8


Haechan masih memikirkan mengenai samuel yang berada di Korea setelah lama keluarga Nakamoto meninggalkan Korea bahkan keluarganya saja tidak ada yang berani menginjakkan kaki mereka lagi disini. Tapi, kenapa secara tiba-tiba Samuel memutuskan untuk kembali dengan mengatakan kalau dia yakin renjun masih hidup.

Haechan lantas mengambil ponselnya dan mengetik nama Samuel. Lalu menghubunginya.

"Hallo? Oniichan? Apa kau ada di korea?"

"Apa kau akan melarang ku juga. Jika memang begitu, maka aku akan mematikan telponnya "

"Aku tidak akan melarang oniichan, tapi mari kita bertemu "

"Bertemu? Untuk apa?"

"Aku akan memberitahu jika kita sudah bertemu "

"Baiklah, kau tinggal kirimkan saja alamatnya. Maka aku akan datang." Haechan hanya menatap nanar ponselnya yang telah mati itu. Dia hanya berharap kalau dia bisa membujuk Samuel dan menyadarkannya. Agar semua yang memutuskan pergi tidak kembali lagi kemari. Dia saja sangat sulit berada di sini tapi mau bagaimana lagi, dia harus mengikuti suaminya. Dia juga tidak mau dejun merasa sedih harus kembali ketempat dimana adik tiada dengan tragis bersama orangtuanya itu.



















At. Mansion utama keluarga jung.

Renjun baru saja meletakkan sungchan yang tertidur pulas di kamarnya lalu diapun keluar dan pergi ke dalam kamarnya, karena mau bagaimanapun dia merasa sebagai orang asing di rumah itu. Seperti itu bukan tempatnya. Karena memang sejak awal bukan tempatnya.

Renjun mengambil foto orangtuanya dan gegenya yang ntah berada di mana, karena saat ini dia tidak tau keberadaannya setelah dia terpisah dan harus mengganti nama belakangnya. Dia benar-benar sendiri di dunia ini.

"Mama, otusan. Apa aku akan sendiri selamanya? Kenapa aku hiksss... Kenapa kalian meninggalkanku hiksss..." Monolog renjun sembari menangis dan memeluk foto itu.

Sementara itu, taeyong baru saja pulang dan diapun tidak melihat keberadaan renjun, lalu diapun menuju kamar Sungchan. Saat membuka pintu, dia hanya melihat sungchan yang tertidur pulas tanpa adanya renjun, lalu diapun langsung menuju kamar renjun.

Tok...tok...tok...

"Renjun. Ini mommy."

Ceklek.

"Ada apa mommy?" Ucap renjun tersenyum karena sebelum membuka pintu kamarnya itu, dia telah menghapus airmatanya dan mencoba terlihat baik-baik saja. Walaupun taeyong sangat tau renjun tidak sebaik yang terlihat.

"Kau baik-baik saja sayang?"

"Hmm. Aku baik-baik saja mom. Ada apa?"

"Apa mau menemani mommy memasak? Jeno dan haechan akan pulang untuk makan siang. Mau ya?"

"Baiklah." Ucap renjun mengangguk dan taeyong langsung menggandengnya

"Tapi kalau kamu merasa sangat lelaj katakan pada mommy ya. Mommy gak mau kalau kau kelelahan saat baru selesai operasi ginjal."

"Aku mengerti mom."

"Baguslah."

"Mommy? Apa Daddy juga akan pulang?"

"Hmm."

"Lalu bagaimana dengan—"

"Jaemin jarang pulang saat makan siang. Tapi, kau tenang saja dia pasti akan makan diluar." Ucap taeyong yang mengerti arah pembicaraan renjun.

"Aaa."







Di dapur....

"Enaknya kita masak apa ya?"

"Mungkin makanan favorit Daddy, jeno dan Haechan saja mom."

"Kau benar juga. Mama ada kimchi di kulkas. Kita buat sup aja lalu kimbab, telur gulung, sama daging saja. Bagaimana?"

"Boleh mom, mari kita mulai." Ucap renjun lalu mengeluarkan bahan-bahan yang dibutuhkan begitu pula dengan Taeyong.

Drrtt....drrrtt...

"Maaf mom aku angkat telpon dulu." Ucap renjun.

"Hmm. Gunakan saja waktu yang kau inginkan." Ucap taeyong tersenyum dan renjunpun sedikit menjauh setelah melihat telpon itu adalah dari adik sepupunya Choi Taehyun.

"Ada apa Taehyun?"

"Ge, ayo bertemu sore ini. Aku harus membicarakan ini dengan Gege."

"Ada apa Taehyun? Apa sesuatu yang buruk terjadi pada shusu?"

"Ini bukan soal shusu tapi ini soal mu. Untuk kehidupanmu ge."

"Apa maksudmu Taehyun?"

"Nanti aku akan menjelaskan semuanya. Kau temui saja aku di cafe biasa." Renjun merasa sangat bingung dan hanya melihat ponselnya sebentar lalu kembali ke dapur untuk membantu taeyong.


























At. Na corp.

Jaemin benar-benar sibuk dengan berkasnya lalu diapun melihat pintu ruangan yang terbuka dan terlihat sang saudara tiri yang masuk begitu saja.

"Ada apa?" Datar jaemin.

"Menemuimu." Datar jeno lalu duduk dihadapan jaemin.

"Cepat. Jangan bertele-tele."

"Ini soal renjun, istrimu juga."

"Aku sudah mengatakan kalau dia bukan istriku. Dia hanya orang baik dan aku berutang padanya."

"Kau harus dengarkan aku dulu jaem."

"Lebih baik kau pergi. Aku sedang sibuk."

"Jaem—"

"Keluar." Datar jaemin. Dan jeno akhirnya pergi begitu saja dengan menahan kekesalannya pada saudara tirinya itu. Padahal dia ingin mengatakan hal penting soal renjun. Soal yang baru saja dia temukan dibantu oleh asistennya.

"Dia sangat keras kepala. Aku tidak akan perduli lagi. Lebih baik aku cari tahu lebih lanjut dulu." Monolog jeno lalu memutuskan untuk pergi ke kantor istrinya.































✔✔✔

Comment