17

"T—tuan Na?"

"Bisa bicara berdua, tidak disini yang pasti."

"Baik." Ucap Taehyun lalu mengikuti jaemin memasuki mobil pria Na itu dan keduanya pergi ntah kemana karena sekarang Taehyun sangat takut pada pria disebelahnya itu.

At. Cafe xxx.

"Jadi? Bisa kau ceritakan?" Taehyun hanya bisa menganggukkan kepalanya lalu diapun langsung menceritakan semuanya tanpa ada tambahan atau kekurangan sama sekali.

"Jadi? Aku menikah Nakamoto Renjun?"

*Ya, jadi aku mohon tuan kau bisa berpisah dengannya, aku ingin Gege bahagia dan menikah dengan pria yang bisa menyayanginya. Aku tak ingin dia di cap sebagai perusak rumah tanggamu."

"Kau tak percaya pada saya?" Taehyun lantas menatap jaemin bingung.

"Saya sudah memutuskan kalau saya akan bersama dengan nya selamanya."

*Tapi, istrimu? Dan bagaimana dengan anakmu?"

"Aku sudah berpisah dengannya?"

Brak!

"Apa kau juga akan meninggalkan gege ku saat dia sakit nantinya?!"

"Kau tak tau apapun, pria yang saat ini masih menjadi istriku dan koma, mengkhianatiku dan berkencan dengan sahabatku sendiri, juga anak yang aku sayang karena aku pikir anakku adalah anak sahabatku." Datar jaemin dan Taehyun lantas duduk dengan rasa keterkejutannya saat ini.

"Ba—bagaimana mungkin?"

"Mungkin ini memang takdirku, dan aku tau kalau gegemu sangat tulus, aku tak ingin kehilangannya."

"Percuma, kalian bahkan tak mendaftar kan pernikahan kalian."

"Aku mendaftarkannya." Taehyun lantas menatap kaget jaemin .

"Aku tak bisa percaya padamu begitu saja. Aku tak mau renjun ge terluka."

"Kau bisa melihatnya. Karena aku akan membuktikannya. Berikan nomor ponselmu."

"Aku bukan ibuku, kau tak bisa membayarku.*

"Aku akan memasukkan nomorku, dan aku tak berniat membayarmu, tapi aku butuh kau mengatakan pada keluarganya yang sebenarnya. Karena aku tau kau butuh koneksi untuk bertemu dengan keluarga Nakamoto, dan aku punya koneksi itu." Ucap jaemin. Taehyun lantas memberikan ponselnya dan merekapun saling bertukar nomor setelahnya.  Baru berpisah dan akan saling menghubungi jika saatnya telah tepat.


Jaemin lantas pergi dari cafe itu dan diapun langsung pergi menuju Nakamoto corp, karena dia ingin mengatakan semuanya yang dia dengar hari ini secepat mungkin, dan meminta restu dengan baik karena dia tak mau kalau hubungannya yang dimulai dengan jalan yang salah di tentang habis-habisan oleh keluarga istrinya itu. Karena jujur dia tak ingin kehilangan lagi.

At. Nakamoto corp.

Jaemin lantas melihat jeno yang tengah berbicara di lobby kantor itu dengan orang yang dia ketahui sebagai Samuel, sepupu dari istrinya itu.  Hingga dia mendekat tanpa ada yang mencurigai dan mendengarkan obrolan jeno dan Samuel.

"Jadi? Apa maksud perkataanmu kemarin?" Datar Samuel.

"Aku curiga mengenai Huang Renjun, istri dari saudara tiriku, aku yakin kalau Huang Renjun ini adalah Nakamoto Renjun."

"Bukan berarti karena memiliki kesamaan nama mereka adalah orang yang sama" datar Samuel.

"Bagaimana jika mereka orang yang sama oniichan?"

"Kau punya bukti lainnya?"

"Tentu saja, asal kau bisa mengumpulkan semua keluarga kalian. Yang memiliki hubungan dengan Nakamoto Renjun, maka aku akan mengatakan pada seluruh keluargamu. Agar mereka percaya. Bagaimana oniichan? Aku terpaksa menyelidikinya sembunyi-sembunyi karena tak ingin bertengkar dengan Haechan."

"Apa aku bisa mempercayai mu?"

"Ya, karena aku bukan tipe orang yang banyak bicara tanpa bukti. Aku akan memberikan waktu untuk oniichan selama seminggu. Dan aku akan pastikan mengatakan semuanya pada keluarga kalian." Ucap jeno.

"Baiklah, aku akan melakukannya."

"Yang paling utama adalah ayahmu oniichan."

"Aku mengerti." Datar Samuel dan jeno hanya menganggukkan wajahnya itu.

Jaemin mendengarkan semuanya dengan jelas lalu diapun tersenyum kecil.

"Maksih jeno, karena kau membantuku saat ini. Seminggu, kurasa aku akan menyelesaikan semuanya." Batin jaemin. Lalu diapun segera pergi untuk kembali pulang.

At. Mansion utama keluarga Jung.

Jaemin masuk dan melihat Taeyong yang malah memanggilnya mendekat dan menyuruhnya menggendong sungchan. Jaemin seketika terdiam tanpa ada niatan mengambil sungchan dari sang ibu.

"Apa yang kau lakukan Na Jaemin? Anakmu merindukanmu." Kesal taeyong.

"Tapi dia bukan anakku. Bukan cucu mommy." Batin jaemin.

"Jaemin?!"

"Maaf mom, aku dari luar, dan aku tak mau kalau sampai sungchan terkena virus, aku akan bersih-bersih dulu."

"Baiklah." Ucap taeyong lalu jaeminpun segera pergi menuju lantai dua.

Ceklek.

Jaemin membuka pintu kamarnya dan melihat renjun yang tidur dengan tenang lalu diapun mendekat dan duduk disebelahnya sembari mengelus kepala renjun dan melihat cincin pernikahan yang hanya melingkar di jari renjun sedangkan di jarinya tak ada sama sekali. Mengenai cincin pernikahannya dengan beomgyu dia buang begitu saja di rumah sakit.

"Akan sangat keterlaluan jika aku tak menggunakannya." Batin jaemin. Lalu diapun langsung membuka nakas sebelah tempat tidur dan mengambil kotak cincin lalu membuka nya, dan diapun melihat cincin yang ada disana lalu mengambilnya dan memasang di jari manisnya.

"Sekarang hanya kau istriku satu-satunya. Hanya kau tempat ku berpulang, walaupun awalnya di mulai Dengan tidak baik, tapi aku sangat ingin berakhir baik dan selamanya denganmu." Monolog jaemin. Lalu diapun mengambil ponselnya dan memotret renjun yang tertidur bahkan menjadikannya walpaper ponsel nya saat ini. Lalu diapun mengirimkan pesan pada bibi kwon yang bekerja di mansion keluarga Na.

Bibi kwon.

Bi, bersihkan semua barang-barang milik beomgyu, kau bisa membuangnya. Karena dia bukan istriku lagi. Copot semua hal yang bersangkutan dengannya. Nanti Jay dan Jake akan datang membawa barang-barang yang akan kau bereskan dan pasang pada tempatnya.

Baik tuan.

Jay.

Datanglah ke mansion saya dan bawa semua nya, foto-foto pernikahan saya dengan renjun, juga semuanya. Suruh bibi kwon mengurus dan merapikan. Mengenai surat pernikahan antarkan ke mansion Jung terlebih dahulu. Kau mengerti?

Baik tuan.

Ajak Jake bersama denganmu.

Baik.




Disaat bersamaan renjun membuka matanya secara perlahan dan menatap jaemin.

"Kapan kau kembali jaemin?" Jaemin lantas meletakkan ponselnya kembali dan tersenyum sembari mengelus kepala renjun. Membuat renjun merasakan terpaan hangat pada relung hatinya.

"Baru saja. Bagaimana keadaanmu?"

"Hmm, sudah lebih baik."

"Besok kita akan ke rumah sakit, karena dokter mengatakan untuk mengecek keadaanmu sekali lagi."

"Hmm. Tapi jaemin, apa aku bisa keluar? Aku merindukan sungchan." Ucap renjun karena walaupun sehari rasanya dia sangat rindu bahkan dia rasanya telah sangat terikat dengannya.

"Aku akan membawa sungchan kemari, aku akan mandi sebentar oke?"

"Hmm." Angguk renjun sembari tersenyum lalu jaeminpun ikut tersenyum dan diapun mengecup pipi chubby renjun lalu masuk kedalam toilet sedangkan renjun langsung memegang wajahnya yang dia yakini pasti sangat memerah saat ini.

































~Tbc~

Comment