"Iya, tapi ia datang bukan sebagai bangsawan. dia datang sebagai pendidik"


"Dia guru di sini?"


"Bukan"


"Pejabat dia?"


"Bukan. dia guru di kota. tetapi sering ke sini sebagai penterjemah kalau ada kunjungan dari luar"


"Ooo begitu." gue manggut-manggut. gue ingat ucapan pembimbing gue kemarin di kota kecAmatan. katanya ada seorang penterjemah. mungkin orang inilah yang dimaksud.





Comment