4

"Yuto? Apa yang kau maksud Nakamoto Yuto, nak?" Ucap jaehyun secara tiba-tiba.

"Ben—"

"Tidak tuan, dia hanya asal bicara saja." Ucap jungkook memotong perkataan anaknya itu.

"Mommy!" Kesal Taehyun.

"Diamlah. Pikirkan ayahmu. Apa kau ingin dia tiada?" Bisik Jungkook.  Membuat Taehyun tidak bisa mengatakan apapun lagi.

"Mommy saya benar tuan. Ini adalah orang yang berbeda." Ucap Taehyun berbohong lalu berkata dalam batinnya.

"Maafkan aku ge. Tapi, jika kau tiada. Aku berjanji akan membawa abumu setidaknya dan memberikan pada Paman Yuto. Tapi, aku mohon kau harus bertahan." Batin Taehyun.

Lalu merekapun melihat lampu ruangan operasi telah mati tanda operasi telah selesai dan suster membawa bangsal milik renjun juga istri dan jaemin itu kedalam ruangan rawat mereka masing-masing.

"Bagaimana keadaan istri saya?" Cemas jaemin.

"Nyonya Na baik-baik saja." Ucap Yoshi.

"Bagaimana keadaan renjun?" Ucap taeyong karena jujur saja dia seperti melihat masa lalunya terulang pada anaknya saat ini.

"Dia bisa bertahan. Saya sangat bersyukur karena dia bisa bertahan." Ucap Yoshi.

"Syukurlah." Ucap taeyong sangat lega.

"Makasih karena sudah menyelamatkan Gege saya dok." Ucap Taehyun sembari memegang tangan Yoshi.

"Ne." Angguk Yoshi.

"Istri saya akan segera sadar bukan dok?" Ucap jaemin.

"Saya belum bisa memastikannya tuan Na. Kita harus melihat apakah ginjalnya cocok bekerja dengan baik pada tubuh nyonya Na. Sekarang saya hanya bisa memantaunya. Ditambah dia masih belum keluar dari masa komanya." Ucap Yoshi.

"Bisa saya menjenguknya?" Ucap jaemin.

"Silahkan tuan Na." Ucap Yoshi dan jaemin langsung pergi lebih dulu.

"Jae. Jen, Haechan, ayo kita lihat renjun." Ucap taeyong.

"Ne mommy/ ayo sayang." Ucap ketiganya lalu pergi lebih dulu, taehyun akan menyusul tapi tangannya ditarik oleh Jungkook.

"Ada apa lagi mommy?"

"Kalau kau sampai mengatakan siapa renjun sebenarnya. Kau harus ingat, bukan hanya aku yang marah tapi renjun juga akan marah. Kau tau kan? Dia sengaja memakai nama belakangan bibimu karena hidupnya berada dalam bahaya. Kau harus ingat ini, Nakamoto Renjun telah tiada. Kau mengerti? Yang ada saat ini hanya Huang Renjun." Ucap jungkook lalu diapun melepaskan tangan anaknya itu lalu pergi menuju ruang rawat suaminya. Sedangkan taehyun hanya diam saja, jujur dia tidak ingin gegenya menderita dalam pernikahan yang hanya karena donor ginjal itu. Dia tidak mau hal itu terjadi.











Di ruang rawat renjun.

Renjun masih setia menutup matanya bahkan taeyong benar-benar merasa sangat bersalah pada renjun saat ini. Dia hanya menggenggam tangan renjun yang bahkan sekarang adalah menantunya tanpa siapapun ketahui. Dia merasa sedih untuk renjun. Ini seperti kembali ke masa lalunya dulu. Bedanya dialah yang menyaksikan kebahagiaan orang lain di renggut paksa seperti ini.

Renjun yang masih setia menutup matanya bermimpi.


"Mama, otusan." Ucap renjun memeluk kedua orangtuanya itu.

"Injunie sayang. Mama dan otusan merindukanmu." Ucap keduanya memeluk anak mereka satu-satunya.

"Mama, otusan. Tolong biarkan renjun ikut dengan kalian. Injunie sudah lelah." Ucap renjun.

"Tidak bisa sayang. Kau harus kembali."

"Aku tidak mau Mama."

"Kau harus kembali nak. Hanya sebentar lagi, maka kau tidak akan kesepian dan kau akan bahagia."

"Aku sudah tidak ingin otusan. Aku hanya ingin ikut kalian hiksss..." Ucap renjun mulai menangis.

"Jangan menangis sayang. Pergilah. Hidupmu masih panjang. Ingat ini, Mama dan otusan akan selalu ada bersamamu." Lalu kedua orangtuanya menghilang begitu saja. Hingga renjun berteriak memanggil keduanya.

Taeyong merasa sangat terenyuh melihat renjun yang menangis dalam keadaan tidak sadarnya lalu diapun menghapus airmata renjun secara perlahan.

"Maafkan anakku sayang." Batin taeyong.















Di ruang rawat istri jaemin.

Jaemin menatap istrinya yang masih betah berada dalam tidur panjangnya itu. Dan diapun menggenggam tangan istrinya itu.

"Beomgyu-ya, aku mohon kembalilah. Apa kau tidak kasihan pada anak kita? Dia masih membutuhkanmu. Aku juga sangat membutuhkanmu." Ucap jaemin sembari meneteskan airmata dan mengecup tangan istrinya, Choi Beomgyu atau Na Beomgyu itu.


























Di tempat berbeda terlihat, seorang pria yang tertidur di meja kerjanya dan bermimpi.

"Oniichan?"

"Hoshi? Kenapa kau memakai pakaian warna putih begitu?"

"Oniichan aku akan pamit padamu."

"Apa maksudmu? Kita baru saja bertemu lagi. Kau mau kemana?"

"Aku harus pergi oniichan."

"Tidak bisa. Kau harus ikut dengan oniichan pulang dan bertemu dengan otusanku Hoshi."

"Maaf oniichan aku tidak bisa. Tolong sampaikan salam ku pada ojisan ya. Sayonara."



"TIDAK! HOSHI!" Teriak pria itu terbangun dari tidurnya dengan airmata yang mengalir dari matanya itu.

Ceklek.

"Tuan Nakamoto? Kau baik-baik saja?" Ucap sang asisten yang masuk karena mendengar teriakan atasannya itu.

"Aku baik-baik saja. Oh iya, assisten Lee tolong panggilkan Moon Yangyang." Ucap pria itu.

"Baik tuan." Ucap asistennya lalu pergi dari ruangan itu.

"Hoshi, jangan tinggalkan oniichan. oniichan akan segera menemukanmu." Monolognya.

Tok...tok...tok...

"Masuk!"

Ceklek.

Yangyang, orang yang disuruh menghadap telah datang dan langsung menatap atasannya itu.

"Ada apa tuan Nakamoto?"

"Kita harus berangkat ke korea sekarang Yangyang."

"Aku tidak mau."

"Kenapa?"

"Itu akan mengingatkanku pada injunie." Ucap Yangyang menunduk.

"Apa kau percaya adikku telah tiada?" Ucap pria itu.

"Samuel oniichan. Tolong jangan katakan itu lagi, bahkan ayah dan bundaku memutuskan menetap di taiwan karena kehilangan sahabat mereka. Bagaimana aku bisa kembali lagi ke Korea setelah kehilangan sahabatku." Ucap Yangyang pada atasannya yang bernama Nakamoto Samuel.

"Tapi, aku percaya adikku belum tiada. Aku tidak mau diam saja di sini. Tanpa persetujuan otusanku. Aku akan mencari lagi Hoshi. Aku yakin dia masih hidup. Jadi, jika kau memiliki keyakinan yang sama denganku, maka ikut aku segera." Ucap Samuel.

"Tapi oniichan?"

"Semuanya ada di tanganmu."

"Hmm. Aku akan ikut, semoga saja feelingmu benar oniichan." Ucap Yangyang.

"Hmm." Angguk Samuel.































✔✔✔

Comment