18

Jaemin menepati janjinya, setelah dia mandi dia langsung mengambil sungchan dan memberikan pada renjun, renjun langsung tersenyum lalu diapun menggendong sungchan dengan sangat senang sembari bayi itu merespon dengan senyuman lebar miliknya.

"Merindukan Mama? Mama juga merindukan uchan. Sangat merindukan uchan, maafkan Mama ya?" Ucap renjun mengajak sungchan yang tak mengerti apapun berbicara dan bayi itu hanya tersenyum juga memegang wajah renjun yang cukup dekat dengannya menggunakan tangan mungilnya lalu kembali tersenyum, seakan-akan bayi itu senang bertemu dengannya dan sangat merindukannya. Jaemin hanya diam saja melihat pemandangan itu.

"Seandainya bayi itu benar-benar bayiku, maka aku pasti akan sangat senang melihat renjun menyayangi nya dengan sangat tulus." Batin jaemin. Renjun lantas melihat jaemin dan diapun memegang tangan jaemin membuat sang empu langsung menatapnya.

"Lihat jaemin, uchan sangat menggemaskan. Uchan pasti juga rindu dengan ayahnya." Ucap renjun tersenyum.

"Andai saja dia tau kalau setiap kali melihat bayi ini aku sangat merasa terluka. Aku tak bisa." Batin jaemin.

"Kenapa jaemin?"

"Tidak, aku akan keluar sebentar." Ucap jaemin lalu diapun pergi begitu saja. Sedangkan renjun hanya menatap bingung lalu kembali bermain dengan sungchan.

Di halaman depan mansion.

Jaemin duduk dengan wajah datarnya diayunan yang ada di halaman itu, tanpa menyadari jeno yang baru pulang dan mendekat padanya bahkan duduk disebelahnya.

"Apa yang kau pikirkan jaemin?" Datar jeno.

"Kapan kau datang?" Balas jaemin tak kalah datarnya.

"Baru saja." Jawab jeno datar. Dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Lalu? Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Kenapa kau sangat banyak sekali pikiran."

"Apa jika aku memberitahumu, kau akan mengatakan pada semuanya terutama istrimu?"

"Kau seperti tidak tau aku saja Na Jaemin, aku tak akan melakukan itu sama sekali " datar jeno.

"Aku pegang kata-kata mu."

"Silahkan."

"Sebenarnya sungchan bukan anakku." Jeno membulatkan matanya menatap jaemin tak percaya.

"Aku tau kau sangat kaget, aku juga sama. Beomgyu, orang yang aku cintai dan selalu aku berikan segalanya. Berkhianat di belakangku, dengan soobin, sahabatku. Bahkan dia mengatakan padaku secara langsung mengenai siapa sungchan, aku memergokinya di ruang rawat beomgyu. Dan saat itu aku tau duniaku hancur, tapi ada satu hal yang aku tak ingin kehilangannya." Ucap jaemin menatap jeno dan jeno dapat melihat kalau jaemin saat ini benar-benar serius dan bersungguh-sungguh.

"Apa?"

"Aku tak ingin kehilangan renjun. Aku tak ingin dia pergi, aku yakin dia tak akan mengkhianati ku juga. Aku tak mau berpisah darinya."

"Kau akan mendapatkannya. Tapi, ingat apa yang aku katakan jaemin, dia bisa saja Huang Renjun atau Nakamoto Renjun. Apa kau siap?"

"Hmm, aku siap untuk hal itu. Tapi, jangan pernah mengatakan pada siapapun apa yang terjadi saat ini. Aku akan memperbaikinya dulu, dan aku akan membuat semuanya berakhir baik untukku dan juga keluarga ku."

"Hmm, aku percaya denganmu. Aku akan mendukungmu. Tapi, satu pesanku. Jika ada yang benar-benar ingin kau katakan padaku, maka katakan saja padaku, ingat aku tetap saudaramu." Ucap jeno. Dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya. Dan jeno tesenyum lalu mengelus bahu saudara tirinya itu.







Hari sudah menunjukkan waktu makan malam, nohyuck, mark, jaeyong telah berada di meja makan lalu mereka semua melihat kearah jaemren yang turun dengan sungchan pada gendongan renjun.

"Bagaimana keadaanmu renjun?" Ucap Haechan senang.

"Aku sudah jauh lebih baik Haechan." Ucap renjun tersenyum.

"Kemarikan." Ucap Haechan dan renjun langsung menyerahkan sungchan pada Haechan.

"Pengasuh Jang!" Panggil Haechan dan pengasuh jang yang telah mengasuh sungchan sejak lahir langsung datang.

"Letakkan dia di kamar tidurnya." Perintah Haechan.

"Baik nyonya " Ucap pengasuh Jang dan diapun pergi dengan sungchan pada gendongannya.

"Besok aku dan renjun akan pergi ke rumah sakit untuk kontrol." Ucap jaemin datar.

"Baiklah, mengenai sungchan tenang saja." Ucap taeyong.

"Kami akan membawa sungchan." Ucap jaemin datar membuat renjun kaget karena dia tak tau sama sekali bahkan semua yang ada di meja makan itu juga sangat kaget.

"Tapi sungchan masih sangat kecil jaem, dia bisa saja terkena virus." Ucap taeyong

"Dia harus bertemu dengan ibunya mom." Ucap jaemin datar dan itu membuat taeyong lantas terdiam bahkan renjun hanya diam saja dengan sedikit rasa kecewa di hatinya.

"Kenapa aku merasa sangat kecewa mendengarnya. Apa semua yang terjadi hanya mimpi? Atau karena aku akan dibuang sebentar lagi dalam hidupnya? Apa aku akan berakhir kesepian selamanya?"batin renjun.








































~Tbc~

Comment